Monday, December 14, 2020

Sajak tentang uang

sumber gambar: https://lifepal.co.id/media/uang-kartal/

 

Tak Ada Esok Tak Ada Rupiah

Oleh Agus Yulianto

 

Aku selalu memikirkanmu

setiap detik, menit, bahkan selama nyawaku masih singgah dalam tubuhku

tak ada pengganti esok yang lebih kuasa selainmu

meski kau selalu menjadi perbincangan para elite politik dan penguasa

sebab keberadaanmu sungguh memukau mata.

 

Kau selalu diperebutkan bahkan diperkosa

oleh mereka yang mencinta

untuk nyawa demi kehidupan

bahkan kau disembunyikan

dalam brankas berlapis baja

agar maling tak kuasa

menadah dalam kegelapan.

 

Hajat hidup manusia ada padamu

Betapa ku cinta padamu?

Wahai! rupiahku.

                                     Karanganyar, 9 November 2020

 

 

 

 


Friday, December 11, 2020

Mengulas Buku Fiksi Antologi Cerpen Amygdala

 

Amygdala Sebuah Proses Kehidupan


www.agusyulianto.com
 

Judul Buku: Antologi Cerpen FLP Jawa Tengah Amygdala

Penulis: Rahman Hanifan, Muh. Nurul Furqon, Bening Pertiwi, Agus Yulianto, Asri Istiqomah, Sakti Wibowo, Rianna Wati, dkk

Jumlah Halaman:  240 hal

Cetakan pertama, tahun 2020

Penerbit: Indiva Mitra Pustaka (IMP) PT Indiva Media Kreasi


    Saya akan Mengulas Buku Fiksi Antologi Cerpen Amygdala dari Forum Lingkar Pena (FLP) Wilayah Jawa Tengah. Setelah sekian lamanya akhirnya Forum Lingkar Pena Wilayah Jawa Tengah  mengeluarkan karya terbarunya dalam sebuah antologi cerita pendek. Sebelumnya juga pernah menghadirkan antologi cerpen pada tahun 2000-an awal yang berjudul  Kata Orang Aku Mirip Nabi Yusuf.  Jeda yang cukup panjang.

   Melalui penerbit PT Indiva Media Kreasi-Indiva Mitra Pustaka (IMP)- Amygdala hadir untuk mengobati kerinduan para pembaca Forum Lingkar Pena (FLP) Jawa Tengah. Dalam buku ini ada 23 cerita pendek yang ditulis oleh penulis Forum Lingkar Pena (FLP) lintas generasi. Mengulas Buku Fiksi Antologi Cerpen Amygdala sangat menarik bagi saya. 

    Amygdala merupakan salah satu judul cerpen yang ditulis oleh Muh. Nurul Furqon yang menjadi judul utama dalam buku ini. Cerpen ini bisa dikatakan mewakili cerpen-cerpen yang ada dalam buku ini. Cerpen yang sebelumnya pernah dimuat Majalah Hadila edisi 114 terdapat unsur edukasi yang sangat mengesankan bagi saya selaku pembaca. Perlu dipahami cerpen Amygdala ini memberikan sebuah pesan pada orang tua tentang pola mendidik anak khususnya yang berhubungan dengan daya ingat (hfalan). Banyak hal yang bisa kita dapatkan ketika membaca dan meresapi kalimat demi kalimat dalam cerpen tersebut.

            Bukan hanya itu saja pembaca juga disuguhkan dengan cerpennya Bening Pertiwi yang berjudul Air Mata Sembrani. Dalam cerpen ini alur dan setting cerita bertema kolosal. Cerita yang diadaptasi dari cerita rakyat dari daerah Cilacap. Bening menurut penulis cukup berhasil dalam mengemas cerita yang memiliki unsur sejarah serta lokalitas. Karena tidak semua penulis mampu dalam mengadaptasi sebuah cerita rakyat bertema kerajaan menjadi sebuah cerpen yang utuh. Lain halnya, dengan Rahman Hanifan melalui cerpennya yang berjudul Bocor pembaca diajak lebih peka terhadap kondisi sosial di masyarakat. Cerpen Bocor ini sangatlah unik. Selain penulisan kalimat yang pendek. Pesan yang disampaikan oleh penulis bagi saya bisa mengena ke hati para pembaca. Penulis mengangkat isu yang sangat familiar di masyarakat-budaya merokok- isu yang tidak begitu banyak dilirik oleh para penulis.

