Wednesday, April 18, 2012

Catatan Hatiku


Ini Cinta Ibu, Mana Bukti Cintamu

( Kado hari Kartini, 21 April ) 
Oleh : Agus Yulianto 

 Bagai malam Matamu senantiasa menyimpan mimpi
 Bagai sebuah buku Matamu adalah sekumpulan kisah 
Dan bagai angin di pantai 
 Matamu diam-diam menyeretku dari kegamangan
 ( By : Asma Nadia ) 

        Rasa cinta tak akan tumbuh dengan indah tanpa dipelihara. Menjaga kata adalah salah satu caranya. Pilihkan kata yang tepat, santun, dan tak menyakitkan hati. Cinta akan terpelihara, rasa simpati akan terus tertanam dalam dada dan kebencian akan sirna. ( elfata, edisi 6 2008) Kecintaan seorang ibu kepada anaknya tak bisa dipungkiri oleh siapapun. Manusia manapun sedikit atau banyak tumbuh dan berkembang dalam belaian tangan lembut seorang ibu. Ia rela mengorbankan waktu, tenaga,pikiran dan perasaannya untuk sang anak. Ibu rela untuk tak terpejam matanya walau kantuk menyerang dengan hebat, di saat anaknya sakit dan demam di malam hari. Ibu pun rela tetap memberi jatah makannannya untuk sang anak, meski perutnya sendiri melilit kosong kelaparan. Cinta seorang ibu adalah cinta ajaib. Walaupun sebagian ibu-ibu sekarang ada yang bertingkah laku bertentangan dengan sifat keibuannya, seperti membuang atau membunuh bayinya. Hal ini pun tetap tak menghilangkan pengakuan semua orang bahwa para ibu secara umum punya kasih saying tidak terbalas pada sang anak. Anggap saja bahwa sebagian ibu yang kejam dan kelewatan tadi hanya perkecualian. ( elfata, edisi 8 2008 ) Beberapa kutipan tulisan dari sebuah majalah semoga saja memberikan suatu harapan di dalam diri kita yaitu ‘cinta’. Ketika kita berbicara masalah cinta , mungkin kita sudah tidak asing dengan apa itu cinta. Apakah hati kita yang katanya menyimpan sebuah rasa cinta sudah kita bagikan cinta itu. Kalau sudah ? kepada siapa cinta itu kau berikan. Apa kepada pacarmu yang katanya orang yang paling kau cintai dan sayangi melebihi cinta kepada yang lain bahkan kau pun rela berkorban untuk mempertahankan cinta itu. Apa kepada dosenmu dengan harap kau berikan cinta itu hanya untuk mengharap sebuah nilai ‘A’. Atau kepada sahabatmu yang konon dialah tempat tumpuanmu untuk mencurahkan segala beban yang ada di hatimu. Silahkan saja cintamu kau berikan kepada siapa yang kau anggap paling berharga. Tapi di sini penulis hanya akan mengingatkan kemana cinta yang ada dalam hati kita. Cinta yang tulus dalam diri kita akan kita berikan. Manusia di dalam dirinya pasti ada yang namanya sebuah rasa ‘cinta’. Rasa itu di turunkan kepada manusia agar di dunia ini kehidupan antara sesame manusia penuh dengan rasa cinta. Ketika kita bertanya kepada siapa cinta ini akan kita berikan. Tentu saja cinta pertamamu itu khususkanlah hanya kepada sang khalik maha pencipta alam semesta ini. Karna Dia-lah yang menjadikan diri kita menjadi seorang manusia yang sempurna dengan segala piranti yang ada di dalam diri kita. Sehingga kita pun beda dengan mahkluk ciptaan Allah swt yang lainnya. Itulah bukti cintaNya kepada kita semua. Kita sebagai