Saturday, May 7, 2016

Essay



Buku Masa Depan Anak
Oleh: Agus Yulianto*
Peminat Pendidikan Anak

            Beberapa waktu lalu Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mengendus peredaran komik yang berisi tentang cerita cinta sesama jenis atau lebih dikenal dengan Homoseksual yang telah beredar di toko buku. Buku yang diterbitkan oleh salah satu penerbit yang terkemuka di Indonesia ini sungguh sangat mencederai dunia perbukuan khususnya buku tentang anak. Hal ini tentunya sangat mengkhawatirkan khusunya bagi para guru ataupun orang tua sendiri ketika dalam memilah buku bacaan anak . Seperti diketahui bahwa didalam diri seorang anak mempunyai potensi yang terpendam yang memiliki sejuta harapan dikemudian hari akan mengisi segala sektor di setiap bidang. Jangan sampai kita mencederai mereka dengan bacaan yang tidak mencerdaskan hanya demi meraup keuntungan semata!
            Seperti yang kita ketahui seorang anak belum dapat memilih bacaan anak yang baik untuk dirinya sendiri. Anak akan membaca apa saja bacaan yang ditemui tidak pedulikan cocok atau tidak untuknya karena memang belum tahu. Agar anak dapat memilih bacaan yang sesuai dengan perkembangan ke-dirian-nya, sebagai orang tua atau guru harus peduli dengan memberikan konsumsi buku bacaan yang tepat. Namun demikian, pemilihan bacaan anak haruslah tidak dilakukan secara serampangan atau berdasarkan selera subjektif dan kacamata orang dewasa. Bagaimanapun yang berkepentingan dalam hal ini adalah anak, maka kebutuhan anak harus menjadi kriteria pertama yang dijadikan pegangan. Pemilihan bacaan harus mempertimbangkan hal-hal tertentu yang telah diakui ketepatannya dan dapat dipertanggungjawabkan.
            Anak yang berstatus bayi mulai belajar bahasa lewat bunyi dan ucapan-ucapan yang didengarnya dari sekelilingnya. Pada mulanya anak tidak dapat membedakan bunyi-suara manusia dengan bunyi-bunyian yang lain, tetapi lama-kelamaan mampu membedakannya. Kenyataan bahwa seorang bayi berada dalam kondisi yang amat rentan dan tidak berdaya, bahkan terhadap kelangsungan hidupnya sendiri, tidak dapat berbuat apa pun tanpa bantuan orang lain, tetapi dapat belajar berbahasa sungguh merupakan sebuah keajaiban. Apalagi dalam waktu yang relatif singkat, yaitu hanya beberapa tahun, anak sudah mampu berbahasa, mampu menguasai bahasanya sendiri, suatu hal yang hampir mustahil terjadi pada diri orang dewasa. Oleh karena itu, orang kemudian mempertanyakan apa sebenarnya yang terjadi dalam diri anak yang diibaratkan sebagai kota hitam (black box) itu, yakni sesuatu yang menunjukan adanya unsur ketidakterpahaman tentang apa yang terjadi. (Burhan Nurgiyantoro, 2005: 59).  Implikasi dari pemahaman terhadap proses pemerolehan bahasa anak tersebut bagi pemilihan buku bacaan anak,  yakni dalam pemilihan bacaan anak itu mestinya didasarkan pada materi yang dapat dipahami anak, yang dituliskan dengan bahasa yang sederhana sehingga dapat dibaca dan dipahami anak.
            Untuk itu, kita harus berfikir kritis memilihkan bacaan cerita anak yang sesuai dan efektif buat anak, bacaan yang baik dan sengaja ditulis untuk konsumsi anak-anak. Hal itu berarti bahwa kita, guru dan atau orang tua, haruslah memahami struktur dan bentuk buku bacaan, sebagaimana halnya kita memahami perkembangan cara berfikir anak, perkembangan emosional, sosial, dan bahasa, serta perubahan kriteria kemenarikan. Singkatnya, kita haruslah mempunyai kemampuan untuk memilih secara tepat bacaan-bacaan yang dimaksud dengan mempergunakan kriteria yang dapat dipertanggungjawabkan.
