Oleh : Agus Yulianto
Perpustakaan
umum memainkan peranan unik di dalam masyarakat.Sebagai suatu institusi netral,
perpustakaan menyediakan informasi dimana setiap warga masyarakat dapat
mengetahuinya tanpa paksaan tentang berbagai isu mutakhir yang menjadi
perhatian mereka. Melaui perpustakaan di harapkan warga masyarakat dapat
memberdayakan diri mereka sendiri dengan memperoleh berbagai informasi yang
sesuai dengan kebutuhan profesi dan bidang tugas masing-masing; yang pada
akhirnya bermuara pada tumbuhnya warga masyarakat yang terinformasi dengan
baik, berkualitas dan demokrasi.UNESCO dalam Public Library Manifesto-nya tahun
1994 mengemukakan bahwa Perpustakaan umum
merupakan gerbang pengetahuan lokal yang menyediakan suatu kondisi dasar untuk
belajar sepanjang hayat, pengambilan keputusan independen dan pengembangan
budaya dalam suatu individu atau kelompok masyarakat.
Lalu
bagaimanakah dengan negara Indonesia
apakah peran perpustakaan seperti itu telah berjalan? Secara umum , bahwa
perpustakaan di Indonesia bisa dikatakan belum bisa berkembang dengan baik. Hal
ini dikarenakan masyarakat hanya memfungsikan perpustakaan bukan sebagai
kebutuhan pokok.Rata-rata mereka berkunjung di perpustakaan karna hanya ada
tugas atau sekedar mampir untuk melepas lelah.Selain itu, Masyarakat di
Indonesia belum memiliki budaya baca yang tinggi. Hal ini dikarenakan (1)
membaca merupakan suatu hal yang dapat menyia-nyiakan waktu, karna orang
indonesia mempunyai filosofi waku adalah uang. Artinya bekerja lebih utama
daripada membaca buku.Padahal membaca merupakan persyaratan yang sangat penting
dan mendasar yang harus dimiliki oleh setiap warga negara apabila kita ingin
menjadi bangsa yang maju. (2) Pendidikan kita merupakan pendidikan yang instan.
Maksudnya pendidikan di era sekarang lebih mengedepankan teknologi
informasi.Artinya untuk mendapatkan suatu informasi cukup dengan membrowsing
internet segala sesuatunya mudah di dapat dan tinggal copy paste.Dan kurikulum
pendidikan kita juga begitu kurang mendukung dalam budaya baca.Kalau kita
ketahui sesungguhnya melalui membaca mutu pendidikan kita bisa ditingkatkan
sehingga pada gilirannya dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia. (3)
Jumlah pembatasan peminjaman buku di perpustakaan. Hal ini sudah sangat jelas sekali bahwa
perpustakaan sekarang ini membatasi para pengunjungnya untuk meminjam buku.Ini
tentunya sangat merugikan sekali khususnya bagi para predator buku.Mereka ingin
mendapatkan pengetahuan lebih banyak lagi tapi harus di batasi.Meskipun di
dalam perpustakaan tersebut terdapat keberadaan sebuah komunitas membaca tapi
tetap saja pembatasan peminjaman buku tetap berlaku maksimal dua buku.
Dengan
kata lain, perpustakaan umum yang ada di Indonesia belum bisa menarik perhatian
warga masyarakat untuk mengunjunginya. Keadaan ini diperkirakan oleh lemahnya
paradigma perpustakaan umum, dimana para pengelola perpustakaan tidak membuat
dokumen perencanaan yang bersifat strategis dan tidak berupaya secara maksimal
untuk mengangkat berbagai isu strategis yang berkaitan dengan pelayanan
perpustakaan umum ke permukaan sehingga menjadi perhatian publik dan para
pengambil keputusan di tingkat lembaga induknya.
Peran Gerakan Literasi sebagai pusat
informasi
Fungsi
utama dari perpustakaan umum sebagaimana yang kita ketahui yaitu untuk membantu
orang, terutama anak-anak dan remaja,agar menjadi melekakan sebuah
informasi. Peran perpustakaan umum juga sebagai pendemokratisasian dalam
penyebaran informasi.Abad informasi sekarang telah memperlebar jurang antara
orang-orang yang kaya dan miskin informasi, pada saat informasi menjadi
komoditas yang harus dibeli.Apabila hal ini terjadi di lingkungan tertentu,
maka perpustakaan umum diharapkan tetap dapat menawarkan akses gratis atau
murah terhadap berbagai sumber informasi.Apalagi perpustakaan kini telah
mengalami pergeseran makna.Dari yang tadinya hanya merupakan suatu tempat
penyimpanan kini menjadi salah satu daya tarik dengan munculnya media
interaktif perpustakaan digital (digital
library).Hal ini sesuai dengan perubahan dan perkembangan masyarakat yang
beranjak meninggalkan era industri dan menuju next generation society.Yang artinya Bahwa masyarakat informasi
menjadikan informasi sebagai salah satu komoditas utama dalam kehidupan
sehari-hari.Sedangkan maksud dari masyarakat informasi adalah suatu bentuk
masyarakat dimana penciptaan, penyebarluasan, dan manipulasi informasi
merupakan sebuah kegiatan ekonomi dan kultural yang signifikan.
