Thursday, February 28, 2013
Thursday, December 27, 2012
Catatan Hatiku
Satu Hari, Sepenggal kisah perjalanan hidupku
Hidup itu suatu
kenikmatan yang tiada tara ketika kita bisa memanfaatkan perjalanan kehidupan
ini dengan sebaiknya. Dan yang terpenting kita tidak melupakan sang Pencipta.
Setiap manusia pasti mempunyai kisah tersendiri dalam mengarungi perjalanan
kehidupannya. Melalui goresan kata-kata ini aku akan berbagi cerita tentang
hidupku, kisahku dan perjalananku dalam mengarungi samudra kehidupan. Kisahku
ini akan aku mulai pada kegiatan sehari-hari. Tapi sebelumnya kita kenalan
dulu. Namaku Agus Yulianto, anak Karanganyar kelahiran 27 Juli. Memang aku
bukan remaja lagi tapi aku tetap muda dan semangatku tak mau kalah dengan
semangat anak remaja dalam menjalani kehidupan ini.
Perjalanan hidupku aku mulai
ketika pukul 04.30 wib pagi. Inilah waktu ku untuk mendekatkan diri kepada sang
khalik. Ya..ibadah sholat shubuh. Itulah hal yang tidak aku lupakan.Setelah
menjalankan ibadah sholat shubuh aku tidak lupa menyempatkan diri untuk tilawah
meskipun walau hanya 3 lembar. Pukul 05.00 aku menjalani aktivitas pagi seperti
biasanya ; olahraga lari-lari mengelilingi lapangan kampus IAIN Surakarta.
Karna hidupku memang di kampus. Aku anak penjaga masjid kampus. Sudah 3 tahun
ini aku menjadi takmir masjid. Lari pagi usai, aku melanjutkan aktivitasku
bersih-bersih masjid. Seperti nyapu, bersihkan kamar mandi dan lain sebagainya.
Itu semua aku lakukan sampai jam 06.30. Setelah semua selesai aku istirahat
sejenak sambil membaca Koran biar tahu berita yang berkembang. Karna prinsipku
sebagai mahasiswa aku jangan sampai ketinggalan informasi. Istirahat usai,
aku mulai persiapan untuk sarapan pagi
dan berangkat kuliah. Di takmir Alhamdulillah kita makan masak sendiri sehingga
pengeluaranku bisa di hemat. Dengan jatah dari orang tua perbulan hanya 100
ribu rupiah bisa dikatakan itu belum mencukupi kebutuhanku sebagai mahasiswa.
Jam 07.00 pagi aku sudah berangkat kuliah menuju kampusku yang hijau. Akupun
mengikuti perkuliahan dengan seksama. Setelah usai kuliah sekitar pukul 12.00
wib aku melanjutkan dengan ibadah sholat Dhuhur.
Pukul 13.00 wib
aku tidak hentinya untuk beraktivitas kembali.aku mengikuti sekolah tahsin yang
di adakan lembaga pengembangan pendidikan al-qur’an yaitu LP2Q yang berada di
IAIN Surakarta. Aku mengikuti kegiatan ini sudah sejak semester 4 kemarin dan
sampai sekarang. Kegiatan tersebut merupakan sarana pembelajaran membaca
al-qur’an bagi mahasiswa yang mau ingin mengembangkan kemampuannya dalam
membaca al-qur’an. Kegiatan ini berlangsung sampai pukul 15.00 Wib dengan
pengampu oleh Ustadz Rial Fu’adi. Seusai belajar Tahsin tidak lupa aku
melaksanakan kewajibanku sebagai umat islam yaitu ibadah sholat Ashar. Dan aktivitasku
masih berlanjut tidak sampai di sini saja.
Pukul 15.30 aku harus persiapan untuk siaran di Radio Dista FM
sebuah Unit kegiatan Mahasiswa di bidang broadcasting. Aku di sana sebagai
penyiar khusus untuk acara talk show. Dan kali ini aku akan memandu talk show
dengan salah satu UKM di IAIN. Di radio Dista aku sudah tidak memakai nama
asliku, tapi aku punya nama sendiri sebagai seorang penyiar, Dj Bagus. Itulah
nama udaraku setiap kali mengudara aku selalu menggunakan nama itu. Nama itu
aku pilih karna suaraku memang bagus dan keren kata sobat dista , sebutan bagi
para pendengar radio Dista. Aku memandu jalannya acara tersebut sampai pukul
16.30 WIB. Sungguh sangat menyenangkan ketika aku bisa menghibur para pendengar
meskipun sekarang dikatakan peminat radio begitu minim dibandingkan tahun lalu.