manusia hanyalah bisa berusaha untuk menjaga rasa cinta ini dengan baik. Cinta yang kedua tentunya kepada suri teladan kita. Muhammad SAW. Seorang rosull yang di dalam dirinya terpancarkan cahaya cinta kepada umatnya. Ingatkan kalian sebuah cerita ketika beliau wafaf. Apa yang dia ingat pertama kali. Apa yang dia sebuat ketika dia mau wafat. Umatku..umatku..umatku…betapa besarnya rasa cintanya kepada kita sebagai umat Muhammad saw. Ketika mau wafat dia masih ingat umatnya. Lalu. Apa bukti cinta kalian kepada Rasulullah SAW ? cinta itu bisa kau buktikan dengan selalu mengingat dia dengan mengucap shalawat untuknya. Dengan mencotoh perilaku terpuji Rasulullah SAW dalam kehidupan sehari-hari kita. Itulah salah satu bentuk wujud cinta kita . Akan tetapi ada salah satu hal yang penting tentang rasa cinta ini untuk siapa yang akan kita beri. Ibu …ketika kita mendengar kata ibu…hati ini bergetar ingin rasanya kita berada di sampingnya. Memeluk erat dia. Makan bersama dengan dia bahkan rasa ingin di suapin terniang kembali dalam ingatan kita. Ingatkah ketika kita masih kecil dulu suka merengek menangis meminta sebuah mainan dengan gerangnya kita memaksa ibu untuk membelika apa yang kita ingin. Namun ibu tetap dengan tegar dan berusaha membelika apa yang kita ingin. Ketika kita burusia 17 tahun hidup kita sudah berbeda dari yang dulu seorang anak kecil kini tumbuh kembang menjadi remaja belia. Kadang dengan teganya kita sering berkata bohong kepada ibu. Hal ini mengingatkanku pada kisah temanku dulu. Ketika sekolah kita dihadapkan dengan apa yang namanya SPP. Berapakah uang yang sering kau minta kepada ibumu untuk membayar SPP. Kadang dengan teganya meminta dua kalilipat uang SPP. Apakah penyakit seperti itu masih tertanam di dalam diri kita. Ingat sekarang kita mahasiswa. Yang didik intelektualitasnya agar di masyarakat bisa menjadi orang yang bermanfaat . Kita tentu sering mendengar kalimat bahwa surga itu di terletak di bawah telapak kaki ibu . Kalimat ini tentu tidak terasa berlebihan mengingat begitu mulia dan beratnya tugas seorang ibu. Mulai dari mengandung dengan beban yang kian hari kian berat,melahirkan dengan mempertaruhkan nyawa, hingga membesarkan buah hati menjadi generasi rabbani. Di sisi lain seorang ibu pun adalah seorang istri yang merupakan partner suami dalam membina rumah tangga yang sakinah. Kecintaan seorang ibu kepada seorang anak kadang mengalahkan segalanya. Sampai ia rela mengorbankan dirinya tanpa perhitungan sama sekali. Bila cinta seorang ibu kepada kita sedemikian besar, lantas bagaimana cinta kita kepada ibu? Cinta ibu memang tak berbalas namun sepantasnya kita melaksanakan perintah Allah . Dan kami perintahkan kepada manusia ( berbuat baik ) kepada kedua orang tuamu ( ibu bapakmu ) ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah lemah , dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.( Q.S Luqman : 14 ) 
Semoga Allah swt mengampuni dan merahmati kita.Amin. 
tulisan ini saya dedikasikan untuk para kaum wanita . 21 april Hari Kartini.

