Friday, January 20, 2023

PROFIL AGUS YULIANTO

 

Agus Yulianto lahir di Karanganyar. Ayahnya adalah seorang buruh dan ibunya merupakan ibu rumah tangga. 

Agus Yulianto sempat mengenyam pendidikan di kampus IAIN Surakarta atau Universitas Islam Negeri Raden Mas Said Surakarta, lulus tahun 2014. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Pendidikan Agama Islam.

Selama di kampus Agus Yulianto aktif di organisasi kampus seperti Unit Kegiatan Mahasiswa UKMI, Lembaga Pers Mahasiswa Tingkat Fakultas, Forum Mahasiswa Ilmiah Tingkat Fakultas, Badan Eksekutif Mahasiswa Tingkat Fakultas maupun Universitas, dan lain sebagainya. Selain itu juga aktif di organisasi Pergerakan Mahasiswa KAMMI. 

Selama menjadi mahasiswa selain sebagai aktivis kampus. Ia juga aktif menulis di koran dan jurnal ilmiah. Untuk meningkatkan skill dan jaringan kepenulisannya. Ia bergabung dengan organisasi penulis Forum Lingkar Pena (FLP). Selama aktif di Forum Lingkar Pena (FLP) sudah banyak karya yang dihasilkannya. Selain itu keaktifannya di Forum Lingkar Pena mengantarkannya sebagai ketua Forum Lingkar Pena Cabang Karanganyar dan Ketua Forum Lingkar Pena Wilayah Jawa Tengah. 

Agus Yulianto selain aktif di organisasi ia juga berprofesi sebagai guru di sekolah swasta. Pengalamannya mengajar selama ini di SD IT Insan Cendekia, Boyolali, SD IT Semesta Cendekia Jaten Karanganyar dan di SMK Wikarya Karanganyar, Jawa Tengah. 

 

                                                           PRESTASI

 

No

Nama Acara

Penyelenggara

Tahun

Keterangan

1

PORSENI Se-MTS Kabupaten Karanganyar

DEPAG

2002

Lomba Baca Puisi (Juara 1)

2

PORSENI Se-MTS Jawatengah

DEPAG

2002

Finalis

3

Tascakra Award

Komunitas Pembaca Karanganyar (TASCAKRA) & Perpusda Karanganyar

 

2010

Pembaca Terbaik I

4

Lomba Debat Mahasiswa

BEM STAIN Surakarta

2009

Finalis

5

Festival Ilmiah Mahasiswa UNS

BEM UNS

2010

Lomba Karya Tulis Ilmiah (Finalis)

4

BEM Jurusan Tarbiyah Mencari Bakat

BEM Jurusan Tarbiyah  STAIN Surakarta

2011

Debat Mahasiswa (Juara II)

5

Pameran Buku Murah Solo 2012

Netral Organizer

30 Januari 2012

Lomba Baca Puisi (Juara III)

6

Pameran Buku Murah Solo 2012

Netral Organizer

01 Oktober 2012

Lomba Baca Puisi (Juara II)

7

Lomba Menulis Cerpen & Cipta Puisi milad FLP-18

FLP Cabang Banjarbaru

2013-2015

Lomba Cipta Puisi (Juara III)

8

Broadcasting Competition

Radio DISTA FM IAIN Surakarta

2013

Finalis

9

Anugerah Pena FLP Soloraya 2015

FLP Soloraya

2015

Penyair Muda Berbakat

10

Lomba Menulis Cerpen

Penerbit OASE Pustaka

2015

 

Cerpen Favorit

11

Lomba Cipta Puisi Tingkat Nasional

LPM Arena UIN Sunan Kalijaga

2019

Juara II

12

Lomba Cipta Cerpen Nasional

Penerbit FAM Publising

2019

Juara I

 dan masih banyak lagi. 