Hal ini di karenakan karna berkembangnya teknologi audio-visual , televise.
Usai siaran aku
melanjutkan aktivitasku kembali; rapat. Aku selain bergabung dengan UKM Dista
aku juga aktif di UKM LDK. Alhamdulillah di LDK aku di amanahi sebagai ketua
bidang hubungan masyarakat ( HUMAS ). Pada pertemuan kali ini aku dan tim
humasku merancang sebuah program kegiatan yaitu kegiatan kunjungan di sebuah
lembaga yang bergerak di media. Pada kegiatan rapat kali ini kita menghasilkan
satu agenda yaitu kita akan adakan kegiatan kunjungan di sebuah media massa
yang ada di daerah Solo raya. Tentunya media yang akan kita tuju merupakan
sebuah media yang tidak asing lagi. Media itu antara lain Media cetak Joglo
Semar. Yang salah satu media surat kabar yang baru berdiri menyemarakkan media
di solo raya. Rapat pun usai pukul 17.30 akupun kembali ke takmir untuk
persiapan sholat magrib dan bersih-bersih badan.
Suara adzan
berkumandang pukul 17.56, setelah usai mandi aku menuju ke masjid untuk
melaksanakan ibadah sholat magrib. Setelah selesai sholat aku melanjutkan
dengan membaca al-qur’an sampai ibadah sholat isya’menjelang. Usai sholat isya’
aku dan teman-teman yang ada di takmir persiapan makan malam. Untuk merubah
suasana di malam ini kita tidak masak akan tetapi, kita pergi jajan bareng ke
luar. Kita mencoba untuk menikmati suasana malam di luar, biasa tempat makan
yang paling kita suka di hek depan sekolah SMK Muhammadiyah Kartasura.
Pukul 20.00 aku
dan teman-teman takmir kembali menuju tempat berteduh kita, takmir bukhori. Aku
pun melanjutkan aktivitas seperti biasanya membaca buku serta membuat tugas
kuliah. Hal itu aku lakukan sampai pukul 24.00 Wib. Memang aku ini hobi sekali
membaca buku dan menulis. Buku yang paling aku suka yaitu buku tentang cerita ,
kisah atau tentang pendidikan. Ada beberapa buku yang sudah aku baca seperti;
kumpulan cerpen, novel asma nadia cacatatan hati seorang istri, negeri lima
menara, serial petualangan mahasiswa UGM di samudar atlantik, serta buku buku
yang memuat isu pendidikan., misal buku yang mengupas liberalisasi pendidikan
dan yang paling ngtren saat ini buku yang memuat tentang pendidikan karakter.
Hidupku memang tidak pernah lepas dari aktivitas. Satu menit saja
aku tidak beraktivitas serasa diri ini ada sebuah kebingungan ‘apa yang akan
aku lakukan’.dan ketika aku tidak memberikan nutrisi otakku melalui membaca.
Seakan diri ini kehausan akan sebuah ilmu. Alhamdulillah dari kegemaranku
membaca aku bisa menuangkan sebuah gagasan, ide-ide dalam sebuah tulisan. Baik
itu tulisan yang aku kirimkan di media cetak maupun yang aku aupload di blog ku
sendiri. Bagi kalian yang mau melihat atau penasaran dengan tulisanku bisa
kalian kunjungi di blog: yuliagusyulianto.blogspot.com. itulah kisahku tentang
perjalanan keseharianku. Aku bukanlah manusia yang sempurna akan tetapi aku
bersyukur atas apa yang telah diberikan Allah SWT kepadaku. Meskipun diri ini
kadang merintih kelelahan bahkan rasa malas pun kadang menyelimuti namun aku
tetap berusaha memotivasi diri ini agar terus produktif. Hidup itu sekali maka
jangan sia-siakan kesempatan berharga ini. Salam semangat.