Monday, March 19, 2012

OPINI


Hari Guru Internasional yang Terlupakan 
Tidak banyak orang yang tahu kalau tanggal 5 oktober merupakan hari guru internasional. Memang hal ini tidak begitu istimewa di khalayak umum, dikarenakan pada tanggal 5 oktober tersebut juga bebarengan dengan hari TNI yang lebih mengena di telinga masyarakat. Bahkan di kalangan guru sekalipun, pasti masih banyak yang belum tahu kapan hari guru internasional itu diperingati. Mungkin karena otoriterisme kekuasaan pada masa Orde Baru telah menutup ruang perubahan bagi komoditas guru melalui proses birokratisasi. Hal ini sangat mengundang keprihatinan di sejumlah pihak karena tidak ada kegiatan baik itu upacara maupun ucapan selamat di kantor-kantor pendidikan. Ini menandakan bahwa masih terjadinya dikotomi dan diskriminasi antara guru negeri dengan guru swasta oleh pemerintah, terutama dalam hal kesejahteraan guru. Padahal kalau kita ketahui hak dan kewajiban sebagai seorang guru baik negeri maupun swasta sama dalam hal mencerdaskan kehidupan berbangsa. Namun kalau kita lihat kesejahteraan guru swasta jauh sekali dibandingkan dengan guru negeri.
Meskipun hal tersebut telah di atur dalam UU No. 14 tahun 2005 yang menegaskan bahwa guru swasta atau honorer setidaknya harus mempunyai gaji yang setara dengan gaji guru PNS. Namun pernahkan pemerintah membuat peraturan yang tegas misalnya membekukan yayasan atau sekolah yang memberikan gaji di bawah Upah Minimum Regional. Atau setidaknya pernahkah pemerintah mengecek kondisi guru honorer di yayasan yang mendapatkan gaji seperempat dari gaji guru PNS. Padahal tugas dan kewajiban baik itu guru Honorer dan guru PNS adalah sama. Bahkan ada juga para guru PNS yang memberikan limpahan tugas dan jam mengajar, sementara mereka asyik belanja , ngobrol di kantor bahkan sampai tidak masuk sekolah. Nasib Guru Swasta/Honorer Berbicara mengenai nasib guru honorer/swasta pasti kita berfikiran mengenai nasib mereka yang kurang beruntung. Bayangkan saja, seorang guru yang bertitel Sarjana Pendidikan baik D3 maupun SI mendapatkan gaji lebih rendah daripada gaji seorang pegawai buruh di pabrik yang notabene mereka hanya lulusan SD, SMP atau SMA. Coba kita lihat para guru Wiyata Bakti atau guru tamu bahkan guru honorer pun yang jamnya mengajar sama dengan guru PNS mereka hanya mendapatkan gaji Rp. 100.000,- atau tidak mendapatkan gaji sama sekali. Di bandingkan dengan seorang clening service yang bisa dikatakan jam kerjanyasama mereka bisa mendapatkan gaji sesuai dengan UMR. Sungguh sangat memprihatinkan. Namun pemerintah belum bisa berbuat banyak dengan melihat kondisi para guru yang hanya diperas oleh para oknum-oknum yayasan atau pihak terkait. Padahal jika pemerintah mau dan berani, pemerintah dapat mencabut ijin dari yayasan pendidikan atau sekolah yang tidak memberikan gaji minimal di atas upah minimum regional. Ada juga beberapa yayasan yang sebenarnya sudah menerapkan sistem manajemen yang transparan dan maju, sehingga memberikan gaji kepada guru-gurunya bahkan melebihi gaji para guru PNS. Namun untuk yayasan atau sekolah