            Persoalannya kini adalah tema dan moral apa yang baik untuk buku-buku anak? Dewasa ini memperoleh bacaan anak amat mudah. Di toko-toko buku tersedia amat beragam dan banyak buku bacaan anak yang disediakan pada rak-rak khusus. Buku-buku bacaan anak yang dimaksud terdiri dari berbagai genre, baik yang merupakan karya asli berbahasa Indonesia maupun karya-karya terjemahan, atau karya yang terdiri dari dua bahasa: Indonesia dan Inggris. Buku-buku tersebut banyak yang sudah menunjuk dirinya untuk dipakai pada anak usia tertentu atau kelas tertentu sehingga kita tinggal memilih sesuai dengan keadaan anak yang akan diberi bacaan itu. Untuk bacaan anak usia awal sekolah pun banyak buku-buku bergambar yang ditulis dalam dua bahasa, Inggris dan Indonesia. Misalnya, buku Knowing ABC, Mengenal Huruf sambil mewarnai (usia 5-6 tahun) karya Mondy Risutra yang berisi gambar-gambar binatang dan aktivitas tertentu. Dengan demikian, lewat buku dan bantuan kita, anak sekaligus dapat belajar bahasa Inggris secara langsung dalam konteks bacaan cerita yang menarik.  Buku-buku yang ditulis dalam bahasa Indonesia, selain yang merupakan karya kreatif, dalam arti karya asli para pengarang yang bersangkutan, juga banyak beredar buku-buku kumpulan dongeng dari berbagai pelosok tanah air di Indonesia. Misalnya buku-buku kumpulan dongeng berjudul Cerita Rakyat dari Yogyakarta dan Cerita Rakyat dari Surakarta, keduanya merupakan karya Bakdi Sumanto. Sedangkan dalam kelompok buku terjemahan yang saat ini sedang bagus di pasaran seperti buku serial novel Harry Pooter  karya J.K Rowling, Buku serial  Goosebumps karya R.L Stine yang mengalir terus tidak ada habisnya. Demikian juga halnya dengan buku-buku komik impor yang tidak kalah meriah dan membanjirinya di berbagai toko, yang bahkan juga tersedia di toko-toko yang bukan toko buku, misalnya di mini market. Semua buku cerita tersebut menjanjikan cerita yang menarik, menjanjikan  petualangan yang imajinatif anak yang mencekam dan memuaskan.
            Hal itu belum lagi kita memperhitungkan bahwa berbagai surat kabar harian pun kini banyak yang menyediakan kolom  atau rubrik dunia anak. Demikian pula halnya dengan majalah. Bahkan, kini juga relatif banyak majalah yang sengaja diterbitkan khusus untuk dikonsumsikan kepada anak, misalnya majalah Bobo, Anak Sholeh, TK Islam, Ananda, dan lain-lain. Bahkan cerpen-cerpen (dongeng)  yang dimuat di majalah anak-anak kini juga diterbitkan ulang dibuat dalam bentuk antologi cerita anak.
            Artinya, dewasa ini anak-anak kita benar-benar dimanjakan dengan ketersediaan bacaan anak-anak demikian banyak pilihan bacaan yang beragam. Buku-buku tersebut, terutama yang berbentuk majalah, atau yang berupa kolom di surat kabar, pada umumnya tidak hanya memuat cerita-cerita, melainkan juga berisi berbagai hal penting yang perlu diketahui anak untuk memperkaya wawasan yang sengaja ditulis dengan kacamata anak yang berwujud tulisan-tulisan nonfiksi. Akhirnya juga harus dikemukakan bahwa sebenarnya tidak banyak anak Indonesia yang mempunyai kesempatan dimanjakan dengan berbagai buku anak. Anak-anak yang tinggal di pelosok atau daerah yang terpinggirkan, akan kurang dapat menikmati limpahan buku-buku berharga itu. Oleh karena itu, pihak sekolah atau lembaga yang terkait, yang peduli dengan anak dan masa depan mereka, yang notabene adalah aset bangsa  di masa depan, haruslah bersedia berkorban mengusahakan buku bacaan anak yang tepat dan mencerdaskan bukan, merusak moral. Selain itu, para penerbit dan toko-toko buku harus benar-benar menyeleksi buku yang masuk sesuai dengan budaya kita.
Dengan buku-buku inilah anak-anak layaknya seperti manusia dewasa pada umumnya dibantu untuk memahami dunia sekitar.Pengetahuan yang diperoleh dari proses membaca ini akan menjadi bekal mereka dimasa yang akan datang. Tugas kita mengarahkan dan mengajak serta memberikan contoh kepada mereka untuk membaca dan membaca. Seperti itu!