KARYA  


 Beberapa buku yang sudah diterbitkan antara lain: Kumpulan Antologi puisi bersama Jagad Abjad diterbitkan oleh Teater IAIN Surakarta (2010), Kumpulan Antologi  Cerita Pendek diterbitkan oleh IAIN Surakarta (2010), Antologi Cerpen Kisah Inspiratif FLP Solo Raya (2014), Cerpen Ijinkan Aku Meminangmu menjadi Cerpen Favorit di terbitkan oleh OASE Pustaka (2015), Antologi Cerita Pendek oleh komunitas Negeri Kapas Surabaya (2016), Antologi puisi melawan korupsi bersama Sosiawan Leak (2016), Antologi Cerita Pendek Taman Budaya Jawa Tengah (2016), Beberapa Puisi diterbitkan oleh Buletin Pawon Sastra Solo (2017), Esai remaja di terbitkan oleh Buletin Literasi Kemuning Karanganyar (2017),  Antologi Cerita Pendek “ Surau Tanpa Masjid” FLP Banjarbaru, Kalimantan (2015),  Artikel Ilmiah diterbitkan oleh Jurnal Ilmiah  At-Tarbawi dengan judul“ Pendidikan Ramah Anak study Kasus  SD IT Nur Hidayah Surakarta” (2016), dan lain sebagainya.

Penghargaan sebagai Pembaca Terbaik  dari Perpustakaan Kabupaten Karanganyar & TASCAKRA Award 2010, Anugerah Pena FLP Soloraya tahun 2015 sebagai penyair muda berbakat, Juara II Lomba Menulis Puisi Milad FLP tahun 2015 oleh FLP Cabang Banjarbaru, Cerpen Favorit oleh Penerbit OASE Pustaka tahun 2015 dan lain sebagainya.  

 


Sunday, July 25, 2021

CERMA PERGINYA SEORANG SAHABAT


 

Perginya Seorang Sahabat

Agus Yulianto

 

Sore itu ketika hujan aku dan Anton makan bakso di pinggiran jalan depan sekolah. Bakso Kang Iman memang terkenal enak selain itu juga harga bersahabat. Bakso Idola memang menjadi idola anak-anak SMK Sakti. Ketika jam istirahat kios yang berukuran 4 m x 7 m sesak dipenuhi siswa SMK Sakti. Bahkan ada yang rela duduk di trotoar pinggir jalan demi menikmati semangkuk bakso yang seharga lima ribu rupiah itu. Bakso Idola buka hingga sore hari. Aku dan Anton sudah janjian usai pulang sekolah akan mentraktirnya sebab minggu lalu ia sudah mentraktirku.

Aku dan Anton sudah bersahabat sejak duduk di bangku SMP meski tidak satu kampung. Anton anak dari keluarga yang mapan. Ayahnya pengusaha Pabrik Sepatu sedangkan ibunya memiliki butik. Uang lima ribu rupiah bagi Anton tidak ada apa-apanya. Kadang aku malu ketika jajan selalu ia yang bayar.

Sedangkan diriku hanyalah seorang anak yang dilahirkan dari keluarga serba kekurangan. Aku sudah tidak memiliki ibu dan ayah. Mereka sudah pergi meninggalkanku sejak kecil. Hingga saat ini aku tidak tahu keberadaannya. Aku tinggal bersama paman yang bekerja sebagai buruh serabutan. Pamanku tidak memiliki seorang anak, ia memperlakukanku seperti anaknya sendiri.

            “Setelah lulus nanti kamu mau kuliah?” aku membuka percakapan sore itu.

            “Ayah memintaku untuk melanjutkan kuliah di Jakarta,” jawab Anton sambil mengunyah baksonya.

            Aku hanya bisa membayangkan seandainya memiliki seorang ayah yang begitu peduli pada anaknya. Betapa bahagianya aku.

            “Kalau kamu, Ndi?”

            “Kemungkinan aku akan bekerja di pabrik,” jawabku singkat sambil mata ini menatap sebuah foto keluarga Kang Iman di dinding yang terlihat bahagia. Aku sekali lagi hanya bisa membayangkan. Betapa bahagianya ketika memiliki keluarga yang utuh.

            “Kenapa kamu tidak kuliah? Padahal kamu selalu juara kelas,” tanya Anton sambil menatap mataku.

            Sebenarnya aku tidak perlu menjelaskan alasan untuk tidak kuliah. Sebenarnya kamu paham kondisiku saat ini. Untuk membuat lega hatimu maka akan ku jawab pertanyaanmu yang membuat sesak dadaku ini.