yang berada di daerah pedesaan mereka pasti berdalih bahwa masyarakat tidak dapat ditarik iuran mahal-mahal , karena jika diminta dana yang tinggi yayasan atau sekolah akan takut jika nantinya tidak mendapatkan murid. Serba susah memang untuk menghadapi kenyataan ini, apalagi ditambah dengan kebijakan pemerintah dengan diterapkanya pendidikan gratis dari mulai SD sampai SMA. Bisa jadi masyarakat nanti memilih sekolah negeri . Dan tentu saja sekolah swasta akan gigit jari dengan melihat kondisi tersebut. Jika sekolah swasta gigit jari, maka guru honorer pun dipersilahkan untuk gigit sepuluh jari. Reflesi Hari Guru Internasional Kalau kita ketahui diperingatinya hari guru internasional pada tanggal 5 oktober tersebut bertepatan dengan dikeluarkannya Recommendation Concerning the Status of Teacher oleh UNESCO dan International Labaour Organizations (ILO) dalam sebuah konferensi khusus antarpemerintah pada tahun 1966 di Paris, yang dihadiri oleh 76 negara anggota UNESCO salah satunya Indonesia dan 35 organisasi Internasional. Yang menghasilkan rekomendasi yang berisi 13 bab dan 146 pasal. Isi rekomendasinya tersebut salah satunya menekankan tentang keprofesionalisme-an dan kesejahteraan guru pada negara berkembang. Dan terlebih lagi pada pasal 60 direkomendasikan mengenai persamaan antara guru tetap dan guru honorer dalam hal pengupahan, yang sama secara proposional, memiliki hak yang sama dalam menikmati kondisi kerja, liburan, liburan sakit, dan jaminan sosial. Semua rekomendasi telah diatur dan tercatat dalam pasal tersebut mengenai hak dan kewajiban seorang guru, namun hal itu belum dilaksanakan oleh pemerintah. . Dan juga yang perlu kita ketahui bahwa UNESCO & ILO merupakan dua badan internasional yang menangani guru dari sisi kependidikan dan ketenagakerjaan yang telah menempatkan guru sebagai posisi yang strategi dan bermartabat. Bagi insan guru dan calon guru seharusnya dapat memaknai bahwa dengan diperingatinya hari guru ini dapat menyadarkan kita mengenai fungsi dan tugas seorang guru yang cukup strategis dalam menyiapkan SDM yang unggul. Sekaligus memberikan dukungan kepada para guru di seluruh dunia dan meyakinkan bahwa keberlangsungan generasi masa depan ada di tangan guru. Dan dengan diperingati hari guru internasional ini marilah pemerintah dan swasta bersatu padu untuk dapat memberikan aksi nyata dalam meningkatkan kesejahteraan guru khususnya guru honorer/swasta. Karena selama kita bersatu maka tidak akan ada lagi kesenjangan sosial antara guru PNS dan NON-PNS. Dengan memperingati hari guru sedunia Profesionalisme seorang guru diharapkan jangan asal-asalan , tetapi memiliki bekal pengetahuan dan sejumlah ketrampilan serta kompetensi yang memadai, diantaranya pedagogis. Guru harus mencintai profesinya secara tulus dan jangan sampai memilih profesi guru merupakan pilihan kedua di tengah sulitnya lapangan pekerjaan. Atau bahkan karena gaji guru sekarang mulai dinaikkan. Indonesia sekarang ini membutuhkan seorang guru yang bukan hanya disebut guru, tetapi guru yang profesional terhadap profesinya sebagai guru.

