Buku Masa Depan Anak
Oleh: Agus Yulianto*
Peminat Pendidikan Anak
Beberapa waktu
lalu Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mengendus peredaran komik yang
berisi tentang cerita cinta sesama jenis atau lebih dikenal dengan Homoseksual
yang telah beredar di toko buku. Buku yang diterbitkan oleh salah satu penerbit
yang terkemuka di Indonesia ini sungguh sangat mencederai dunia perbukuan
khususnya buku tentang anak. Hal ini tentunya sangat mengkhawatirkan khusunya
bagi para guru ataupun orang tua sendiri ketika dalam memilah buku bacaan anak
. Seperti diketahui bahwa didalam diri seorang anak mempunyai potensi yang
terpendam yang memiliki sejuta harapan dikemudian hari akan mengisi segala
sektor di setiap bidang. Jangan sampai kita mencederai mereka dengan bacaan
yang tidak mencerdaskan hanya demi meraup keuntungan semata!
Seperti yang kita
ketahui seorang anak belum dapat memilih bacaan anak yang baik untuk dirinya
sendiri. Anak akan membaca apa saja bacaan yang ditemui tidak pedulikan cocok
atau tidak untuknya karena memang belum tahu. Agar anak dapat memilih bacaan
yang sesuai dengan perkembangan ke-dirian-nya, sebagai orang tua atau guru
harus peduli dengan memberikan konsumsi buku bacaan yang tepat. Namun demikian,
pemilihan bacaan anak haruslah tidak dilakukan secara serampangan atau
berdasarkan selera subjektif dan kacamata orang dewasa. Bagaimanapun yang
berkepentingan dalam hal ini adalah anak, maka kebutuhan anak harus menjadi
kriteria pertama yang dijadikan pegangan. Pemilihan bacaan harus
mempertimbangkan hal-hal tertentu yang telah diakui ketepatannya dan dapat
dipertanggungjawabkan.
Anak yang
berstatus bayi mulai belajar bahasa lewat bunyi dan ucapan-ucapan yang
didengarnya dari sekelilingnya. Pada mulanya anak tidak dapat membedakan
bunyi-suara manusia dengan bunyi-bunyian yang lain, tetapi lama-kelamaan mampu
membedakannya. Kenyataan bahwa seorang bayi berada dalam kondisi yang amat
rentan dan tidak berdaya, bahkan terhadap kelangsungan hidupnya sendiri, tidak
dapat berbuat apa pun tanpa bantuan orang lain, tetapi dapat belajar berbahasa
sungguh merupakan sebuah keajaiban. Apalagi dalam waktu yang relatif singkat,
yaitu hanya beberapa tahun, anak sudah mampu berbahasa, mampu menguasai
bahasanya sendiri, suatu hal yang hampir mustahil terjadi pada diri orang
dewasa. Oleh karena itu, orang kemudian mempertanyakan apa sebenarnya yang
terjadi dalam diri anak yang diibaratkan sebagai kota hitam (black box)
itu, yakni sesuatu yang menunjukan adanya unsur ketidakterpahaman tentang apa
yang terjadi. (Burhan Nurgiyantoro, 2005: 59).
Implikasi dari pemahaman terhadap proses pemerolehan bahasa anak
tersebut bagi pemilihan buku bacaan anak,
yakni dalam pemilihan bacaan anak itu mestinya didasarkan pada materi
yang dapat dipahami anak, yang dituliskan dengan bahasa yang sederhana sehingga
dapat dibaca dan dipahami anak.
Untuk itu, kita
harus berfikir kritis memilihkan bacaan cerita anak yang sesuai dan efektif
buat anak, bacaan yang baik dan sengaja ditulis untuk konsumsi anak-anak. Hal itu
berarti bahwa kita, guru dan atau orang tua, haruslah memahami struktur dan
bentuk buku bacaan, sebagaimana halnya kita memahami perkembangan cara berfikir
anak, perkembangan emosional, sosial, dan bahasa, serta perubahan kriteria
kemenarikan. Singkatnya, kita haruslah mempunyai kemampuan untuk memilih secara
tepat bacaan-bacaan yang dimaksud dengan mempergunakan kriteria yang dapat
dipertanggungjawabkan.