            “Kamu tahu sendiri bagaimana kondisi keluarga pamanku saat ini. Tidak mungkin bagiku untuk melanjutkan kuliah. Aku kasihan melihat pamanku yang bekerja seharian demi menghidupi istrinya dan juga diriku. Kapan lagi aku bisa membalas budi?” suaraku mulai bergetar seakan susah untuk mengungkapkan semuanya.

            Kedua mata ini saling bersitatap. Terlihat jelas ada binar-binar di pancaran mata Anton tentang kepedulian. Suara Kang Iman menganggetkan kami berdua. Warung bakso segera ditutup. Kang Iman dibantu kedua anaknya yang masih kecil membersihkan ruko mungil ini. Ketika aku mau membayar tetiba tangannya Anton terlebih dulu mengulurkan uang dua puluh ribuan. Aku hanya bisa menghembuskan nafas tanda kesalku padanya. Sebab hingga saat ini aku belum bisa mentraktirnya.

            Aku dan Anton segera berlalu dari warung bakso. Terlihat dari seberang jalan seorang lelaki yang terlihat masih muda dan berdasi melambaikan tangan ke arah kami. Ternyata lelaki itu adalah ayahnya Anton. Ia dijemput dengan sebuah mobil. Sekali lagi aku hanya bisa membayangkan. Anton pulang bersama ayahnya sedangkan aku menunggu angkutan yang tak kunjung tiba.

Aku berusaha untuk selalu tersenyum dengan segala kondisi yang ku hadapi saat ini. Karena aku yakin Tuhan tidak akan pernah tidur ketika melihat kondisiku seperti saat ini. Hanya saja aku harus lebih berusaha untuk meraih impianku. Mimpiku saat ini adalah ingin bertemu ayah dan ibu. Baik dalam keadaan hidup maupun mati.  

***

            Pagi sekali aku sudah berada di sekolah karena ada tugas matematika yang belum selesai aku kerjakan tadi malam. Suasana sekolah masih terlihat sepi hanya dua lelaki paruh baya yang sedang asyik menyapu dan mengelap jendela ruang guru. Sapaku penuh senyum pada kedua lelaki itu.

            Aku bergegas menuju ruang kelas XI Akuntansi. Segera aku buka lembaran tugas yang belum terselesaikan.

Terlihat di dinding sebuah jam yang sudah menunjukkan pukul 6.30 pagi.  Mulai terdengar suara-suara siswa SMK Sakti. Di saat aku sedang mengerjakan tiba-tiba suara Arnol mengagetkanku. Wajahnya terlihat pucat seperti orang ketakutan.

            “Andi, Apa kamu sudah dengar kabar Anton?” nada suaranya terbata-bata. Terlihat di sudut matanya ada sebuah genangan air.

            “Maksudmu kabar tentang apa?” jawabku pelan berusaha menenangkannya.

            “A...an..ton,” wajahnya tak berani menatapku. Menunduk sambil kedua tangannya memegang erat tanganku yang sudah mulai berkeringat dingin.

            “Kenapa dengan Anton?” Suaraku mendesak penuh dengan rasa penasaran. Jantungku sudah mulai berdetak tak beraturan.

            “Barusan tadi aku melihat Anton kecelakaan di perempatan jalan mau ke arah sekolah,” Suara Arnol goyah. Aku terdiam sesaat pikiranku melayang tak karuan.

            “Terus kondisi Anton saat ini,” Aku pun terus mendesak Arnol agar menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi.

            Arnol seketika memelukku erat sambil menangis. Dua cowok menangis di dalam ruang kelas memang bukanlah hal yang biasa. Peduli amat kata orang yang saat itu sedang melihat kami berdua berpelukan sambil menangis. Tetapi teman-teman sekelas yang barusan datang juga ikut menangis. Mereka mendekati kami saling berpelukan dan kata-kata yang meluncur yang disertai isak tangis selalu menyebut nama Anton. Aku makin bingung ada apa dengan Anton.