Thursday, November 10, 2011

Artikel


Pendidikan Gerakan Literasi Lokal
Oleh : Agus Yulianto

Perpustakaan umum memainkan peranan unik di dalam masyarakat.Sebagai suatu institusi netral, perpustakaan menyediakan informasi dimana setiap warga masyarakat dapat mengetahuinya tanpa paksaan tentang berbagai isu mutakhir yang menjadi perhatian mereka. Melaui perpustakaan di harapkan warga masyarakat dapat memberdayakan diri mereka sendiri dengan memperoleh berbagai informasi yang sesuai dengan kebutuhan profesi dan bidang tugas masing-masing; yang pada akhirnya bermuara pada tumbuhnya warga masyarakat yang terinformasi dengan baik, berkualitas dan demokrasi.UNESCO dalam Public Library Manifesto-nya tahun 1994 mengemukakan bahwa Perpustakaan umum merupakan gerbang pengetahuan lokal yang menyediakan suatu kondisi dasar untuk belajar sepanjang hayat, pengambilan keputusan independen dan pengembangan budaya dalam suatu individu atau kelompok masyarakat.
Lalu bagaimanakah dengan  negara Indonesia apakah peran perpustakaan seperti itu telah berjalan? Secara umum , bahwa perpustakaan di Indonesia bisa dikatakan belum bisa berkembang dengan baik. Hal ini dikarenakan masyarakat hanya memfungsikan perpustakaan bukan sebagai kebutuhan pokok.Rata-rata mereka berkunjung di perpustakaan karna hanya ada tugas atau sekedar mampir untuk melepas lelah.Selain itu, Masyarakat di Indonesia belum memiliki budaya baca yang tinggi. Hal ini dikarenakan (1) membaca merupakan suatu hal yang dapat menyia-nyiakan waktu, karna orang indonesia mempunyai filosofi waku adalah uang. Artinya bekerja lebih utama daripada membaca buku.Padahal membaca merupakan persyaratan yang sangat penting dan mendasar yang harus dimiliki oleh setiap warga negara apabila kita ingin menjadi bangsa yang maju. (2) Pendidikan kita merupakan pendidikan yang instan. Maksudnya pendidikan di era sekarang lebih mengedepankan teknologi informasi.Artinya untuk mendapatkan suatu informasi cukup dengan membrowsing internet segala sesuatunya mudah di dapat dan tinggal copy paste.Dan kurikulum pendidikan kita juga begitu kurang mendukung dalam budaya baca.Kalau kita ketahui sesungguhnya melalui membaca mutu pendidikan kita bisa ditingkatkan sehingga pada gilirannya dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia. (3) Jumlah pembatasan peminjaman buku di perpustakaan.  Hal ini sudah sangat jelas sekali bahwa perpustakaan sekarang ini membatasi para pengunjungnya untuk meminjam buku.Ini tentunya sangat merugikan sekali khususnya bagi para predator buku.Mereka ingin mendapatkan pengetahuan lebih banyak lagi tapi harus di batasi.Meskipun di dalam perpustakaan tersebut terdapat keberadaan sebuah komunitas membaca tapi tetap saja pembatasan peminjaman buku tetap berlaku maksimal dua buku.
Dengan kata lain, perpustakaan umum yang ada di Indonesia belum bisa menarik perhatian warga masyarakat untuk mengunjunginya. Keadaan ini diperkirakan oleh lemahnya paradigma perpustakaan umum, dimana para pengelola perpustakaan tidak membuat dokumen perencanaan yang bersifat strategis dan tidak berupaya secara maksimal untuk mengangkat berbagai isu strategis yang berkaitan dengan pelayanan perpustakaan umum ke permukaan sehingga menjadi perhatian publik dan para pengambil keputusan di tingkat lembaga induknya.
Peran Gerakan Literasi sebagai pusat informasi
Fungsi utama dari perpustakaan umum sebagaimana yang kita ketahui yaitu untuk membantu orang, terutama anak-anak dan remaja,agar menjadi melekakan sebuah informasi. Peran perpustakaan umum juga sebagai pendemokratisasian dalam penyebaran informasi.Abad informasi sekarang telah memperlebar jurang antara orang-orang yang kaya dan miskin informasi, pada saat informasi menjadi komoditas yang harus dibeli.Apabila hal ini terjadi di lingkungan tertentu, maka perpustakaan umum diharapkan tetap dapat menawarkan akses gratis atau murah terhadap berbagai sumber informasi.Apalagi perpustakaan kini telah mengalami pergeseran makna.Dari yang tadinya hanya merupakan suatu tempat penyimpanan kini menjadi salah satu daya tarik dengan munculnya media interaktif perpustakaan digital (digital library).Hal ini sesuai dengan perubahan dan perkembangan masyarakat yang beranjak meninggalkan era industri dan menuju next generation society.Yang artinya Bahwa masyarakat informasi menjadikan informasi sebagai salah satu komoditas utama dalam kehidupan sehari-hari.Sedangkan maksud dari masyarakat informasi adalah suatu bentuk masyarakat dimana penciptaan, penyebarluasan, dan manipulasi informasi merupakan sebuah kegiatan ekonomi dan kultural yang signifikan. (en.wikipedia.org/wiki/information_society)
