Pesantren Kilat hanya sebuah Tradisi
Agus Yulianto
Ramadhan merupakan bulan pendidikan (tarbiyah). Proses pendidikan
ini berjalan selama satu bulan penuh. Pendidikan yang dimaksud yakni
menjalankan ibadah puasa dan amalan-amalan yang mendatangkan pahala. Bulan
Ramadhan selalu ditunggu umat Islam di dunia. Karena bulan ini merupakan bulan
kemuliaan. Banyak sekali pahala yang didapat pada bulan Ramadhan apabila kita
melakukan perbuatan yang ma’ruf (baik) dan meninggalkan yang mungkar (buruk).
Biasanya di bulan Ramadhan ini banyak sekali kegiatan-kegiatan keIslaman yang dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas
keimanan.
Salah satu tradisi yang tidak pernah lepas
dari bulan Ramadhan yaitu tradisi kegiatan pesantren kilat. Kegiatan ini hampir
disetiap sekolah mengadakan mulai dari jenjang SD sampai SMA. Pesantren kilat
adalah pesantren yang diadakan dalam waktu singkat. Pesantren sendiri, menurut
Konsultan Pendidikan, Emmy Soekresno, S.Pd., "Pada prinsipnya memisahkan
anak dari keramaian. Dengan maksud ingin memberi kepada anak suasana yang,
dalam Islam disebut khusyuk. Maksudnya agar anak menjadi fokus, serius,
konsentrasi menerima pelajaran, tanpa hingar bingar televisi dan
sebagainya." Dengan ikut pesantren kilat diharapkan anak-anak tidak perlu pergi ke pesantren yang
letaknya kebanyakan di luar kota. Cukup di tempat atau gedung tertentu, bahkan
di masjid atau mushola dekat rumah.
Tujuan dari
kegiatan pesantren kilat menurut Abdurrahman Saleh dalam bukunya Pendidikan
Agama dan Keagamaan mengatakan bahwa dengan diadakannya kegiatan pesantren
kilat di sekolah-sekolah nantinya akan menghasilkan lulusan-lulusan yang taat
beragama, bermoral, cerdas, dan tanggung jawab, serta tangguh dalam menghadapi
arus globalisasi. Melalui pesantren kilat anak-anak kita diharapkan bisa menjadi generai Rabbani.
Kegiatan pesantren kilat ini biasanya hanya
berlangsung selama satu minggu atau paling lama 2 minggu. Materi-materi yang disajikan
seperti Baca Tulis Al-Qur’an, Sejarah Islam, Fiqih, Akhlaq dan lain sebagainya.
Peserta dalam pesantren kilat pun dibagi menurut kemampuannya. Biasanya mulai
dari kelompok pemula sampai kelompok lanjutan. Materi yang diajarkan tiap-tiap
kelompok pun berbeda-beda sesuai jenjangnya. Kalau pemula biasanya belajar
membaca Al-Qur’an dan pendalaman Pendidikan Agama Islam. Sedangkan kelompok
lanjutan materinya biasanya diatas itu atau perkembangan Islam kekinian
(kontemporer). Dalam kegiatan pesantren kilat ini peserta ada yang menginap dan
ada juga yang tidak menginap. Kalau menginap biasanya dikenal dengan kegiatan
MABIT (Malam Bina Iman dan Taqwa).
Latar belakang dari
Kegiatan pesantren kilat ini pada dasarnya akibat menjamurnya kemajuan sains
dan teknologi. Ditambah dengan kesibukan para orang tua murid yang tidak ada
waktu di dalam keluarga dalam memberikan bimbingan rohani kepada anak-anaknya.
Dikhawatirkan anak-anaknya akan terjerumus kedalam kegiatan-kegiatan yang dapat
merusak moral. Oleh karena itu, pesantren kilat ini merupakan salah satu
alternatif untuk membetengi anak-anak dari pengaruh perkembangan teknologi.
Dalam kegiatan
pesantren kilat selain memberikan pengetahuan tentang agama Islam juga adanya
program pembinaan akhlak. Dalam pembinaan akhlah salah satu cara yang ditempuh
yakni melalui pola pembinaan integrated. Yakni sebuah sistem pembinaan
yang dilakukan dengan menggunakan berbagai sarana peribadatan dan yang lainnya
secara simultan yang diarahkan untuk pembinaan karakter pada anak. Selain itu,
ada beberapa cara yang dapat ditempuh dalam pembinaan akhlak adalah pembinaan
(mentoring), keteladanan,bergaul dengan orang berakhlaq baik, sedangkan pembinaan secara efektif dapat
dilakukan dengan memperhatikan faktor kejiwaan.
Dalam kegiatan
pesantren kilat inilah diharapkan anak-anak yang semula belum paham tentang
agama Islam atau bahkan memiliki perilaku menyimpang dalam kehidupannya tidak
sesuai dengan tuntunan dalam ajaran Islam. Kegiatan ini dapat dijadikan sebagai
tali kendali dalam kehidupan sehari-harinya. Sehingga anak-anak kita tidak
terjerumus dalam pengaruh arus globalisasi yang dapat merusak moral anak.
Pesantren Kilat hanya
sebuah Tradisi
Pada perkembangan
selanjutnya kegiatan pesantren kilat ini bisa jadi hanya sebuah tradisi belaka.
Menjalankan kewajiban yang hanya untuk memenuhi tugas dan tanggung jawab dalam
sebuah lembaga pendidikan. Tidak hanya itu saja, bahkan kegiatan pesantren
kilat ini bisa dapat dijadikan sebagai ajang bisnis. Misalnya setiap siswa
diwajibkan untuk membeli buku panduan keagamaan. Kalau dilihat dari segi materi
tidak jauh beda dari buku mata pelajaran Agama Islam. Menurut hemat saya, jika
pesantren kilat ingin digalakkan dalam dunia pendidikan, berikanlah materi ajar
yang terencana dan tertata dengan baik. Baik metode maupun tenaga pengajarnya.
Walaupun kegiatan
pesantren kilat ini terlihat hanya singkat, diharapkan dapat memberikan sebuah
perubahan perilaku pada peserta didik. Jangan sampai ilmu yang diberikan
sekejap, hanya melekat saat dilaksanakan pada program tersebut. Maksudnya,
setelah kegiatan pesantren kilat selesai maka selesailah semuanya.
Semoga saja kita
sebagai pelaku dalam dunia pendidikan dapat mengubah pola pikir kita. Kegiatan
yang hanya bersifat tradisi bisa menjadi kegiatan yang bersifat rutinitas.
Jadi, kegiatan pesantren kilat tidak hanya dilaksanakan dalam bulan Ramdahan
saja. Namun, dalam kegiatan sehari-hari kita dapat melaksanakan program
pendampingan keagamaan untuk peserta didik kita. Sehingga pola pendidikan
karakter dan moral dapat terlaksana dengan baik. Kita dapat membetengi
anak-anak kita dari pengaruh perkembangan arus globalisasi ini. Semoga saja.
essay ini pernah dimuat di Harian Umum Joglosemar, 25 Juni 2015.
No comments:
Post a Comment