Persoalannya kini
adalah tema dan moral apa yang baik untuk buku-buku anak? Dewasa ini memperoleh
bacaan anak amat mudah. Di toko-toko buku tersedia amat beragam dan banyak buku
bacaan anak yang disediakan pada rak-rak khusus. Buku-buku bacaan anak yang
dimaksud terdiri dari berbagai genre, baik yang merupakan karya asli berbahasa
Indonesia maupun karya-karya terjemahan, atau karya yang terdiri dari dua
bahasa: Indonesia dan Inggris. Buku-buku tersebut banyak yang sudah menunjuk
dirinya untuk dipakai pada anak usia tertentu atau kelas tertentu sehingga kita
tinggal memilih sesuai dengan keadaan anak yang akan diberi bacaan itu. Untuk
bacaan anak usia awal sekolah pun banyak buku-buku bergambar yang ditulis dalam
dua bahasa, Inggris dan Indonesia. Misalnya, buku Knowing ABC, Mengenal
Huruf sambil mewarnai (usia 5-6 tahun) karya Mondy Risutra yang berisi gambar-gambar
binatang dan aktivitas tertentu. Dengan demikian, lewat buku dan bantuan kita,
anak sekaligus dapat belajar bahasa Inggris secara langsung dalam konteks
bacaan cerita yang menarik. Buku-buku
yang ditulis dalam bahasa Indonesia, selain yang merupakan karya kreatif, dalam
arti karya asli para pengarang yang bersangkutan, juga banyak beredar buku-buku
kumpulan dongeng dari berbagai pelosok tanah air di Indonesia. Misalnya
buku-buku kumpulan dongeng berjudul Cerita Rakyat dari Yogyakarta dan Cerita
Rakyat dari Surakarta, keduanya merupakan karya Bakdi Sumanto. Sedangkan
dalam kelompok buku terjemahan yang saat ini sedang bagus di pasaran seperti
buku serial novel Harry Pooter karya J.K Rowling, Buku serial Goosebumps karya R.L Stine yang mengalir
terus tidak ada habisnya. Demikian juga halnya dengan buku-buku komik impor
yang tidak kalah meriah dan membanjirinya di berbagai toko, yang bahkan juga
tersedia di toko-toko yang bukan toko buku, misalnya di mini market. Semua buku
cerita tersebut menjanjikan cerita yang menarik, menjanjikan petualangan yang imajinatif anak yang
mencekam dan memuaskan.
Hal itu belum lagi kita memperhitungkan bahwa berbagai
surat kabar harian pun kini banyak yang menyediakan kolom atau rubrik dunia anak. Demikian pula halnya
dengan majalah. Bahkan, kini juga relatif banyak majalah yang sengaja
diterbitkan khusus untuk dikonsumsikan kepada anak, misalnya majalah Bobo,
Anak Sholeh, TK Islam, Ananda, dan lain-lain. Bahkan cerpen-cerpen
(dongeng) yang dimuat di majalah
anak-anak kini juga diterbitkan ulang dibuat dalam bentuk antologi cerita anak.
Artinya, dewasa
ini anak-anak kita benar-benar dimanjakan dengan ketersediaan bacaan anak-anak
demikian banyak pilihan bacaan yang beragam. Buku-buku tersebut, terutama yang
berbentuk majalah, atau yang berupa kolom di surat kabar, pada umumnya tidak
hanya memuat cerita-cerita, melainkan juga berisi berbagai hal penting yang
perlu diketahui anak untuk memperkaya wawasan yang sengaja ditulis dengan
kacamata anak yang berwujud tulisan-tulisan nonfiksi. Akhirnya juga harus
dikemukakan bahwa sebenarnya tidak banyak anak Indonesia yang mempunyai
kesempatan dimanjakan dengan berbagai buku anak. Anak-anak yang tinggal di
pelosok atau daerah yang terpinggirkan, akan kurang dapat menikmati limpahan
buku-buku berharga itu. Oleh karena itu, pihak sekolah atau lembaga yang
terkait, yang peduli dengan anak dan masa depan mereka, yang notabene
adalah aset bangsa di masa depan,
haruslah bersedia berkorban mengusahakan buku bacaan anak yang tepat dan
mencerdaskan bukan, merusak moral. Selain itu, para penerbit dan toko-toko buku
harus benar-benar menyeleksi buku yang masuk sesuai dengan budaya kita.
Dengan buku-buku inilah anak-anak layaknya seperti manusia dewasa
pada umumnya dibantu untuk memahami dunia sekitar.Pengetahuan yang diperoleh
dari proses membaca ini akan menjadi bekal mereka dimasa yang akan datang. Tugas
kita mengarahkan dan mengajak serta memberikan contoh kepada mereka untuk
membaca dan membaca. Seperti itu!