Pada tatanan masyarakat tersebut, perpustakaan akan menjadi salah satu institusi yang akan dijadikan basis dalam penyediaan pengetahuan dan informasi bagi masyarakat, selain research university. Maka dari itu, perpustakaan akan memiliki peran yang sangat besar bagi kemajuan masyarakat tersebut. Karena keterkaitannya yang sangat erat dengan keberadaan masyarakat disekitarnya maka masyarakat pun di tuntut bertanggung jawab untuk senantiasa memelihara dan menjaga perpustakaan agar mampu memenuhi tuntutan kebutuhan masyarakat.
Ketertinggalan suatu masyarakat terutama disebabkan oleh tiga faktor utama, yaitu : ketidaktahuan, kemiskinan, dan penyakit (ignorance, proverty, and disease). Ketiga faktor berkaitan erat satu sama lain, dan dalam usaha untuk menanggulanginya biasanya di utamakan berbagai usaha yang di khususkan pada teratasinya faktor ignoransi, seperti program pemberantasan buta huruf, disusul dengan penyelengaraan sekolah-sekolah dan kursus-kursus.  
Perpustakaan merupakan salah satu di antara sarana dan sumber belajar yang efektif untuk menambah pengetahuan melalui aneka macam bentuk koleksi perpustakaan.Berbeda dengan pengetahuan dan ketrampilan yang dipelajari secara klasikal di sekolah, perpustakaan menyediakan berbagai bahan pustaka yang secara individual dapat di akses oleh peminatnya masing-masing. Tersedianya beraneka bahan pustaka memungkinkan tiap individu memilih apa yang sesuai denga minat dan kepentingannya, jika warga masyarakat itu masing-masing menambah pengetahuannya melalui pustaka pilihannya, maka akhirnya akan terjadi pemerataan dan peningkatan taraf  kecerdasan masyarakat itu.
Sejalan dengan kemajuan teknologi informasi, perpustakaan juga bisa berfungsi lebih dari sekedar tempat simpan pinjam bahan pustaka ditambah ruang baca belaka. Perpustakaan modern seharusnya bisa berfungsi bagi penyelenggaraan berbagai forum penerangan dan pembahasan tentang masalah-masalah aktual, antara lain melalui penyelenggaraan diskusi panel, seminar, simposium, lokakarya, dsb.
Dalam proses perkembangannya, anggota warga masyarakat akan membutuhkan keberadaan perpustakaan, selanjutnya, dengan bertemunya individu-individu yang memiliki kesamaan pandangan terhadap ketersediaan perpustakaan, maka akan terbentuk suatu komunitas. Sampai pada tahapan ini kiranya sudah cukup baik untuk memulai suatu gerakan untuk membangun kecerdasan masyarakat.Gerakan seperti ini biasa disebut dengan gerakan literasi lokal.
Gerakan literasi lokal adalah suatu gerakan untuk memberdayakan masyarakat dengan memberikan kesempatan yang seluas-luasnya bagi individu (sebagai bagian dari masyarakat ) untuk berpartisipasi dalam berbagai kegiatan literasi.
Dengan terbentuknya komunitas-komunitas seperti komunitas membaca, komunitas puisi, komunitas baca-tulis, dll, maka kegiatan dari komunitas –komunitas tersebut tidak bisa terlepas dari peran perpustakaan sebagai penyedia koleksi bahan pustaka. Perpustakaan akan memiliki daya guna dan terbantu dengan hadirnya komunitas-komunitas tersebut.
Hal ini merupakan timbal balik dari adanya suatu continuity planning untuk pemerataan kesempatan dalam pemberantasan buta huruf dan peningkatan kecerdasan masyarakat.
Masyarakat yang sudah terbantu dengan hadirnya perpustakaan kemudian membangun kembali suatu komunitas literer untuk memfasilitasi dan menjembatani kebutuhan masyarakat dengan kehadiran perpustakaan.
Dengan demikian ada suatu akibat timbal balik yang dihasilkan dari continuity planning dengan mendirikan suatu perpustakaan yang berbasiskan komunitas.Jadi, hadirnya masyarakat informasi yang diimbangi dengan perpustakaan sebagai salah satu institusinya menghasilkan suatu tatanan baru di dalam masyarakat yang memiliki tanggung jawab untuk memelihara keberadaan perpustakaan sebagai fasilitas umum yang berhak dinikmati seluruh anggota masyarakat.
Komunitas-komunitas ini sebagai bagian dari suatu sistem kemasyarakatan memiliki responbility untuk mengabdikan diri bagi pemenuhan kebutuhan pendidikan dan peningkatan kecerdasan masyarakat yang tidak bisa diperoleh secara formal di sekolah/universitas. Dengan kata lain, gerakan literasi lokal ini berupa suatu pendidikan non formal yang bisa diikuti oleh siapa saja tanpa batasan.