(en.wikipedia.org/wiki/information_society)
Pada
tatanan masyarakat tersebut, perpustakaan akan menjadi salah satu institusi
yang akan dijadikan basis dalam penyediaan pengetahuan dan informasi bagi
masyarakat, selain research university.
Maka dari itu, perpustakaan akan memiliki peran yang sangat besar bagi kemajuan
masyarakat tersebut. Karena keterkaitannya yang sangat erat dengan keberadaan
masyarakat disekitarnya maka masyarakat pun di tuntut bertanggung jawab untuk
senantiasa memelihara dan menjaga perpustakaan agar mampu memenuhi tuntutan
kebutuhan masyarakat.
Ketertinggalan
suatu masyarakat terutama disebabkan oleh tiga faktor utama, yaitu :
ketidaktahuan, kemiskinan, dan penyakit (ignorance,
proverty, and disease). Ketiga faktor berkaitan erat satu sama lain, dan
dalam usaha untuk menanggulanginya biasanya di utamakan berbagai usaha yang di
khususkan pada teratasinya faktor ignoransi, seperti program
pemberantasan buta huruf, disusul dengan penyelengaraan sekolah-sekolah dan
kursus-kursus.
Perpustakaan
merupakan salah satu di antara sarana dan sumber belajar yang efektif untuk
menambah pengetahuan melalui aneka macam bentuk koleksi perpustakaan.Berbeda
dengan pengetahuan dan ketrampilan yang dipelajari secara klasikal di sekolah,
perpustakaan menyediakan berbagai bahan pustaka yang secara individual dapat di
akses oleh peminatnya masing-masing. Tersedianya beraneka bahan pustaka
memungkinkan tiap individu memilih apa yang sesuai denga minat dan
kepentingannya, jika warga masyarakat itu masing-masing menambah pengetahuannya
melalui pustaka pilihannya, maka akhirnya akan terjadi pemerataan dan
peningkatan taraf kecerdasan masyarakat
itu.
Sejalan
dengan kemajuan teknologi informasi, perpustakaan juga bisa berfungsi lebih
dari sekedar tempat simpan pinjam bahan pustaka ditambah ruang baca belaka.
Perpustakaan modern seharusnya bisa berfungsi bagi penyelenggaraan berbagai
forum penerangan dan pembahasan tentang masalah-masalah aktual, antara lain
melalui penyelenggaraan diskusi panel, seminar, simposium, lokakarya, dsb.
Dalam
proses perkembangannya, anggota warga masyarakat akan membutuhkan keberadaan
perpustakaan, selanjutnya, dengan bertemunya individu-individu yang memiliki
kesamaan pandangan terhadap ketersediaan perpustakaan, maka akan terbentuk
suatu komunitas. Sampai pada tahapan ini kiranya sudah cukup baik untuk memulai
suatu gerakan untuk membangun kecerdasan masyarakat.Gerakan seperti ini biasa
disebut dengan gerakan literasi lokal.
Gerakan
literasi lokal adalah suatu gerakan untuk memberdayakan masyarakat dengan
memberikan kesempatan yang seluas-luasnya bagi individu (sebagai bagian dari
masyarakat ) untuk berpartisipasi dalam berbagai kegiatan literasi.
Dengan
terbentuknya komunitas-komunitas seperti komunitas membaca, komunitas puisi,
komunitas baca-tulis, dll, maka kegiatan dari komunitas –komunitas tersebut
tidak bisa terlepas dari peran perpustakaan sebagai penyedia koleksi bahan
pustaka. Perpustakaan akan memiliki daya guna dan terbantu dengan hadirnya
komunitas-komunitas tersebut.
Hal
ini merupakan timbal balik dari adanya suatu continuity planning untuk pemerataan kesempatan dalam pemberantasan
buta huruf dan peningkatan kecerdasan masyarakat.
Masyarakat
yang sudah terbantu dengan hadirnya perpustakaan kemudian membangun kembali
suatu komunitas literer untuk memfasilitasi dan menjembatani kebutuhan
masyarakat dengan kehadiran perpustakaan.
Dengan
demikian ada suatu akibat timbal balik yang dihasilkan dari continuity
planning dengan mendirikan suatu perpustakaan yang berbasiskan
komunitas.Jadi, hadirnya masyarakat informasi yang diimbangi dengan perpustakaan
sebagai salah satu institusinya menghasilkan suatu tatanan baru di dalam
masyarakat yang memiliki tanggung jawab untuk memelihara keberadaan
perpustakaan sebagai fasilitas umum yang berhak dinikmati seluruh anggota
masyarakat.
Komunitas-komunitas ini sebagai
bagian dari suatu sistem kemasyarakatan memiliki responbility untuk mengabdikan
diri bagi pemenuhan kebutuhan pendidikan dan peningkatan kecerdasan masyarakat
yang tidak bisa diperoleh secara formal di sekolah/universitas. Dengan kata lain,
gerakan literasi lokal ini berupa suatu pendidikan non formal yang bisa diikuti
oleh siapa saja tanpa batasan.
No comments:
Post a Comment