            Selain isu sosial di masyarakat juga ada cerpen yang ceritanya menggambarkan sosok pribadi si penulis itu sendiri. Hal itu bisa dibaca melalui cerpennya Sutono Suto yang berjudul Bang Udin. Pertama saya membaca cerpen tersebut langsung tertancap dalam pikiran alur cerita dalam cerpen ini berhubungan erat dengan kehidupan penulis itu sendiri. Meski tokoh utama dalam cerita ini seorang wanita. Cerpen yang mengangkat perjuangan menjadi seorang penulis dan kekaguman pada seorang penulis. Cerpen yang sangat menarik bagi saya. Dengan bahasa yang sangat sederhana berpadu dengan bahasa ibu (Tegal) di mana penulis tersebut tinggal.

            Selain isu sosial yang bermuatan lokal. Dalam antologi Amygdala ini para pembaca juga disuguhkan dengan tema perjodohan. Tema yang hingga saat ini masih diminati oleh para penulis untuk digarap karena masih diminati dan laku di pasaran. Tema yang bertema perjodohan dapat ditemukan dalam cerpennya Dian Nafi yang berjudul Mak Comblang, Ciani Limaran yang berjudul Gadis Jawa, dan juga cerpennya Asri Istiqomah yang berjudul  Cinta di Lauh Mahfudz. Kehidupan asmara yang disajikan penulis sangatlah menarik untuk diikuti dalam setiap kisah dalam cerpen tersebut.  

            Kalau cerpen yang saya tulis sendiri tidak jauh pula tentang kisah kehidupan dalam sebuah rumah tangga yang dihadapkan pada sebuah ujian tentang kesetiaan dan cinta kasih. Cerpen yang berjudul Titip Rindu untuk Ayah sepintas bahkan judulnya sangat populer karena sama dengan judul sebuah lagu ciptaan Ebiet G. Ade.  

            Mengulas Buku Fiksi Antologi cerita pendek Amygdala ini menurut saya bisa menjadi rujukan bagi pembaca di saat menghadapi kehidupan yang semakin menantang. Di mana kehidupan sosial masyarakat yang sudah mulai renggang sebab terkontaminasi gaya kehidupan perkotaan yang lebih mengutamakan sikap individualistik. Kumpulan Cerpen Amygdala ini memberikan secercah harapan di tanah kehidupan yang gersang ini. Bagi saya membaca Amygdala sama halnya memberikan hiburan rohani bahkan memberikan semacam nasehat bagi para pembaca. Sebab akan ditemukan beragam kisah yang bukan hanya permasalahan percintaan semata, akan tetapi tentang kehidupan sosial bahkan juga isu Palestina. Pembaca tidak akan pernah rugi jika memiliki buku kumpulan cerita pendek FLP Jawa Tengah dari lintas generasi. Selamat membaca dan membeli bukunya. 


*Pengulas Agus Yulianto. 

Bagi yang ingin bukunya diulas dan diposting di web saya. Bisa menghubungi saya dan mengirim bukunya. 

Wednesday, December 9, 2020

Mengulas Buku Fiksi Novel Rianna Wati

 

Salju Sungai Seine Sebuah Simbol Ikatan Cinta Semata

 

 

www.agusyulianto.com

            Novel Salju Sungai Seine yang ditulis oleh Rianna Wati sungguh sangat berbeda dengan novel-novel sebelumnya. Rianna Wati mencoba keluar dari zona nyaman jika kalian pernah membaca salah satu karyanya. Sangat jauh berbeda sekali. Pada kesempatan kali ini saya akan mengulas buku fiksi sebuah novel terbarunya Rianna Wati. 