Cerpen
Balada Cinta Zakia
Setiap
kali aku memandang bintang di langit malam yang begitu jauh . Aku merasakan
jurang pemisah antara Aku dan Nisa yang makin menganga lebar. Kepergiannya
setahun yang lalu untuk merantau ke negeri orang masih menyisakan perih di
dasar hatiku. Ketika kutatap matanya yang bening tersimpan sebuah kesedihan
yang menyesakkan dada. Saat ku dekap kedalam pelukanku aku merasakan gemuruh
didasar hatinya dan air mata telah melelh di pipinya.
Memang
bukan keinginan Nisa untuk pergi dari kota
ini. Keadaan keluarganya yang broken home
memaksa dirinya untuk ikut bersama Ibunya ke Belanda. Di dalam hatiku aku
tak tau siapa yang harus kusalahkan atas kepergian Nisa dari sisiku. Aku hanya
bisa pasrah dengan takdir yang telah berkata.
Pengeras
suara yang melengking di bandara internasional Adi Sumarmo seakan menyadarkan lamunan
yang baru saja menghampiriku. Doaku kembali sesak sesaat kulihat Nisa kembali
meneteskan air mata.
“
Aku pasti akan cepat kembali Za, entah itu kapan akan terjadi. Tapi aku akan
selalu merindukanmu setiap waktu. “ Teriris hatiku mendengar kata-kata Nisa.
Tak
kupungkiri kesedihan pun masih menggelayutiku. Setahun kebersamaanku dengan
Nisa yang kulalui dengannya kini bagai debu yang tertiup angin. Jemariku
menghapus air mata yang membasahi pipinya. Kuraih dia kedalam pelukanku seakan
enggan untuk kulepaskan. Pelukan Nisa perlahan memudar saat Ibunya memanggilny
untuk menuju pesawat yang telah siap berangkat.
Ibu
Ami pun terharu melihat perpisahan diantara kami yang tak pernah terduga
sebelumnya.
“
Aku pergi Za “ Kata Nisa sambil berbalik meninggalkanku. Aku hanya bisa
memandangi raut wajahnya dengan hati yang pilu, semakin lama ku melihatnya
semakin menjauh dari pandanganku. Akhirnya burung baja itupun menerbangkannya
kenegri seberang.
-------**-----
Setahun
kemudian setelah perpisahan itu sampai sekarang masih dapat kurasakan debaran
Nisa saat berada di pelukanku. Juga air matanya masih terniang di dalam
ingatanku. Untuk menahan kerinduan ini aku selalu memandang foto ketika dulu
kita bersama. Satu tahun kepergiannya belum dapatkan kabar tentang dirinya di
negeri Kincir Angin. Namun aku tetap menjaga kesetiaan cinta ini agar suatu
saat nanti cinta suci ini bisa kupersembahkan kepada dirinya saat dia kembali
di sisiku.
Waktu
yang semakin cepat berlalu tak dapat satupun kabar tentang dirinya. Ketika ku
telpon nomornya sudah ganti. Apakah ini pertanda dia sudah melupakanku.
Ah...tidak mungkin. Dia berjanji padaku untuk menjaga rasa cinta ini. Tapi
kenapa dia menghilang begitu saja. Ya Allah...cinta kita memang benar kau uji.
Hatiku yang resah selalu berkata.
Cintaku
pada Nisa kini sudah mulai goyah pilarnya karena kehadiran Muslimah. Seorang
gadis anggun yang selalu menjaga Ibadah dan Cintanya. Hatiku bergetar ketika
aku jumpa dirinya. Ada
rasa apa ini. Gumanku dalam hati. Dia begitu santun tutur katanya. Bahkan mata
selalu menjaga pandangannya. Cinta yang dia miliki bukanlah cinta karna nafsu,
tapi cinta karna Allah Swt. Aku memang egois, janji setia yang kuberikan pada
Nisa kini kunodai sendiri dengan hadirnya
Muslimah di dalam kehidupanku. Untuk menjaga diri ini dari godaan syaiton atas
saran Pak Syamsul , Ayah muslimah. Aku pun meminangnya. Ini tanpa sepengetahuan
Nisa. Maafkan aku Nis...