            Pagi ini yang seharusnya menjadi pagi yang indah bagiku. Tenryata menjadi pagi yang berkabung. Sahabatku Anton telah pergi untuk selamanya. Aku sungguh terpukul mendengar kabar itu. Aku tak tahu harus bagaimana. Baru kemarin sore makan bakso bersama. Tentu saja kabar ini membuatku syok. Teringat tatapan matanya ketika sore itu sangat tajam. Aku tak sadar kalau itu merupakan tatapan terakhirya. Anton sampai kapan pun kau adalah sahabat terbaikku. Aku janji setelah lulus nanti aku akan kuliah seperti yang kau sarankan waktu sore itu.** 

Dimuat Koran Harian Minggu Jogja (10/6/2021)

CERITA REMAJA KORBAN KEKERASAN


 

Korban Kekerasan

Oleh Agus Yulianto

 

            Suara riuh siswa kelas XI SMA Pertiwi pagi ini membuat para guru berhamburan ke luar.  Si jagoan membuat ulah kembali. Dua lelaki bertubuh jakung dan gempal beradu kekuatan di saat matahari mulai memberi aroma panas di lapangan yang berukuran 28,5 meter dan lebar 15 meter itu.  Kejadian itu tentu saja menjadi tontonan para siswa dari balik jendela kelas.

Pak Roni pun mendatangi aroma yang mengundang keribuatan.  Selaku guru Bimbingan Konseling (BK) yang dikenal sangat galak. Ia langsung  turun tangan  melerai keduanya. Darwis  sudah memasang kuda-kuda dan Brenden kedua tangannya mengepal seperti petinju. Sebelum adu jotos berlanjut. Keduanya diamankan di ruang BK.

***

Awal mula pemicu masalah adalah Darwis. Dia pertama kali mengejek Brenden karena penampilannya kelihatan cupu. Brenden tidak terima dengan ejekan yang dilontarkan Darwis. Kesabaran Brenden pun sudah hilang. Akhirnya, terjadilah pemukulan yang dilakukan oleh Brenden. Dan Darwis pun membalasnya.

Darwis sudah berulang kali membuat keonaran di sekolah. Pihak sekolah tidak tahu yang melatar belakangi sikap Darwis berubah seratus derajat. Waktu kelas X dulu sikap anak itu sangat santun. Tidak tahu kenapa semenjak naik kelas XI semua berubah begitu cepat.

Pihak BK hingga saat ini masih belum menemukan penyebab  perubahan sikap Darwis. Pak Roni berinisiatif memanggil orang tua Darwis untuk datang ke sekolah.

**

“Maafkan anak saya, Pak?” suara parau seorang wanita yang berada di ruang BK terdengar memelas. Wanita yang ditaksir berusia empat puluhan itu wajahnya menunduk. Memohon dengan sangat agar anaknya tidak di drop out (DO) dari sekolah.

Air mata pun turut serta mewakili perasaannya. Wajahnya pun sudah terlihat layu. Seakan tidak ada gairah untuk hidup. Dia adalah ibunya Darwis.

Terlihat di beberapa bagian wajah ada sedikit luka lebam. Ujung bibirnya ada sebuah goresan luka. Seperti bekas tamparan.

Pak Roni yang saat itu didampingi Ibu Siska dengan penuh haru mendengarkan keluh kesahnya. Air bening pun tidak terasa menetes dari sudut mata Ibu Siska.

Kedua guru BK itu akhirnya memahami dibalik perubahan perilaku Darwis. Ternyata kehidupan rumah tangga kedua orang tua Darwis tidak begitu harmonis. Setiap malam selalu disuguhi adegan kekerasan. Ayah yang seharusnya menjadi pelindung keluarga. Malah sebaliknya menjadi penjahat keluarga.

Menurut cerita ibunya hal itu disebabkan karena perusahaan yang dimiliki ayahnya mengalami ke bangkrutan. Mau tidak mau harus menanggung beban hutang.  Mengingat seluruh aset yang dimiliki sudah habis terjual. Semenjak itu sering terjadi percekcokan hingga akhirnya berujung pada tindak kekerasan.

Kekerasan tidak hanya terjadi pada ibunya. Darwis pun juga sering mendapat tendangan dari ayahnya karena masalah sepele. Kejadian itu tidak terjadi sekali akan tetapi hampir setiap hari. Semua itu dinikmati Darwis dengan luka yang menganga. Meski hatinya remuk redam lelaki yang dijuluki mirip penyanyi asal Korea Choi Min-Ho ini berusaha tegar. Meski ia menangis di atas sajadah yang tebentang.