Novel Salju Sungai Seine karya Rianna Wati ini mencoba menyuguhkan keindahan dan seluk beluk kehidupan di Negara Prancis. Banyak sekali pengetahuan yang dijabarkan ke pada pembaca. Mulai dari budaya dan kehidupan sosial di Prancis. Melalui tokoh utamanya Amara seorang gadis miskin yang berasal dari kabupaten Wonogiri-tempat kelahiran penulis- sejak kecil sudah terpisah dengan ibunya karena suatu sebab. Menjauh dari keluarganya dengan  pergi tanpa kabar. Hingga ia menjalani kehidupan di panti asuhan, Jakarta. Kehidupan si tokoh utama semasa kecilnya dulu sangat memprihatinkan-miskin hingga pada sebuah pemerkosaan yang dilakukan oleh ayah tirinya. Amara ternyata bukanlah gadis yang lemah meski sering mendapat bully dari teman sekolahnya-ketika remaja SMA- gadis itu terkenal dengan kecerdasannya serta kegigihannya untuk menggapai mimpi-mimpinya kuliah di luar negeri. Hingga pada suatu waktu ada kesempatan program beasiswa kuliah di Sorbone, Prancis. Kesempatan emas itu ia manfaatkan betul dengan segala keterbatasannya termasuk biaya. Nasib baik akhirnya datang pada Amara. Ia diterima dan mendapat beasiswa di Sorbone University, Prancis. Kehidupan baru dan petualangan baru Amara di mulai dengan segala keterbatasannya. Apalagi sebagai seorang muslimah (pakaian menutupi seluruh tubuh dan hijab).  

Sebagai mahasiswi baru Amara ternyata tidak sendirian. Melalui KBRI Amara dikenalkan dengan kakak tingkatnya yang senasib menjadi pejuang beasiswa. Kehidupan di Prancis menjadikan Amara tumbuh menjadi perempuan yang mandiri dan dewasa. Ia dipertemukan dengan berbagai orang dari segala penjuru negara yang mendapat beasiswa. Ternyata kehidupan di Prancis tidak semulus apa yang Amara bayangkan. Apalagi yang berhubungan dengan dunia Islam. Perlu diketahui Negara Prancis dalam novel tersebut digambarkan sebagai negara yang penduduknya menganut Islamphobia. Hal yang melatar belakangi warganya menjadi Islamphobia karena aksi yang dilakukan oleh segelintir orang yang mengatasnamakan Islam. Terutama isu teroris. Penampilan Amara pun selalu menjadi sorotan bagi sebagian warga Prancis di saat area umum. Terutama yang menganut paham Islamphobia. Meski ada sebagian yang masih menjujung toleransi dan menerima orang yang beridentitas islam dengan baik.

 Rianna Wati sangat piawai meramu isu-isu kontemporer dalam novel tersebut. Mulai dari pergaulan bebas di Prancis-free sex, dunia gay-, Isu feminisme, Isu Terorisme, hingga gaya hidup masyarakat Prancis. Bukan hanya mengulas isu kontemporer akan tetapi, dalam setiap ceritanya Rianna Wati mencoba memberikan sebuah asupan-asupan yang mencerahkan ke pada pembaca. Hal itu digambarkan melalui tokoh utamanya Amara yang dikenal sebagai perempuan cerdas dan berpengetahuan.

Ternyata kecerdasan Amara itu memikat hati seorang lelaki-Fattah- Mahasiswa dari Brunaidarussalam. Bukan hanya itu saja, akibat dari kecerdasan dan kelembutannya Amara juga menjadi teman yang open mind  kalau saya membahasakan konselor bagi teman-temannya yang sedang menghadapi masalah (teman-temannya asli warga Prancis)-Menyelamatkan tetangga di apartemennya yang mencoba bunuh diri dan memberi sebuah motivasi pada sahabatnya asli warga Prancis yang hamil di luar nikah (yang tidak percaya pada sebuah ikatan pernikahan hanya percaya pada kata-kata cinta semata).  

Dalam novel ini penulis menggambarkan kehidupan asmara Amara dibilang (tidak) rumit. Rianna Wati tidak begitu menonjolkan nuansa asmara (kisah cinta) tokoh utama. Sebab tokoh utama selalu dipertentangkan dengan masa lalunya. Sehingga kurang begitu mengexplore lebih mendalam nuansa cinta di Sungai Seine. Menurut saya Salju Sungai Seine hanyalah sebuah simbol semata sepasang kekasih yang mengikat janji cinta. Meski dalam novel ini Amara dihadapkan pada dua pilihan lelaki; Iqbal dan Fattah.  Iqbal seorang teman semasa sekolah dulu yang digambarkan sebagai lelaki yang menjadi pelindung Amara dari segala tindakan buli, dan sebagai mahasiswa UI. Fattah sebagai teman kuliah di Sorbone berlatar belakang sebagai lelaki yang santun, berpengetahuan, memiliki wawasan keislaman yang luas dan kuat pendiriannya juga berasal dari keluarga yang sangat kaya (pengusaha).  Meski pada endingnya tebakan saya sebagai pembaca sangat meleset tentang pilihan hati Amara. Kalau secara logika menurut saya kurang begitu tepat ketika seorang lelaki akhirnya mundur dari perjuangan cintanya ketika melihat sebuah foto gadis pujaannya sejajar dengan lelaki lain dalam sebuah forum. Andaikan saya sebagai penulis mungkin akan lebih mengexplore secara mendalam lagi.