Muslimah,
gadis yang berfisik lemah itulah yang menggoyahkan pilar-pilar kesetiaanku. Aku
tahu Muslimah terkena kanker hati. Hidupnya pun tak akan bertahan lama.Mungkin
karna alasan itulah perasaan cintaku padanya tumbuh perlahan-lahan.
“
Kurasakan hari-hariku semakin suram Za, apalagi dokter bilang kalau umurku
tidak akan lama lagi.” Kata Muslimah tertunduk lesu.
“
Kamu kenapa bicara seperti itu, hidup mati manusia itu Allah yang mentakdirkan.
Dokter hanya bisa mendiagnosa . Muslimah waktu yang singkat ini, kamu harus
bisa menjalani hidupmu dengan ceria dan yakin kamu akan sembuh. “ Kataku
memotivasi dirinya.
Muslimah
tersenyum tipis sambil menatap langit yang mulai berwarna jingga. Kami berjalan
beriringan di kawasan wisata Cemara Sewu, Tawangmangu Karanganyar. Sinar
matahari yang masih bersinar terik menyorot tajam diantara pucuk-pucuk cemara.
“
Aku takut hari-hari yang menyenangkan ini akan segera sirna dari hadapanku jika
kekasih hatimu yang dulu kembali di sisimu Za.” Jelas Muslimah padaku.
Aku
terperanjat kaget baru tersadar kalau bayangan Nisa makin mengabur dari
ingatanku. Haruskah aku merasa berdosa karena telah mengkhianati kesucian cinta
Nisa demi seorang wanita yang begitu rapuh hidupnya.
Tidak
aku tidak mengkhianati Nisa, Aku akan merasa berdosa jika aku mebiarkan wanita
sholeh ini menderita sendiri di dalam hidupnya. Aku hanya ingin memberinya
kebahagiaan.
“
Apa kamu yakin Nisa akan kembali kesini “ Tanyaku
“ Aku dia bakal kembali ke sini. Bahkan ke dalam
kehidupanmu. Hati wanita mana yang rela pujaan hatinya pergi begitu saja dari
dalam kehidupannya. Apalagi cinta kalian telah terukir begitu lama. Hanya saja
waktu telah menguji kalian. “ Air mata Muslimah mulai menetes perlahan dari
matanya yang sayu.
Kami pun berhenti melangkah. Ku tatap lekat mata
Muslimah. Matanya yang bening sebening embun pagi mengingatkan aku pada Nisa.
Dan kini aku kembali menyaksikan butiran kristal meluncur dari telaga Muslimah.
“ Aku pasti tidak akan maafin kamu Za. Karena kamu telah
masuk ke dalam hidupku. Aku sayang sama kamu. Dan aku tak tahu apa selama ini
cintamu tulus padaku.” Bisik Muslimah sambil merebahkan kepalanya di dadaku.
Aku hanya terdiam.
Aku tak tahu harus berkata apa. Memang cintaku kepada Muslimah cinta karna
peduliku pada dirinya. Bukan cinta karna kesetiaan. Aku selama ini hanya tak
tega melihat gadis se sholeh dia hidup sendiri tanpa sebuah cinta hanya karna
rasa sakit yang dialaminya. Manusia macam apa aku ini. Cintaku yang tumbuh
karna nafsu kini mengikis sudah kedalam rongga hidupku. Aku hanya bisa pasrah
dalam menjalani hidup ini. Bagaimanapun aku akan selalu menjaga istriku ini.
Sampai kapanpun meski ajal telah memisahkan kita berdua. Aku harus mulai
melupakan Nisa. Dia bukan milikku.Dia hanya sebatas kenangan dalam catatan
hatiku.
Ku peluk erat Muslimah dan ku katakan padanya “ Aku tak
akan meninggalkanmu.Aku akan selalu setia menjaga rasa cinta ini. “ Air mataku
pun tak terbendungkan.
Dalam perjalanan
pulang keheningan menyergap kami berdua. Kubiarkan saja Muslimah terhanyut
dalam pikirannya sendiri. Matahari hampir terbenam yang terlihat hanya sebuah
bulatan yang berwarna kuning jingga indah menghias langit.