Wednesday, February 10, 2016

ARTIKEL



 Asyiknya Valentine Day


Bulan cinta kini sudah datang. Asyiknya nanti dapat cokelat dari orang tersayang. Selain itu pasti akan di ajak jalan-jalan atau main ke Villa. Aduhhh….asyiknya bisa merayakan hari kasih sayang di bulan Februari. Tapi, kenapa bulan kasih sayang itu hanya di bulan Februari?. Lalu, bulan kasih sayang itu datangnya dari mana? Nah..sobat sebagai remaja kita harus tahu tentang asal usul sebuah perayaan. Apakah itu perayaan hari kasih sayang atau perayaan apa saja. Biar tidak menjadi remaja kuper.
Anak remaja era saat ini pasti kenal dengan yang namanya valentine atau bahasa ng-popnya hari kasih sayang di bulan yang penuh cinta. Sebenarnya hari kasih sayang ini merupakan budaya orang-orang barat. Terus mengalir ke orang-orang Timur. Nah tanpa tau asasl usulnya dan manfaatnya apa. Kita langsung terjebak dengan budaya tersebut. Akhirnya, jadilah kita terserang virus Valentine day. Begini lho..ceritanya tentang valentine itu?
Valentine sebenarnya adalah seorang martyr (dalam islam disebut ‘Syuhada’). Yang karena kesalahan dan bersifat dermawan maka diberi gelar Saint atau Santo. Pada tanggal 14 Februari 270 M, St.Valentine di bunuh karena menentang dengan penguasa Romawi pada masa itu yaitu Raja Cladius II (268-270 M).  Untuk mengagungkan S. Valentine  yang dianggap sebagai symbol ketabahan, keberanian, dan kepasrahan dalam menghadapi cobaan hidup. Maka para pengikutnya memperingati hari kematian St. Valentine sebagai ‘upacar keagamaan’. Nah..coba kalian pikirkan matang-matang. Sebenarnya ketika kita merayakan hari kasih sayang itu sama halnya dengan merayakan hari kematian seseorang yang belum kita tahu siapa dia. Kira-kira ada manfaatnya tidak.
Lanjut cerita, sejak abad 16 M upacara keagamaan tersebut mulai beransur-ansur hilang. Dan berubah menjadi upacara bukan keagamaan. Hari Valentine dihubungkan dengan pesta jamuan kasih sayang bangsa Romawi Kuno.  Yang disebut dengan ‘Supercalis’ yang jatuh pada tanggal 15 Februari. Setelah orang-orang Romawi itu masuk agama Nasrani . Pesta Supercalis yang kemudian dikaitkan dengan upacara kematian St. Valentine.  Nahh…bagaimana apa sudah paham? Apalagi kalian sebagai remaja muslim merayakan hari kasih sayang apa tidak salah tuh! Aduhh…jangan sampai terjebak dengan budaya-budaya yang tidak ada manfaatnya. Hal ini sebenarya juga sudah diingatkan dalam sebuah Surah Al-An’am : 116 yang artinya :
Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti prasangka belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta(terhadap Allah).
I Sudah jelaskan? Kalau sebenarnya tidak ada manfaatnya ketika kita mengikuti sebuah budaya yang cenderung tidak membawa kita dalam hal kebaikan. Ok kita lanjutkan lagi tentang Valentine. Dalam bahasa Perancis Normandia pada abad pertengahan terdapat kata ‘ Galentine’ yang berarti gallant atau cinta. Persamaan bunyi antara galantine dan valentine menyebabkan orang berfikir bahwa sebaiknya pemuda dalam mencari pasangan hidupnya pada tanggal 14 Februari. Dari sini dapat kita ambil pelajarannya bahwa budaya valentine tidak lebihnya sebuah budaya kepercayaan atau bahasa kerennya animism. Yang berusaha merusak aqidah atau keimanan kita. Sekaligus memperkenalkan gaya kehidupan ala ke barat-barat-an. Dengan berkedok percintaan, kasih sayang dan perjodohan. Perlukah kiranya kalau kita merayakan hari kasih sayang? Kasih sayang itu bisa kita berikan kapan saja tak ada batasnya. Tidak hanya dengan pacar saja. Kasih sayang bisa kita curahkan untuk ayah, ibu, kakak atau adik kita. Juga teman-teman kita. Tanpa sebuah symbol “cokelat” bisa kita wujudkan dengan sebuah sikap. Islam diutuskan kepada umatnya dengan memerintahkan umatnya untuk berkasih sayang dan menjalinkan persaudaraan yang abadi di bawah naungan Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang. Bahkan Rasulullah s.a.w. bersabda :“Tidak beriman salah seorang di antara kamu sehingga ia cinta kepada saudaranya seperti cintanya kepada diri sendiri”.
Sudah berapa jauhkah kita mengayunkan langkah mengelu-elukan(memuja-muja) Valentine Day ? Sudah semestinya kita menyadari sejak dini(saat ini), agar jangan sampai terperosok lebih jauh lagi. Tidak perlu kita iri hati dan cemburu dengan upacara dan bentuk kasih sayang agama lain. Bukankah Allah itu Ar Rahman dan Ar Rohim.  Bukan hanya sehari untuk setahun. Dan bukan pula dibungkus dengan hawa nafsu. Tetapi yang jelas kasih sayang di dalam Islam lebih luas dari semua itu. Bahkan Islam itu merupakan 'alternatif' terakhir setelah manusia gagal dengan sistem-sistem lain. Lihatlah kebangkitan Islam!!! Lihatlah kerusakan-kerusakan yang ditampilkan oleh peradaban Barat baik dalam media massa, televisi dan sebagainya. Karena sebenarnya Barat hanya mengenali perkara atau urusan yang bersifat materi. Hati mereka kosong dan mereka bagaikan 'robot' yang bernyawa. (red/agus)

