Salju Sungai
Seine Sebuah Simbol Ikatan Cinta Semata
www.agusyulianto.com |
Novel
Salju Sungai Seine yang ditulis oleh Rianna Wati sungguh sangat berbeda dengan
novel-novel sebelumnya. Rianna Wati mencoba keluar dari zona nyaman jika kalian
pernah membaca salah satu karyanya. Sangat jauh berbeda sekali. Pada kesempatan kali ini saya akan mengulas buku fiksi sebuah novel terbarunya Rianna Wati.
Novel Salju Sungai Seine karya Rianna Wati ini
mencoba menyuguhkan keindahan dan seluk beluk kehidupan di Negara Prancis. Banyak
sekali pengetahuan yang dijabarkan ke pada pembaca. Mulai dari budaya dan
kehidupan sosial di Prancis. Melalui tokoh utamanya Amara seorang gadis miskin
yang berasal dari kabupaten Wonogiri-tempat kelahiran penulis- sejak kecil
sudah terpisah dengan ibunya karena suatu sebab. Menjauh dari keluarganya
dengan pergi tanpa kabar. Hingga ia
menjalani kehidupan di panti asuhan, Jakarta. Kehidupan si tokoh utama semasa
kecilnya dulu sangat memprihatinkan-miskin hingga pada sebuah pemerkosaan yang
dilakukan oleh ayah tirinya. Amara ternyata bukanlah gadis yang lemah meski
sering mendapat bully dari teman sekolahnya-ketika remaja SMA- gadis itu
terkenal dengan kecerdasannya serta kegigihannya untuk menggapai mimpi-mimpinya
kuliah di luar negeri. Hingga pada suatu waktu ada kesempatan program beasiswa
kuliah di Sorbone, Prancis. Kesempatan emas itu ia manfaatkan betul dengan
segala keterbatasannya termasuk biaya. Nasib baik akhirnya datang pada Amara.
Ia diterima dan mendapat beasiswa di Sorbone University, Prancis. Kehidupan
baru dan petualangan baru Amara di mulai dengan segala keterbatasannya. Apalagi
sebagai seorang muslimah (pakaian menutupi seluruh tubuh dan hijab).
Sebagai mahasiswi baru Amara ternyata tidak
sendirian. Melalui KBRI Amara dikenalkan dengan kakak tingkatnya yang senasib
menjadi pejuang beasiswa. Kehidupan di Prancis menjadikan Amara tumbuh menjadi
perempuan yang mandiri dan dewasa. Ia dipertemukan dengan berbagai orang dari
segala penjuru negara yang mendapat beasiswa. Ternyata kehidupan di Prancis
tidak semulus apa yang Amara bayangkan. Apalagi yang berhubungan dengan dunia
Islam. Perlu diketahui Negara Prancis dalam novel tersebut digambarkan sebagai
negara yang penduduknya menganut Islamphobia. Hal yang melatar belakangi
warganya menjadi Islamphobia karena aksi yang dilakukan oleh segelintir orang
yang mengatasnamakan Islam. Terutama isu teroris. Penampilan Amara pun selalu
menjadi sorotan bagi sebagian warga Prancis di saat area umum. Terutama yang
menganut paham Islamphobia. Meski ada sebagian yang masih menjujung toleransi
dan menerima orang yang beridentitas islam dengan baik.
Rianna
Wati sangat piawai meramu isu-isu kontemporer dalam novel tersebut. Mulai dari
pergaulan bebas di Prancis-free sex, dunia gay-, Isu feminisme, Isu Terorisme,
hingga gaya hidup masyarakat Prancis. Bukan hanya mengulas isu kontemporer akan
tetapi, dalam setiap ceritanya Rianna Wati mencoba memberikan sebuah
asupan-asupan yang mencerahkan ke pada pembaca. Hal itu digambarkan melalui
tokoh utamanya Amara yang dikenal sebagai perempuan cerdas dan berpengetahuan.
Ternyata kecerdasan Amara itu memikat hati
seorang lelaki-Fattah- Mahasiswa dari Brunaidarussalam. Bukan hanya itu saja, akibat
dari kecerdasan dan kelembutannya Amara juga menjadi teman yang open mind kalau saya membahasakan konselor bagi teman-temannya
yang sedang menghadapi masalah (teman-temannya asli warga Prancis)-Menyelamatkan
tetangga di apartemennya yang mencoba bunuh diri dan memberi sebuah motivasi
pada sahabatnya asli warga Prancis yang hamil di luar nikah (yang tidak percaya
pada sebuah ikatan pernikahan hanya percaya pada kata-kata cinta semata).
Dalam novel ini penulis menggambarkan kehidupan
asmara Amara dibilang (tidak) rumit. Rianna Wati tidak begitu menonjolkan
nuansa asmara (kisah cinta) tokoh utama. Sebab tokoh utama selalu
dipertentangkan dengan masa lalunya. Sehingga kurang begitu mengexplore lebih
mendalam nuansa cinta di Sungai Seine. Menurut saya Salju Sungai Seine hanyalah
sebuah simbol semata sepasang kekasih yang mengikat janji cinta. Meski dalam
novel ini Amara dihadapkan pada dua pilihan lelaki; Iqbal dan Fattah. Iqbal seorang teman semasa sekolah dulu yang
digambarkan sebagai lelaki yang menjadi pelindung Amara dari segala tindakan buli,
dan sebagai mahasiswa UI. Fattah sebagai teman kuliah di Sorbone berlatar
belakang sebagai lelaki yang santun, berpengetahuan, memiliki wawasan keislaman
yang luas dan kuat pendiriannya juga berasal dari keluarga yang sangat kaya
(pengusaha). Meski pada endingnya
tebakan saya sebagai pembaca sangat meleset tentang pilihan hati Amara. Kalau
secara logika menurut saya kurang begitu tepat ketika seorang lelaki akhirnya
mundur dari perjuangan cintanya ketika melihat sebuah foto gadis pujaannya
sejajar dengan lelaki lain dalam sebuah forum. Andaikan saya sebagai penulis
mungkin akan lebih mengexplore secara mendalam lagi.
Novel Salju Sungai Seine ini sebuah karya yang
sangat amazing bagi saya. Sebab Rianna Wati berani keluar dari zona nyaman
tanpa harus menghilangkan nuansa religinya. Selamat membaca dan berimajinasi di
Prancis.
Bagi yang ingin saya ulas bukunya silahkan kirim buku kalian. Insyaallah akan saya ulas dan dimuat di blog saya.
No comments:
Post a Comment