Mendengar cerita dari Ibunya Darwis. Kedua mata Pak Roni dan Bu Siska saling beradu pandang. Mencari solusi terbaik untuk masa depan Darwis. Sangat disayangkan jika Darwis harus dikeluarkan dari sekolah. Sebab anak itu pintar dan selalu juara dalam setiap perlombaan.

Demi masa depan Darwis agar lebih baik. Pak Roni dan Bu Siska menawarkan sebuah tempat tinggal sementara untuk Darwis.  Asrama yang terletak tidak jauh dari sekolah. Sebenarnya asrama itu diperuntukkan untu anak-anak program Boarding School.

Ibunya Darwis tidak bisa berbuat apa-apa. Akan tetapi, semua itu akan dikembalikan juga pada Darwis. Jujur Ibunya tidak rela melepas Darwis. Namun bagaimana lagi kalau memang semua itu untuk kebaikan anaknya. Segala bujuk rayu dilakukan ibunya. Akhirnya, Darwis menerima tawaran itu.

Semoga kau kelak menjadi lelaki yang menghargai wanita. Perlakukanlah wanita selayaknya wanita. Sebab wanita itu ibarat kaca yang berdebu. Jangan terlalu keras membersihkannya. Nanti mudah retak dan pecah. Ucap ibunya dalam hati. Sambil memeluk erat anak lelaki satu-satunya itu.**


Dimuat Koran Harian Minggu 14 Juni 

Monday, March 29, 2021

IDN Media Berbagi Tips Marketing strategy di bulan Ramadan. Berikut Pandangan dari IDN Creative bagi Brand

 

Robaitur Rosyid

Bulan Ramadan sebuah bulan yang paling dinantikan oleh umat Islam di Indonesia. Sebab di bulan Ramadhan ini terjadi perubahan pola perilaku di kehidupan masyarakat bukan hanya berpengaruh pada kehidupan religius masyarakat saja. Pada bulan Ramadhan ini, pola konsumsi masyarakat condong naik secara signifikan. Apalagi melihat kondisi saat ini ‘pandemik’ yang hingga detik ini belum berlalu, adanya keterbatasan pergerakan akibat adanya gagasan pemerintah untuk menjalankan segala kegiatan  dari rumah, waktu luang yang dimiliki oleh masyarakat mulai melonjak drastis. Waktu luang tersebut biasanya mereka gunakan untuk melakukan online surfing dan shooping. Lalu, Apakah semua generasi memiliki pola perilaku yang berbeda di bulan Ramadan? Tentu saja masing-masing generasi memiliki pola perilaku yang berbeda khususnya di kalangan generasi Millennial dan Gen Z. Memahami perilaku generasi Millennial  dan Gen Z saat Ramadan di rumah  susah-susah gampang. Maka dari itu harus ada pendekatan secara personal juga, lho! Maka dari itu, IDN Creative berbagi insight untuk sobat semuanya.

Perubahan sikap dan perilaku di bulan Ramadan tersebut tentunya juga terjadi di kalangan generasi milennial dan Z. Brand pun beradu gagasan untuk mencuri perhatian generasi Millennial dan Gen Z  yang secara usia memiliki daya beli tertinggi di antara generasi yang lain ini. Untuk membantu brand ataupun para pelaku bisnis lainnya agar dapat  mempertahankan relevansi sekaligus mencuri perhatian generasi millennial dan z, berikut beberapa tips  yang dibagikan IDN Creative, agensi digital multi-platform yang fokus pada brand storytelling, kreasi konten, dan aktivitasi online. Apa saja, ya?

1. Speak their language

Ramadan di rumah saja ditaksirkan akan ada beberapa perubahan pada pola perilaku konsumsi digital generasi millennial dan z di Indonesia. Untuk mengantisipasi hal tersebut, skill  brand dalam menyampaikan brand message meupakan hal utama yang harus diperhatikan. Bagi IDN Creative, brand harus memberi perhatian khusus pada topik-topik yang secara aktif mereka cari dan konsumsi selama Ramadan.