----------------**---------------
Hari demi hari berlalu
dengan cepatnya. Aku bagaikan berlari mengejar waktu. Hingga kini hampir
3 tahun perjalanan cintaku bersama Muslimah. Dan 3 tahun pula kepergian Nisa ke
Negeri Tulip. Tapi perasaan ini masih saja ada untuk Nisa.
Sore ini seperti biasa aku menanti Muslimah di hutan
pinus untuk melihat matahari terbenam. Kulirik arloji di tanganku, sudah 10
menit aku berdiri di tempat ini. Tapi Muslimah belum ada tanda-tanda kedatanganya.
Dari jauh aku mendengar deruh mobil menuju kearahku. Dan memang benar sebuah
mobil Baleno berwarna biru laut berhenti tepat di depanku. Sesaat sosok wanita
turun dari mobil itu . Mataku terbelalak lebar, saat aku tau siapa wanita itu
yang kini berdiri dihadapanku.
Nisa...benarkah wanita yang kulihat itu adalah Nisa. Rasa
tak percaya di dalam diriku. Mungkin ini hanya halusinasiku belaka. Saat wanita
itu menyebut namaku aku baru percaya kalau ini memang nyata. Bukan halusinasi.
Dulu ketika kita masih bersama seringkali kita menghabiskan waktu sore hari di
hutan pinus ini hanya untuk melihat terbenamnya matahari. Dan sinilah kita
berjanji untuk saling setia. Teringat kenangan itu membuat diri ini bersalah.
“ Apa kabar Za. Setiap detik setiap menit aku selalu
merindukanmu. Aku tak sabar menanti hari ini untuk bertemu denganmu. Apa kau
masih ingat janji setia kita. Dan maaf akn aku selama ini tak kubalas
kerinduanmu padaku. Aku hanya ingin tau seberapa besar rasa cintamu padaku.
Apakah kamu bisa menjaga kesetiaan ini. “ Semburat kata-kata Nisa membuat aku
tertegun tak berdaya. Apa yang akan terjadi jika dia tahu bahwa hati ini sudah
ada yang menggantikannya.
“ Ada
apa Za. Kenapa kamu diam. Apa ada yang salah dengan kehadiranku.Apa aku sudah
jauh berbeda dengan Nisa yang dulu. Apa kau marah padaku.” Kata-kata tajam
meluncur dari bibir manisnya Nisa. Seakan dia mengintograsi diriku. Ada apa ini. Kok g ada
senyum khas di wajahmu.
Aku sulit untu berbicara. Bibir ini terkunci rapat. Dan
kuncinya itu hilang entah kemana. Aku bingung.......Kenapa ini harus terjadi
kembali. Ya Allah...Apa salah hamba.
“ Apa kau benar-benar Nisa, yang aku rindukan dan ku
nantikan selama bertahun-tahun. ? “ rasa tak percaya seakan masih menyelimuti
diri ini.
Nisa mengangguk pelan di iringin air mata yang membanjiri
pipinya seakan menyakinkan aku kalau dia benar-benar wanita pujaanku.
Di depan sana
aku tak menyadari tatapanku. Ada
air mata menetes dari sudut matanya. Perih kurasakan bagai menikam jantungku
dan kini aku tersudut tak tau apa yang harus aku lakukan. Seandainya dulu aku
tak merobohkan kesetiaanku untuk Nisa dan tidak memasukkan Muslimah kedalam
kehidupanku, mungkin sekarang ini aku tak menambah deret luka di hati Nisa.
“ Siapa dia Za ?” tanya Nisa penuh rasa penasaran
mengenai gadis itu.
Dia menanyaan siapa wanita itu yang bergaun putih di
seberang sana.
Aneh, Muslimah yang sedang kami perhatikan tak bergeming dari tempatnya
berdiri. Wajah manisnya bagai sinar yang terpantul oleh sang Surya. Ada yang lain dengan Muslimah.
Walaupun sekarang dia sudah ada didepanku tapi, kurasakan kehidupannya jauh
dariku. Seakan desah nafasnya sudah tidak dapat kurasakan lagi.
“ Kamu belum jawab pertanyaanku siapa dia Za.? Sambung
Nisa.