Tuesday, September 29, 2015

Catatan Hatiku



3 Surga Yang Tak Terengkuh

Surga itu indah semua orang berlomba-lomba untuk menuju kesana. Surga yang aku maksud bukanlah surga yang akan kita tempati kelak ketika di akhirat sana. Namun, surga yang akan menemani hari-hari kita bahkan sampai ajal pun menjeput. Surga itu adalah wanita.
Setiap lelaki pasti memimpikan untuk memiliki seorang pendamping yang sholekah. Namun, ketika wanita yang di idam-idamkan tidak menjadi bagian dari hidup kita apa yang akan kau rasakan? Pasti rasa kecewa bahkan putus asa untuk menghadapi hidup ini.
Aku ingin bercerita tentang surga-surga yang tidak dapat aku rengkuh. Aku tidak tahu kenapa surga-surganya Allah swt belum mampu untuk aku rengkuh. Bisa jadi, aku belum pantas untuk berada di dalam surga itu. Aku berfikir positif saja tentang itu semua.
3 kali aku gagal mendapatkan seorang wanita idamanku. Allah swt telah mencarikan pendamping yang pantas untuk ke tiga surga itu. Aku sempat patah hati bahkan kecewa sekalipun. Namun, apakah pantas aku hidup dalam kekecewaan seperti ini terus! Aku harus move on. Ke 3 surga itu bersanding dalam waktu bersamaan. Betapa tidak hancurnya hati ini. Ketika sebuah harapan yang dulu ada dalam sebuah angan-angan kini musnah sudah. Aku sempat bingung harus bagaimana lagi menghadapi ini semua. Karena 3 surga itu yang sudah aku tancapkan di dalam hatiku ‘ kriteria wanita yang aku dambakan’. Surga yang pertama aku ikhlaskan untuk berbahagia bersama kekasih pilihan Allah swt. Surga yang ke dua aku sempat menaruh sebuah harapan yang besar untuk bisa merengkuh dirinya. Tapi, surga itu sudah diberikan kepada kekasih Allah swt yang sangat pas untuk dirinya. Aku mencoba bersabar menghadapi ini semua. Masih teringat, ada satu surga yang belum sempat aku rengkuh. Aku mencoba mendekati surga itu. Aku raba perlahan demi perlahan untuk mendapatkan hatinya. Kata demi kata yang aku ucapkan untuk lebih menyakinkan. Aku dapatkan sebuah jawaban yang penuh pengharapan. Lagi-lagi surga itu melayangkan sebuah surat undangan yang membuat cemburu hatiku. Ya...Allah swt telah memberikan kepada dirinya sebuah surga yang indah untuk menjadi pendamping hidupnya. Aku hanya berserah diri, menikmati hari-hariku dengan kesendirian di temani kesunyian. Menggantungkan sebuah harapan yang begitu besar kepada sang Pencipta semoga aku mendapatkan dan diberikan sebuah Surga yang jauh lebih indah. Aku hanya berdoa semoga bahagia selalu untuk ketiga surga itu. Ijinkan aku untuk memantaskan diri. Ketika kondisiku yang masih labih ibarat sebuah sungai air yang mengalir di sungai tapi masih keruh belum jernih. Jadikanlan air sungai itu menjadi jernih.

