Korban Kekerasan
Oleh Agus Yulianto
Suara
riuh siswa kelas XI SMA Pertiwi pagi ini membuat para guru berhamburan ke
luar. Si jagoan membuat ulah kembali. Dua
lelaki bertubuh jakung dan gempal beradu kekuatan di saat matahari mulai
memberi aroma panas di lapangan yang berukuran 28,5 meter dan lebar 15 meter
itu. Kejadian itu tentu saja menjadi
tontonan para siswa dari balik jendela kelas.
Pak Roni pun mendatangi aroma yang mengundang keribuatan.
Selaku guru Bimbingan Konseling (BK)
yang dikenal sangat galak. Ia langsung turun tangan melerai keduanya. Darwis sudah memasang kuda-kuda dan Brenden kedua
tangannya mengepal seperti petinju. Sebelum adu jotos berlanjut. Keduanya
diamankan di ruang BK.
***
Awal mula pemicu masalah adalah Darwis. Dia pertama kali
mengejek Brenden karena penampilannya kelihatan cupu. Brenden tidak terima
dengan ejekan yang dilontarkan Darwis. Kesabaran Brenden pun sudah hilang.
Akhirnya, terjadilah pemukulan yang dilakukan oleh Brenden. Dan Darwis pun
membalasnya.
Darwis sudah berulang kali membuat keonaran di sekolah.
Pihak sekolah tidak tahu yang melatar belakangi sikap Darwis berubah seratus
derajat. Waktu kelas X dulu sikap anak itu sangat santun. Tidak tahu kenapa
semenjak naik kelas XI semua berubah begitu cepat.
Pihak BK hingga saat ini masih belum menemukan penyebab perubahan sikap Darwis. Pak Roni berinisiatif
memanggil orang tua Darwis untuk datang ke sekolah.
**
“Maafkan anak saya, Pak?” suara parau seorang wanita yang
berada di ruang BK terdengar memelas. Wanita yang ditaksir berusia empat
puluhan itu wajahnya menunduk. Memohon dengan sangat agar anaknya tidak di drop
out (DO) dari sekolah.
Air mata pun turut serta mewakili perasaannya. Wajahnya
pun sudah terlihat layu. Seakan tidak ada gairah untuk hidup. Dia adalah ibunya
Darwis.
Terlihat di beberapa bagian wajah ada sedikit luka lebam.
Ujung bibirnya ada sebuah goresan luka. Seperti bekas tamparan.
Pak Roni yang saat itu didampingi Ibu Siska dengan penuh haru
mendengarkan keluh kesahnya. Air bening pun tidak terasa menetes dari sudut
mata Ibu Siska.
Kedua guru BK itu akhirnya memahami dibalik perubahan
perilaku Darwis. Ternyata kehidupan rumah tangga kedua orang tua Darwis tidak
begitu harmonis. Setiap malam selalu disuguhi adegan kekerasan. Ayah yang
seharusnya menjadi pelindung keluarga. Malah sebaliknya menjadi penjahat
keluarga.
Menurut cerita ibunya hal itu disebabkan karena
perusahaan yang dimiliki ayahnya mengalami ke bangkrutan. Mau tidak mau harus
menanggung beban hutang. Mengingat
seluruh aset yang dimiliki sudah habis terjual. Semenjak itu sering terjadi
percekcokan hingga akhirnya berujung pada tindak kekerasan.
Kekerasan tidak hanya terjadi pada ibunya. Darwis pun juga
sering mendapat tendangan dari ayahnya karena masalah sepele. Kejadian itu tidak
terjadi sekali akan tetapi hampir setiap hari. Semua itu dinikmati Darwis
dengan luka yang menganga. Meski hatinya remuk redam lelaki yang dijuluki mirip
penyanyi asal Korea Choi Min-Ho ini berusaha tegar. Meski ia menangis di atas
sajadah yang tebentang.
Mendengar cerita dari Ibunya Darwis. Kedua mata Pak Roni
dan Bu Siska saling beradu pandang. Mencari solusi terbaik untuk masa depan
Darwis. Sangat disayangkan jika Darwis harus dikeluarkan dari sekolah. Sebab
anak itu pintar dan selalu juara dalam setiap perlombaan.
Demi masa depan Darwis agar lebih baik. Pak Roni dan Bu
Siska menawarkan sebuah tempat tinggal sementara untuk Darwis. Asrama yang terletak tidak jauh dari sekolah.
Sebenarnya asrama itu diperuntukkan untu anak-anak program Boarding School.
Ibunya Darwis tidak bisa berbuat apa-apa. Akan tetapi,
semua itu akan dikembalikan juga pada Darwis. Jujur Ibunya tidak rela melepas
Darwis. Namun bagaimana lagi kalau memang semua itu untuk kebaikan anaknya.
Segala bujuk rayu dilakukan ibunya. Akhirnya, Darwis menerima tawaran itu.
Semoga kau kelak menjadi lelaki yang menghargai wanita. Perlakukanlah
wanita selayaknya wanita. Sebab wanita itu ibarat kaca yang berdebu. Jangan
terlalu keras membersihkannya. Nanti mudah retak dan pecah. Ucap ibunya dalam hati. Sambil memeluk erat anak lelaki
satu-satunya itu.**
Dimuat Koran Harian Minggu 14 Juni