“ Muslimah.. Dia istriku...” Seakan tersambar petir
ketika ku mengatakan ini pada Nisa.
Aku beku ditempatku berdiri, mulutku seakan kelu,
kata-kata yang akan aku ucapkan bagai tertelan api. Aku menatap mata Nisa ada
guratan kegelisahan dan kekecewaan yang tergambar dari wajahnya.
“ Maafkan aku Nis...
memang aku bukan pria yang setia. Saat kerinduan di hatiku makin memuncak
Muslimah datang menggoyahkan kesetiaannku. “
“ Ku kira kau adalah laki-laki yang tegar menghadapi
semua cobaan yang merintangi jalan kita tapi nyatanya kau sangat rapuh Za. “ Rasa
kesal di dalam hatinya Nisa di luapkan.
“ Aku memang tak setegar batu karang itu Nis. Aku rapu saat tak ada
kabar beritamu tak kunjung datang. Aku rapuh saat kukira kau telah
melupakanku.”
Aku mengalihkan wajahku kearah matahari mencoba
menyembunyikan air mataku.
“ Maafin aku Za” desis
Nisa.
Angin gunung kembali berhembus menggugurkan dedaunan
menimpa kami berdua, menerbangkan asaku ketempat yang jauh.
Dering ponsel di sakuku seakan menyadarkan lamunanku.
Fauzi...ada sebersit tanya dihatiku karena Fauzi adalah kakak Muslimah, dan
sudah lama sekali dia tidak pernah menelponku ada apa ya? Terbesit tanya di
dalam hatiku.
“ Halo ada apa Kak ...? “ Tanyaku penuh keheranan
Begitu mendengar apa yang dikatakan Fauzi wajahku seakan
tidak percaya kalau Muslimah telah meninggal. Kankernya kambuh dan 1 jam yang
dia telah menghembuskan nafas terakhirnya, Aku masih tidak percaya dengan semua
ini apakah ini mimpi ? Padahal sedetik aku melihatnya berdiri disini melihat
guratan kesedihan di matanya, apakah yang kulihat tadi hanyalah rohnya, pantas
kurasakan jiwanya begitu kosobng ternyata dia telah pergi dari dunia ini. Rasa
bersalah begitu besar didalam diriku. Sebagai suaminya aku tidak berada
disisinya di saat dia membutuhkanku. Aku nyesal tiada tergantikan. Rasa
bersalah begitu luar biasa menggelayuti hidupku.
“ Ada
apa Za. Kenapa wajahmu pucat “ Tanya Nisa.
“ Istriku Muslimah.......!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! ?
teriakku histeris, dan disaat ini aku ingin berlari sekencang-kencangnya
mengejar angin tapi, semua itu tak mampu kulakukan. Aku terduduk dan tak mampu
bangkit lagi. Kurasakan Nisa menyentuh bahuku, matanya memandang penuh tanya
padaku.
“ Apa yang terjadi pada istrimu Za ? “
“ Muslimah meninggal Nis. Kankernya sudah medium akhir dan yang
kita lihat tadi mungkin hanyalah rohnya. Kata Fauzi dia telah meninggal satu
jam yang lalu. “
Mata Nisa berkaca-kaca mungkin karena dia kasihan dengan
apa yang terjadi pada Muslimah hingga air mata jatuh menajari pipinya.
-----------------**-----------------
Pemakaman telah sepi hanya ada beberapa orang yang masih
disana. Kudengar seseorang memanggilku, saat kumenoleh ternyata Fauzi, dia
berjalan kearahku. Dari matanya terlihat kesedihan yang masih membekas.
“ Sebelum meninggal Muslimah berkata padaku kalau dia sangat
berterima kasih padamu Za karena selama ini kamu telah memberinya semangat
untuk hidup. Dia juga minta maaf padamu Nis
karena mencoba merebut Zakia dari sisimu. Kuharap kalian mau memaafkannya agar
Muslimah bisa tenang di alamnya.” Kata Fauzi kakaknya Muslimah.