Thursday, June 25, 2015

Essay


 Pesantren Kilat hanya sebuah Tradisi
 Agus Yulianto

Ramadhan merupakan bulan pendidikan (tarbiyah). Proses pendidikan ini berjalan selama satu bulan penuh. Pendidikan yang dimaksud yakni menjalankan ibadah puasa dan amalan-amalan yang mendatangkan pahala. Bulan Ramadhan selalu ditunggu umat Islam di dunia. Karena bulan ini merupakan bulan kemuliaan. Banyak sekali pahala yang didapat pada bulan Ramadhan apabila kita melakukan perbuatan yang ma’ruf (baik) dan meninggalkan yang mungkar (buruk). Biasanya di bulan Ramadhan ini banyak sekali kegiatan-kegiatan keIslaman  yang dilaksanakan   dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas keimanan.
             Salah satu tradisi yang tidak pernah lepas dari bulan Ramadhan yaitu tradisi kegiatan pesantren kilat. Kegiatan ini hampir disetiap sekolah mengadakan mulai dari jenjang SD sampai SMA. Pesantren kilat adalah pesantren yang diadakan dalam waktu singkat. Pesantren sendiri, menurut Konsultan Pendidikan, Emmy Soekresno, S.Pd., "Pada prinsipnya memisahkan anak dari keramaian. Dengan maksud ingin memberi kepada anak suasana yang, dalam Islam disebut khusyuk. Maksudnya agar anak menjadi fokus, serius, konsentrasi menerima pelajaran, tanpa hingar bingar televisi dan sebagainya." Dengan ikut pesantren kilat diharapkan  anak-anak tidak perlu pergi ke pesantren yang letaknya kebanyakan di luar kota. Cukup di tempat atau gedung tertentu, bahkan di masjid atau mushola dekat rumah.
            Tujuan dari kegiatan pesantren kilat menurut Abdurrahman Saleh dalam bukunya Pendidikan Agama dan Keagamaan mengatakan bahwa dengan diadakannya kegiatan pesantren kilat di sekolah-sekolah nantinya akan menghasilkan lulusan-lulusan yang taat beragama, bermoral, cerdas, dan tanggung jawab, serta tangguh dalam menghadapi arus globalisasi. Melalui pesantren kilat anak-anak kita diharapkan  bisa menjadi generai Rabbani. 
             Kegiatan pesantren kilat ini biasanya hanya berlangsung selama satu minggu atau paling lama 2 minggu. Materi-materi yang disajikan seperti Baca Tulis Al-Qur’an, Sejarah Islam, Fiqih, Akhlaq dan lain sebagainya. Peserta dalam pesantren kilat pun dibagi menurut kemampuannya. Biasanya mulai dari kelompok pemula sampai kelompok lanjutan. Materi yang diajarkan tiap-tiap kelompok pun berbeda-beda sesuai jenjangnya. Kalau pemula biasanya belajar membaca Al-Qur’an dan pendalaman Pendidikan Agama Islam. Sedangkan kelompok lanjutan materinya biasanya diatas itu atau perkembangan Islam kekinian (kontemporer). Dalam kegiatan pesantren kilat ini peserta ada yang menginap dan ada juga yang tidak menginap. Kalau menginap biasanya dikenal dengan kegiatan MABIT (Malam Bina Iman dan Taqwa). 
            Latar belakang dari Kegiatan pesantren kilat ini pada dasarnya akibat menjamurnya kemajuan sains dan teknologi. Ditambah dengan kesibukan para orang tua murid yang tidak ada waktu di dalam keluarga dalam memberikan bimbingan rohani kepada anak-anaknya. Dikhawatirkan anak-anaknya akan terjerumus kedalam kegiatan-kegiatan yang dapat merusak moral. Oleh karena itu, pesantren kilat ini merupakan salah satu alternatif untuk membetengi anak-anak dari pengaruh perkembangan teknologi.
            Dalam kegiatan pesantren kilat selain memberikan pengetahuan tentang agama Islam juga adanya program pembinaan akhlak. Dalam pembinaan akhlah salah satu cara yang ditempuh yakni melalui pola pembinaan integrated. Yakni sebuah sistem pembinaan yang dilakukan dengan menggunakan berbagai sarana peribadatan dan yang lainnya secara simultan yang diarahkan untuk pembinaan karakter pada anak. Selain itu, ada beberapa cara yang dapat ditempuh dalam pembinaan akhlak adalah pembinaan (mentoring), keteladanan,bergaul dengan orang berakhlaq baik,  sedangkan pembinaan secara efektif dapat dilakukan dengan memperhatikan faktor kejiwaan.
            Dalam kegiatan pesantren kilat inilah diharapkan anak-anak yang semula belum paham tentang agama Islam atau bahkan memiliki perilaku menyimpang dalam kehidupannya tidak sesuai dengan tuntunan dalam ajaran Islam. Kegiatan ini dapat dijadikan sebagai tali kendali dalam kehidupan sehari-harinya. Sehingga anak-anak kita tidak terjerumus dalam pengaruh arus globalisasi yang dapat merusak moral anak.

