Setiap orang memiliki kisah, pengalaman, catatan atau
rekaman tentang masa lalu. Kisah-kisah yang bertaburan suka maupun duka menjadi
teman perjalanan dalam mengarungi hidup ini. Ada sebuah istilah “Life is a
journey” yang memiliki makna bahwa kehidupan ini adalah suatu perjalanan
yang diawali dengan Birth dan diakhiri dengan Death. Kemudian
diantara keduanya ada choice yang berarti suatu pilihan. Perjalanan
hidupa kita tidak lepas dari ketiga hal itu.
BIRTH-------CHOICE----DEATH
Setiap kisah dalam perjalanan hidup ini kalau
hanya dibuang begitu saja tentu sia-sia belaka. Maka perlu kita kemas dengan
semenarik mungkin pengalaman hidup ini. Berharap orang-orang disekitar dapat
belajar dari setiap sisi perjalanan hidup. Belajar dari sisi positif maupun
sisi negatif. Agar kisah hidup kita berkesan dan menjadi sebuah kado untuk masa
depan anak-anak bahkan cucu. Bingkailah kisah itu dalam sebuah bentuk tulisan
bernama Memoar.
Memoar
merupakan catatan atau rekaman perjalanan hidup seseorang yang hanya sekelumit
dari yang dikisahkan. Memoar bisa dikatakan tulisan kenangan, inspiratif yang
berisi ide atau gagasan (menyerupai outobiografi) dengan menekankan pendapat,
kesan, dan tanggapan penulis atas peristiwa-peristiwa pribadi yang
direfleksikan dengan kehidupan sekitar. Memoar hampir mirip dengan
outobiografi, namun bedanya memoar mengambil potret peristiwa tertentu dalam
hidup seseorang. Memoar cenderung gaya membacanya seperti novel. Penggunaan
bahasa dalam menulis memoar lebih santai, beragam kosa kata bahasanya dan hanya
informasi relevan yang dimasukkan, tidak semua hal tentang hidup seseorang
penulis harus dijelaskan.
Ada
beberapa judul buku menulis bersama sebuah memoar yang penulis pernah garap. Antara
lain; Memoar Bermasjid (2017) penerbit Langgar Soeka Batja yang secara
singkat dalam kisah buku ini tentang kisah masa kecil bermasjid. Salah satu
penerbit indie yang penulis sering kali mengikuti event menulis Memoar yang
berada di Solo yakni Diomedia. Merupakan salah satu penerbit yang mencoba
mengambil peluang untuk menerbitkan buku-buku memoar yang saat ini masih
sedikit penerbit yang melirik tentang menulis memoar. Beberapa tulisan tentang
memoar yang penulis ikuti di penerbit
Diomedia; Memoar Guru Mengajar (2018) Penerbit Diomedia yang berisi
kisah tentang pengalaman seorang guru ketika mengajar di dalam kelas,
berkomunikasi dengan murid dan orang tua siswa, Memoar Bahagia Bersama Ibu
Tercinta (2018) berkisah tentang
kenangan dan kebahagiaan sewaktu kecil bersama ibu tercinta, Memoar Patah
Hati (2019) sekumpulan kisah-kisah orang yang tuna cinta dalam perjalanan
kisah percintaan seringkali ada yang membuat patah hati, Memoar Bahagia
Bersama Bapak Tercinta (2019)
perjalanan hidup bersama seorang bapak yang sering kali terlupakan, dan Memoar
Pegiat Literasi (2019) kumpulan kisah para pecinta literasi dalam
menyiarkan dan mengenalkan tentang literasi.
Bagaimana
menulis memoar?
Menulis memoar
menurut pandangan penulis lebih mudah daripada menulis cerpen atau novel. Sebab
dalam menulis memoar lebih leluasa dan bebas serta tidak perlu memikirkan
sebuah teknih seperti halnya ketika menulis cerita fiksi. Sebab orang lebih
leluasa ketika dirinya menulis tentang kisahnya sendiri. Berikut penulis sajikan
tips menulis memoar:
1.