Setelah berkata begitu Fauzi bergegas meninggalkan
pemakaman. Aku memandangi pusara Muslimah yang masih basah, aku yakin dia telah
tenang di alam barunya. Tapi, bayang-bayang Muslimah seakan masih lekat
dihatiku. Bayang wajahnya saat tersenyum seakan terlihat jelas dari makamnya.
Muslimah telah memberiku satu kesempatan untuk mengulangi lagi kesalahanku di
masa lalu, kesalahan dengan menduakan Nisa.
“ Terimakasih Nis...? “ batinku dalam hati. Kulirik
wanita yang berdiri di sampingku itu.
“ Aku sangat berterimakasih pada Muslimah ...Karena dia
telah mengembalikan orang yang sangat aku cintai walaupun dia harus menebus
semua ini dengan kematiannya dan aku bisa berterima kasih setulus hatiku Za.”
Kata Nisa pelan
“ Aku juga sama sepertimu Nis, karena Muslimah aku sadar kalau rasa
kesepian bisa membuatku melakukan apa saja termasuk untuk menduakanmu tapi,
sekarang aku akan berusaha untuk tidak mengulangi kesalahan itu. “
Kini cinta yang dulu telah hilang tumbuh kembali di
antara kita. Di depan makan Muslimah kita menjalin janji untuk saling setia.
Dan aku katakan pada Nisa satu hal yang selama ini aku nanti-nantikan.
“ Nis...Ijinkan
aku meminangmu.” Tegasku padanya.
( Dalam Sebuah Catatan Hatiku : Agus Yulianto )
Tuesday, December 25, 2012
Cerpen
Aku Ingin Sekolah
Monday, November 19, 2012
Catatan Hatiku
Kata
itu berkata “ SAHABAT “
Dunia
begitu sempit untuk aku lalui. Tak ada yang abadi karna keabadian itu merupakan
hal yang sangat tidak mungkin kecuali hanya karna kehendak Allah swt. Seperti
halnya dengan apa itu Sahabat. Ketika kita bertemu dengan seseorang yang tak
sedkitpun kita tahu siapa Dia....Darimana Dia...Dan untuk siapa Dia...namun
karna ada sebuah naluri keingin tahuan yang lebih mendalam akhinya rasa keingin
tahuan itu menghinggapi diri kita untuk mengenal lebih dekat. Aku pernah
bertanya kepada temanku “ apakah di dalam hidupmu ada yang namanya kata
‘Sahabat’ ? “ pertanyaan yang bisa
dikatakan biasa tapi itu mendalam. Ketika kita berbicara apa itu Sahabat pasti
dalam pikir kita ‘ orang yang sangat berharga dalam kehidupan kita. Orang yang
selalu setia dalam keadaan apapun diri kita. Iya itulah beragam makna apa itu
kata Sahabat. Lalu sahabat seperti apa yang kita harapkan didunia ini.
Tentunya
semua orang pasti pernah memiliki sahabat. Apakah sahabat itu dimulainya sejak
kanak-kanak, remaja, dewasa atau tua bahkan ketika bertemu langsung ada sebuah
rasa keterikatan apa itu sobat. Sebuah
kata yang memiliki makna yang mendalam bagi semua orang. Lalu apa yang akan
kita harapkan untuk orang yang menjadi sahabat kita. Apakah dia harus ada
setiap saat. Apakah dia harus menemani kita setiap waktu untuk bercengkrama,
belajar bahkan sampai makanpun apa harus ada disisi kita. Kalau menurut penulis
tidak seperti itu. Sahabat seseorang yang seharusnya tidak pernah ada dalam
kehidupan kita. Mengapa ? karena seharusnya sahabat itu orang yang selalu
memotivasi setiap langkah kita ketika diri ini dalam keadaan future.
Ketika diri ini dalam keadaan tak berdaya. Uluran tangan yang selalu menggenggam
kepada diri ini ketika mau jatuh kedalam jurang. Sahabat itu sesuatu yang
abstrak karna tak selalu ada dalam hidup ini. Kadang sosoknya hadir kadang
sosoknya pergi begitu saja. Dan sahabat itu kesetiaan tak kenal pamrih. Apa
yang kita lakukan itu ikhlas dari dalam diri ini bukan karna sesuatu hal. Ya
itulah sahabat.
Aku tidak akan pernah mencari apa itu sahabat...