Mengkombinasikan tema-tema yang sedang hype ke dalam brand message dapat membuat kedekatan tersendiri dengan target audiens. Menurut penelitian IDN Creative, konten yang bersifat ringan rupanya 2x lebih banyak dicari oleh generasi millennial dan Z di Indonesia; pencarian konten dengan topik entertain juga meningkat sebanyak 6x dari biasanya. Dalam case IDN Media, artikel yang berjudul “5 Alasan Jangan Nonton Drama ‘World of Marriage’ Pas Puasa” tentu akan menjadi konsumsi bacaan yang sesuai untuk menemani mereka saat menanti waktu berbuka.

Timmy IDN Creative 

2. Go hyper-local, go hyper-relevant

Sebagai contoh kasus, Ramadan di rumah membuat kita mempunyai  waktu luang yang lebih banyak untuk menyiapkan hidangan buka puasa yang beraneka ragam dan menarik lidah. Hal ini dapat dilihat dari data pencarian konten menu dessert yang mengalami peningkatan secara siginifikan. Data tersebut tentu harus diikuti dengan penyesuaian konten-konten yang disajikan: hubungan antara konten dengan minat audiens tentu akan menghasilkan output yang lebih optimal.

Membantu campaign Indomilk pada Ramahan tahun lalu, IDN Creative menghubungkan brand susu kental manis itu dengan Yummy, salah satu unit bisnis IDN Media yang fokus pada konten kuliner, untuk menggiatkan pendalaman resep menggunakan produk Indomilk dari para audiens. Sambil tetap memenuhi keingintahuan audiens, IDN Creative juga mendorong munculnya ide-ide inovatif serta unik: susu kental manis tidak hanya dapat diolah menjadi makanan manis, akan tetapi juga gurih. Pada dasarnyanya, brand harus mampu menyampaikan cerita yang tepat, kepada orang yang tepat, melalui media yang tepat, dan pada waktu yang tepat.

 

3. Tailor-made your stories

 

Menurut IDN Creative, masih banyak sekali generalisasi pada konten tidak akan dapat  menghasilkan output yang optimal. Perlu diketahui bahwa generasi millennial dan Z itu  memiliki perilaku dan prefensi yang berbeda. Maka dari itu, menerapkan pendekatan secara personal pada sebuah konten yang diproduksi tentu akan menyentuh mereka secara lebih dalam. Hal ini juga perlu diamplifikasi secara masif dengan menghadirkan  konten tersebut di beberapa publisher sekaligus.

Di IDN Media sendiri, topik konten yang sama mengenai menu berbuka puasa bisa disajikan dalam bentuk berbeda sesuai dengan karakter audiens di masing-masing publisher. Text-based content berjudul “5 Resep Takjil yang Bikin Ingat Masa Kecil” yang dipublikasikan di IDN Times dan kemudian diolah menggunakan perspektif keluarga untuk ditayangkan di Popmama.com. Kemudian untuk memberikan output yang optimal, konten juga disajikan dalam bentuk video-based content di Yummy. Dengan begitu, pesan yang dibawa oleh brand dapat menjangkau auidens dengan persona yang lebih beragam.

 

Kantor Pusat IDN Media

Tentang IDN Creative

IDN Creative adalah agensi digital multi-platform yang fokus pada brand storytelling, kreasi konten, dan aktivitas online.

 

Tentang IDN Media

IDN Media adalah perusahaan media platform untuk Millennial dan Gen Z di Indonesia, dengan lebih dari 60 juta Monthly Active Users (MAU). Visi kami adalah mendemokratisasi informasi dan membawa dampak positif bagi masyarakat.

 

CP  IDN

Zefanya Deby

Head of Communications

Zefanya.deby@idntimes.com

081315658052

 

Seraya Adzani

Senior PR & Patnership Associate

Saraya.adzan@idntimes.com

081218862176


Tulisan Disukai Pembaca

Mengulas Buku Fiksi Antologi Cerpen Amygdala

  Amygdala Sebuah Proses Kehidupan www.agusyulianto.com   Judul Buku : Antologi Cerpen FLP Jawa Tengah Amygdala Penulis : Rahman Hanifan, ...