Belajarlah mengeksplorasi diri sendiri
Salah satu tahap ketika menulis memoar harus berani
mengeksplorasi diri sendiri dengan mengeluarkan catatan-catatan pribadi yang
lebi dikenal dengan diary, foto-foto kenangan atau benda-benda yang
menyimpan kenangan berkesan. Lalu, coba fokuskan diri pada sebuah kisah yang
paling berkesan.
2.
Melihat kembali perjalanan hidup
“Everyone has story to tell” setiap orang pasti
memiliki kisah yang berkesan dan berbeda. Tuliskan cerita tentang hidupmu yang
berbeda dan coba lepaskan semua. Jangan menunggu hal yang luar biasa, karena
salah satu tantangan menulis memoar itu adalah cerita yang kita tulis dapat
menginspirasi.
3.
Memulai menulis cerita yang menarik pembaca.
Kebiasaan seorang yang baru menulis adalah seringkali
menulis sebuah cerita dari awal. Dalam menulis memoar hindari menulis secara
kronologis. Mulailah menulis cerita yang dapat menarik hati para pembaca untuk
membacanya tanpa memikirkan hasilnya. Ingat menulis memoar bukan menulis cerpen
atau novel.
4.
Menghidupkan aliran emosi dalam diri penulis.
Coba ketika menulis memoar tulislah dengan hati. Sebab dengan menggali emosi atau perasaan
akan menjadikan semakin bersemangat untuk menulis. Selain itu jika menulis
dengan hati maka hasilnya pun akan menarik dan jelas, bahkan menginspirasi para
pembaca.
5.
Menulis memoar harus jujur dalam bercerita.
Seringkali penulis ketika mengisi pelatihan kepenulisan
atau workshop mendapat sebuah keluh kesah dari para peserta bahwa ada rasa malu
bahkan ketakutan ketika menulis cerita. Mereka khawatir apa yang ditulisnya
merupakan pengalaman nyata atau kisah pribadinya. Modal jujur pada diri sendiri
ketika menulis cerita atau memoar adalah sangat penting sekali untuk
keberhasilan dalam menghasilkan kisah yang inspiratif. Hilangkan rasa takut,
khawatir kalau perjalanan hidup kita nantinya mendapatkan efek negatif dari
pembaca. Selain itu dalam menulis memoar harus memperhatikan kejelasan dalam
setiap tulisan-tulisan agar tidak membingungkan pembaca.
6.
Ajaklah pembaca agar larut dalam setiap kisah yang
ditulis.
Dalam teknik menulis sering mendengar sebuah kata nasihat
dalam menulis cerita ‘show, don’t tell” hal itu berlaku dalam menulis
memoar. Sebagai penulis memoar harus dapat mendiskripsikan ceritamu agar
pembaca tahu apa yang terjadi. Bawalah pembaca untuk merasakan emosi yang
mendorong mereka agar terus menghabiskan kalimat demi kalimat dalam ceritamu.
7.
Gunakanlah dialog dan bahasa metafora
Menulis memoar tidak jauh berbeda dengan menulis cerita
fiksi. Hal yang membedakan terkait masalah teknik. Dalam menulis memoar bisa
menggunakan dialog/percakapan dan bahasa-bahasa metafora bertujuan agar pembaca
tidak bosan dan tentunya lebih menarik.
8.
Tanamkan rasa percaya diri
Ketika memutuskan untuk menulis sebuah memoar harus
percaya diri bahwa apa yang kita tulis dapat menginspirasi dan bermanfaat bagi
para pembaca. Sehingga menjadikan diri dan orang lain semakin bijaksana.
Menulis memoar tidak harus memiliki masa lalu yang pahit
atau pengalaman yang sangat menarik. Ingatlah! Setiap manusia mencoba ingin
menemukan makna dalam setiap perjalanan kehidupannya. Dan cara untuk menemukan
maknanya itu tentu saja berbeda-beda. Salah satunya dengan mengabadikan melalui
menulis memoar.
3 comments:
Alhamdulillah, bermanfaat
Mantaap. Menulis memoar bisa juga tokohnya orang lain kan?
bisa juga menggunakan tokoh orang lain
Post a Comment