Temu Wilayah se-Jateng
DIY MITI Clusster Mahsasiswa di UNNES
Tepatnya
tanggal 23 – 24 November 2013, Sabtu & Minggu Aku dan dua adik tingkat
menghadiri acara temu wilayah masyarakat Ilmuwan & Teknolog Indonesia
bertempat di Universitas Negeri Semarang (UNNES), Gunung Pati, Ungaran,
Semarang. Kegiatan ini merupakan program dari MITI yang diadakan setiap setahun
sekali yang merupakan perkumpulan kelompok study tingkat universitas, untuk di
IAIN Surakarta sendiri belum ada kelompok studi oleh karena itu masih dalam
naungan BEM IAIN Surakarta di bawah Kementrian Riset & Teknologi, Agus
Yulianto selaku menterinya. Agenda di
temu ilmiah ini sangat menarik sekali karna agenda ini merupakan wadah para
ilmuwan-ilmuwan muda yang kedepannya bisa memberikan kontribusi untuk mengembangkan
Indonesia. Begitu banyak materi yang di
paparkan oleh narasumber mengenai kondisi Negara kita. Kegiatan ini di isi
dengan seminar dan diskusi dimana kita sebagai seorang mahasiswa bisa
memberikan suatu karya yang nyata melalui lembaga kampus yang kita miliki. Pada
kesempatan ini saya mengajak teman2 dari FORDISTA Fak. Ilmu Tarbiyah &
Keguruan, Farid Mustofa, Selaku Ketua periode saat ini dan Faris selaku bidang
PSDA. Harapan kita dari temu ilmiah ini dapat membuka cakrawala dan menambah
jaringan untuk memajukan lembaga kampus tentunya.
Selain
itu ada acara seminar nasional pendidikan yang mengangkat tema “ Pendidikan
Berkualitas Membangun Daya Saing Bangsa” dengan narasumber Dr.Edi Suharyati
yang merupakan lulusan dari Universitas di Jepang dan juga dosen UGM. Beliau menempuh pendidikan dari jenjang S1
sampai S3 di Negara matahari terbit. Beliau begitu banyak memaparkan mengenai
kemajuan pendidikan yang ada di Negara Sakura tersebut mulai dari pendidikan
tingkat dasar sampai tingkat universitas. Salah satu hal yang menarik dari
seminar tersebut adalah bahwa kemajuan pendidikan Negara Jepang salah satunya
tidak ada perubahan di dalam kurikulum. Jadi di Negara Jepang kurikulum yang di
pakai selama ini dari masa jadul sampai masa sekarang ini tidak ada perubahan
hanya saja ada suatu modifikasi dalam pengolahan kurikulum tersebut. Selain itu
jam terbang masyarakat Jepang sangat tinggi dalam menuntut ilmu.Meskipun
sekolah tidak berseragam dan tingkat disiplinnya tinggi. Selain itu adanya
dukungan penuh dari pemerintah untuk memajukan pendidikan, seperti penghargaan
kepada para ilmuwan yang ada disana. Jadi para peneliti di jepang sangat
diperhatikan sekali masalah kesejahteraan. Ketika mendengar pemaparan ini saya
sempat berfikir “ Kapan Indonesia seperti Jepang?” hanya angan belaka.
Kegiatan
ini dihadiri sekitar 17 kampus seJateng & DIY seperti UGM, UMY, UIN Sunan
Kalijaga,UNS, IAIN Surakarta, UNDIP, IKIP PGRI Semarang, UNNES, AMIKOM
Yogyakarta, UNSOED Purwokerto dll. Acaranya
sangat menarik dan kita mendapatkan jaringan untuk bertukar pikiran dan
informasi. Supaya tali silahturhami ini tetap berjalan maka saya buatkan group
buat teman2 alumni temu wil. Jateng DIY dengan nama ALUMNI TEMWIL JATENG DIY
MITI harapannya dari group ini kita bisa sharing dan tukar informasi.
Ketika
mengikuti acara ini ada satu moment yang membuat diri ini merinding hamper meneteskan
air mata, ketika itu ada acara diskusi bersama pakar Pendidikan luar Biasa,
Drs. Sucipto yang merupakan kepala sekolah SLB N Semarang. Kebetulan beliau ini
alumni dari pendidikan lar biasa UNY dan aku juga sempat membaca buku beliau
yang saat itu aku temukan di perpustakaan IAIN Ska Pusat. Beliau hadir tidak
sendirian akan tetapi bersama anak-anak didiknya. Mereka merupakan anak luar
biasa. Beliau sempat mengatakan “ Kami dating dan hadir disini bukan untuk
dikasihani akan tetapi kami dating di sini supaya memberikan inspirasi untu
kalian semua”. Ketika Pak Sucipto mengenalkan salah satu anak didiknya yang
bernama Bakhul membuat kami semua tersentak dengan sedikit cerita mengenai
latar belakang anak tersebut. Anaknya itu tinggi besar wajahnya sungguh sangat
menawan bagi siapa saja yang melihatnya dan dia memiliki kelebihan menyanyi
denga suara yang sangat merdu sekali. Akan tetapi, si Bakhul ini anak yang
memiliki kekurangan dari segi angka. Dia lemah dalam berfikir terkait
hitung-hitungan bahkan menghitung uang sekalipun tidak tidak bisa. Ada satu
lagi anak yang menginspirasi saya Karisma seorang anak yang memiliki kelebihan
luar biasa sejak usia lima tahun ketika ingin bersekolah di tempat umum begitu
banyak yang menolak dikarenakan anak ini berbeda perilakunya dengan yang
lainnya hiperaktif. Akan tetapi, anak ini memiliki kecerdasan multiple
intelegence yang sungguh luar biasa. Prestasinya begitu lar biasa. Dia satu-satunya
pemain drum katagori anak autis se-dunia yang berhasil memecahkan rekor muri
dan juga vokalis terbaik katagori anak autis sed-dunia. Selain itu dia juga
memecahkan rekor muri dengan menghafal ratusan lagu. Aku hanya mengucapkan
SubhanaAllah..di balik kekurangan ada kelebihan. Ternyata segala sesuatu yang
ada di dunia ini tidak ada yang sempurna. Tanggal 1 desember 2013 mendatang
mereka akan tampil di Metro TV acara Kick Andy. Merekan ada bukan untuk di
hindari tapi mereka ada untuk di akui. Harapanku kedepannya aku bisa mengundang
mereka ke kampusku. Supaya civitas akademika dapat bersyukur
dengan apa yang dimilikinya. Luar biasa!!.
Karisma saat tampil nyanyi di Kick Andy
Cindy anak Autis memecah rekor MURI
Siswi Sekolah Luar Biasa (SLB)
Negeri Semarang Cindy Widhoretno memainkan alat musik drum, saat dilakukan
pengujian oleh Museum Rekor Dunia-Indonesia. MURI memberikan penghargaan kepada
Cindy untuk kategori "Anak Autis dengan Kemampuan Terbanyak" karena
dinilai memiliki kemampuan dapat memainkan alat musik drum, gitar, keyboard,
menari, melukis, dan memasak.
No comments:
Post a Comment