Karna aku sempat dikecewakan apa itu sahabat...
Aku hanya menunggu apa yang namanya sahabat....
Karna sahabat itu mau ada untuk diriku.
Indah memang ketika didalam
kehidupan kita memiliki apa yang namanya sahabat. Penulis yakin kalian semua
memiliki apa itu ‘ sahabat ‘. Karena dengan sahabat hidup itu akan begitu
lengkap sebuah ibarat ketika kita mau makan tak lengkap jika tidak ada lauknya
dan juga air minumnya. Makna dari ibarat
itu peran seorang sahabat sangatlah penting ketika kita lagi tersedak dialah
yang akan menghilangkan rasa sedak itu dengan mengaliri air sucinya sehingga
kita pun lega dan bisa bernafas kembali. Penulis disini tidak akan membahas lebih dalam
mengenai apa itu sahabat. Karna tentunya kalian sudah tahu. Mungkin yang perlu kalian ketahui apakah kalian sudah siap. Ketika suatu saat
kalian akan di tinggalkan oleh sahabat kalian. Seperti pengalaman penulis
seorang sahabat yang pergi tanpa pesan karna kegalauan didalam dirinya ketika
tidak dapat menghadapi sebuah benturan kehidupan. Bagaimanapun yang ada didunia
ini hanya akan menjadi sebuah kenangan indah kalaupun kita mau mengukir itu
semua. Kita gores kenangan yang membuahkan sebuah makna tentang kehidupan yang
selalu memberi semangat dalam menjalani hidup ini. Dan ketika dirimu di tinggal
oleh sahabatmu satu tips dari penulis jangan pernah kau memandang lukisan
wajahnya bahkan kau pencet nomornya di tombol hpmu. Karna itu hanya akan
membuat dirimu lelah dan lemas. Lelah karna kau terlalu sering memikirkannya. Lemas
karna kau sudah tidak berdaya untuk melupakannya. Akan tetapi ingatlah
pengorbanan yang telah dia berikan didalam kehidupanmu. Agar kelak kau tidak
menjadi manusia yang paling cengeng sedunia karna hanya sahabat pergi
meninggalkanmu.
Itulah teman setia penikmat penaku.
Hiasilah hidupmu ini yang tak tau kapan akan berakhir dengan sebuah prestasi
yang membuat jiwamu tersenyum bukan prestasi yang membuat jiwamu menangis.
Karna prestasi itulah yang akan menjadi kenangan terindah dalam kehidupanmu.
Sebab dimana suatu masa kau akan di ingatkan betapa beratnya kau meraih apa itu
prestasi. Pasti untuk menjadi sang juara tidak begitu mudah. Dan jadikanlah
sahabat itu orang yang selalu memotivasi dirimu bukan orang yang membuat galau
kehidupanmu. Satu hal sahabat terbaik dalam kehidupan ini yang selalu dapat
memberi penawar dari segala rasa gundah didalam kehidupanmu “ Al-Qur’an “ . Ayo
mengkaji segala apa yang ada didalam ayat-ayat Allah swt. Karna didalamnya
menyimpan sejuta penawar hati yang lagi galau. Dan jangan lupa sahabat terdekat
dalam setiap detak jantung hembusan nafas adalah Allah swt. Dialah tempat
bersandar yang paling nyaman untuk mencurahkan segala gundah gulanamu.
Subscribe to:
Posts (Atom)
Tulisan Disukai Pembaca
Mengulas Buku Fiksi Antologi Cerpen Amygdala
Amygdala Sebuah Proses Kehidupan www.agusyulianto.com Judul Buku : Antologi Cerpen FLP Jawa Tengah Amygdala Penulis : Rahman Hanifan, ...
-
KD: Memahami Kewirausahaan dan Wirausaha Dasar-dasar Kewirausahaan A. Definisi Kewirausahaan Kewirausahaan padanan kata dari baha...
-
Materri BAB Media Promosi Pemasaran Semester 2/ XI Pengertian Promosi Promosi adalah suatu aktivitas komunikasi y...
-
Materi Media Promosi Pemasaran A. GAMBARAN USAHA OFFLINE DAN ONLINE Berikut perbedaan usaha offline dan online NO ...