Novel Salju Sungai Seine ini sebuah karya yang sangat amazing bagi saya. Sebab Rianna Wati berani keluar dari zona nyaman tanpa harus menghilangkan nuansa religinya. Selamat membaca dan berimajinasi di Prancis.   

 

            *Pengulas Agus Yulianto. Pembaca buku tinggal di Karanganyar.  

Bagi yang ingin saya ulas bukunya silahkan kirim buku kalian. Insyaallah akan saya ulas dan dimuat di blog saya. 

Monday, December 7, 2020

PHK dan Kalimat Ibu

 


Where there is no struggle, there is no strength

(Oprah Winfrey)

           

Ada sebuah cerita seorang anak muda yang berprofesi sebagai guru SD. Selama bekerja sebagai guru dia tidak pernah mengecewakan pimpinanannya sedikitpun. Segala pekerjaan dia kerjakan dengan baik. Terutama tugas utamanya mengajar di kelas. Tidak pernah dia meninggalkan kelasnya kecuali ketika ada rapat atau tidak masuk karena sakit atau ada acara dinas. Bahkan pemuda ini menjadi guru yang diidolakan oleh anak-anak didiknya bahkan orang tuanya. Sebab anak muda ini selalu menjaga pola komunikasi yang baik dengan pihak orang tua. Sehingga para orang tua sangat respek dan kagum dengan guru yang statusnya masih lajang itu.

            Anak muda ini terkenal dengan pribadinya yang mudah bergaul dengan siapa saja. Sehingga kehidupan sosial di lingkungan kerjanya bisa dikatakan sangat baik. Kehadiran guru muda ini memang menumbuhkan semangat dan harapan baru untuk perkembangan sekolah tersebut. Perjuangan yang dilaluinya ketika ke sekolah tidaklah suatu hal yang mudah. Jarak yang ditempuh antara rumahnya dengan sekolahnya bisa dikatakan sangat jauh.  Perlu diketahui ketika dia berangkat kerja  pukul 05.00 pagi agar tidak terlambat ke sekolah. Sebab dia sadar jarak antara rumahnya Karanganyar ke Boyolali sangatlah jauh. Meski dia berangkat pagi tiba di sekolah pun pasti selalu tepat pukul 07.00 di karenakan jaraknya yang jauh.

Anak muda itu sangat menikmati dan senang dengan profesinya sebagai guru. Anak-anak didiknya merupakan sumber utama kekuatan dirinya untuk terus bertahan meski bila dikatakan penghasilan yang di dapatkan masih dibawah UMR. Namun, anak muda itu abai dengan penghasilan yang dia dapatkan. Dia menyakini bahwa Allah swt. akan memberikan rezeki yang lebih ketika menjalani pekerjaan sebagai guru dengan ikhlas. Guru itu pekerjaan yang mulia ketika menjalaninya dengan ikhlas. Sebab di setiap ucapan, perilaku selalu menjadi teladan untuk anak-anak didiknya. Berasal dari itulah pahala akan mendatangi. Karena ucapan yang baiklah murid menjadi baik ketika berbicara. Karena sikap dan perilakunya maka murid akan mencontohnya. Jadi di dalam diri seorang guru  mengandung pahal-pahala yang cukup banyak. Apalagi ketika guru menyampaikan sebuah nasehat dan ilmu pahalanya jauh lebih besar.