 Pesantren Kilat hanya sebuah Tradisi
            Pada perkembangan selanjutnya kegiatan pesantren kilat ini bisa jadi hanya sebuah tradisi belaka. Menjalankan kewajiban yang hanya untuk memenuhi tugas dan tanggung jawab dalam sebuah lembaga pendidikan. Tidak hanya itu saja, bahkan kegiatan pesantren kilat ini bisa dapat dijadikan sebagai ajang bisnis. Misalnya setiap siswa diwajibkan untuk membeli buku panduan keagamaan. Kalau dilihat dari segi materi tidak jauh beda dari buku mata pelajaran Agama Islam. Menurut hemat saya, jika pesantren kilat ingin digalakkan dalam dunia pendidikan, berikanlah materi ajar yang terencana dan tertata dengan baik. Baik metode maupun tenaga pengajarnya.
            Walaupun kegiatan pesantren kilat ini terlihat hanya singkat, diharapkan dapat memberikan sebuah perubahan perilaku pada peserta didik. Jangan sampai ilmu yang diberikan sekejap, hanya melekat saat dilaksanakan pada program tersebut. Maksudnya, setelah kegiatan pesantren kilat selesai maka selesailah semuanya. 
            Semoga saja kita sebagai pelaku dalam dunia pendidikan dapat mengubah pola pikir kita. Kegiatan yang hanya bersifat tradisi bisa menjadi kegiatan yang bersifat rutinitas. Jadi, kegiatan pesantren kilat tidak hanya dilaksanakan dalam bulan Ramdahan saja. Namun, dalam kegiatan sehari-hari kita dapat melaksanakan program pendampingan keagamaan untuk peserta didik kita. Sehingga pola pendidikan karakter dan moral dapat terlaksana dengan baik. Kita dapat membetengi anak-anak kita dari pengaruh perkembangan arus globalisasi ini. Semoga saja.  
essay ini pernah dimuat di Harian Umum Joglosemar, 25 Juni 2015.


Tulisan Disukai Pembaca

Mengulas Buku Fiksi Antologi Cerpen Amygdala

  Amygdala Sebuah Proses Kehidupan www.agusyulianto.com   Judul Buku : Antologi Cerpen FLP Jawa Tengah Amygdala Penulis : Rahman Hanifan, ...