           

***

Pada suatu ketika menjelang hari raya tepatnya bulan Ramadhan. Guru muda itu mendapatkan sebuah surat cinta dari yayasan yang menaungi sekolahnya. Bukan hanya dia saja akan tetapi, seluruh guru dan tenaga pendidik juga mendapatkan surat yang sama. Surat itu dibungkus dengan rapi. Di sampul surat sudah tertulis masing-masing nama penerimanya. Pihak yayasan pun menyampaikan maksud dari surat yang diberikan kepada semua guru dan karyawan. Bahwa surat itu berisi tentang pemutusan hubungan kerja dan perpanjangan kontrak kerja. Wajah anak muda itu langsung pucat pasi tetapi dia masih optimis bahwa PHK tidak akan menimpanya. Sebab selama ini kinerjanya tidak mengecewakan. Setelah pihak yayasan meminta untuk membuka isi surat itu. Mata anak muda itu terbelalak kaget ketika melihat barisan huruf yang bertuliskan PHK.  Air matanya ingin tumpah namun dia berusaha sekuat tenaga untuk menahannya. Dalam hatinya berkata tidak ada sesuatu yang perlu di sesali. Apa yang terjadi saat ini padanya merupakan ketentuannya dan yakinlah pasti Allah swt., akan memberikan ganti yang jauh lebih baik.

            Anak muda itu berusaha untuk tegar dan menampakkan wajah penuh optimis seakan-akan tidak terjadi sesuatu padanya. Begitu juga dengan teman-temannya yang memiliki nasib yang sama. Ada yang belum terima dan bahkan ada yang menangis. Seolah-olah apa yang dilakukan dan diberikan untuk sekolah tidak ada artinya sama sekali. Ketidakadilan seakan menimpa pada diri mereka.

Anak muda itu kemudian melajukan motornya dengan santai sambil berucap istigfar dalam perjalanan pulang. Setelah sampai di rumah dia mengatakan apa yang terjadi pada dirinya kepada ibunya, “Bu, aku dapat surat PHK,” dengan mata berkaca-kaca dan wajah yang sudah tidak bergairah. Lalu, ibunya bilang, “Ya sudah, diterima saja. Gusti Allah akan memberikan pekerjaan yang lebih baik terutama yang dekat dengan rumah.” Sebuah senyum mulai berkembang dari wajah anak muda itu. Secercah motivasi dari seorang ibu membangkitkan semangatnya untuk tidak berhenti mengejar mimpi.

            Kawan, sadarilah bahwa rezeki itu sudah ada yang mengatur. Siapa lagi kalau bukan Allah swt. Dialah yang menentukan jalan hidup kita. Ketika terkena musibah PHK ingatlah itu bukanlah akhir dari segala-galanya. Sadarilah rezeki itu sudah diatur oleh Allah swt., dan pasti adil untuk kita. Hal ini juga ditegaskan dalam sebuah surah Q.S.Asy Syuraa : 27, “ Dan jikalau Allah melapangkan rezki kepada hamba-hamba-Nya tentulah mereka akan melampui batas di muka bumi, tetapi Allah menurunkan apa yang dikehendaki-Nya dengan ukuran. Sesungguhnya Dia Mhaa Mengetahui (keadaan) hamba-hambaNya lagi Maha Melihat.” Terkadang kita susah untuk merasakan adanya limpahan nikmat bahkan terkadang kufur mengingkari berbagai limpahan nikmat Allah. Nikmat itu baru terasa manakala nikmat itu dicabut dari genggaman kita.

            Anak muda itu sekiranya telah berusaha ikhlas dalam bekerja sebagai guru karena Allah dan niatnya bukan karena dunia semata, senantiasa melakukan kewajibannya sebagai hamba Allah namun ternyata Allah mentakdirkan kena PHK maka bisa diambil hikmahnya bahwa  Allah dengan kuasaNya ingin memberikan tempat ladang bekerja yang lebih baik, lebih barokah lagi dibandingkan tempat kerja  sebelumnya dan Allah swt., dengan kuasaNya ingin memberikan kondisi pergaulan ataupun kehidupan yang jauh lebih barokah dari pada kehidupan di daerah tempat bekerjanya yang dulu. “Sesungguhnya tidaklah engkau meninggalkan sesuatu karena Allah swt., kecuali Allah akan menggantinya dengan yang lebih baik darinya.” (HR. Ahmad)**

 

Tulisan Disukai Pembaca

Mengulas Buku Fiksi Antologi Cerpen Amygdala

  Amygdala Sebuah Proses Kehidupan www.agusyulianto.com   Judul Buku : Antologi Cerpen FLP Jawa Tengah Amygdala Penulis : Rahman Hanifan, ...