Friday, August 26, 2011

artikel pendidikan

Penanaman Nilai Fungsionalitas
&
Program Pemberdayaan Perpustakaan


Penanaman Nilai-nilai Fungsionalitas Perpustakaan pada Individu
Agar perpustakaan bisa bertahan dan terus memiliki nilai kegunaan bagi masyarakat di sekitarnya, harus ada penanaman nilai-nilai fungsionalitas perpustakaan yang ditanamkan sejak dini pada individu. Berbagai kegiatan dari komunitas-komunitas literasi seperti story telling pada anak-anak harus dimanfaatkan untuk menanamkan nilai-nilai sejak dini. Selain itu juga, yang perlu ditanamkan juga adalah pemahaman long-life education, dimana pendidikan dan pembelajaran tidak akan berhenti pada suatu titik.
Untuk mendukung peran perpustakaan sebagai pusat dari pendidikan seumur hidup ( life-long education atau life-long learning) maka perpustakaan dapat menghimpun bahan-bahan bacaan yang bersifat bimbingan ke arah penerapan teknologi tepat guna. Dengan demikian masyarakat dapat mengembangkan kemampuannya (skill) serta pengetahuannya yang dapat dijadikan nilai tambah (added value) terhadap kualitas hidupnya.
Perpustakaan juga dapat berperan sebagai penghubung (liason) antara pakar teknologi tepat guna dengan masyarakat pengguna yang membutuhkan bimbingan teknis. Bentuk bimbingan tersebut bisa dalam bentuk kelompok belajar bersama atau adanya ruang konsultasi bagi pengguna yang membutuhkan informasi sehingga komunikasi dapat terjalin antara pakar, pustakawan dan masyarakat.
Apabila hal-hal tersebut bisa ditanamkan dengan baik maka nanti selanjutnya kita akan menuai hasil yang ditanam yaitu kesadaran untuk membaca dan kesadaran untuk terus belajar.
Kesadaran untuk membaca tidak hanya berarti membaca buku ataupun koleksi bahan pustaka di perpustakaan saja. Tetapi juga membaca dalam pengertian luas yaitu, membaca perubahan zaman, membaca perkembangan pemikiran masyarakat, membaca kondisi sosiologis masyarakat setelah terbentuknya masyarakat informasi.
Kesadaran belajar terus menerus akan menimbulkan suatu pemahaman-pemahaman, dan pengalaman-pengalaman baru yang belum pernah dirasakan sebelumnya. Dengan belajar memahami sesuatu, individu akan memiliki pengetahuan yang cukup untuk menjadi manusia yang seutuhnya.
Dengan hadirnya gerakan literasi lokal yang cukup membantu memulihkan kesadaran masyarakat akan kebutuhan terhadap perpustakaan, posisi perpustakaan tidak lagi berada di luar masyarakat. Tidak perlu ada lagi jarak antara perpustakaan dengan masyarakat sehingga tidak diperlukan lagi suatu’jembatan’ untuk menghubungkannya.
Perpustakaan akan menjadi bagian dari masyarakat , dimana kontribusi perpustakaan terhadap masyarakat akan di bahas dengan perhatian dan sense of belonging terhadap perpustakaan.
Kesadaran ini juga perlu mendapatkan perhatian pemerintah maupun pihak swasta. Pada dasarnya pendidikan adalah hak dan kewajiban seluruh warga negara. Dengan demikian, pemerintah harus menyediakan berbagai fasilitas pendukung untuk melaksanakan amanat tersebut.
Partisipasi pihak swasta pun diperlukan untuk menimbulkan kepercayaan dari masyarakat. Selain itu juga, partisipasi pihak swasta dalam penyediaan fasilitas perpustakaan umum dan pemberdayaan masyarakat merupakan salah bentuk dari corporate social responsibility.
Keterlibatan media baik media cetak maupun media elektronik diperlukan untuk memberikan wacana dan pemahaman terhadap pentingnya fungsi keberadaan perpustakaan di tengah masyarakat.
Media juga turut berperan serta dalam perkembangan taraf berfikir masyarakat. Terpaan media yang berjalan terus menerus menyebabkan masyarakat kehilangan orientasinya. Akibatnya, budaya baca dan minat baca masyarakat menjadi berkurang dengan hadirnya berbagai teknologi media.
Pengaruhnya adalah munculnya budaya instan. Namun, munculnya budaya instan ini tidak diikuti dengan berkembangnya pemahaman dan taraf berfikir masyarakat sehingga masyarakat cenderung mencari jalan pintas untuk mencapai tujuannya.
Agar tujuan-tujuan masyarakat mampu dicapai dengan tidak mengorbankan budaya baca dan perkembangan minat baca masyarakat maka media harus lebih arif dalam mensiasati dan merangsang audiensinya untuk memiliki kesadaran dan pemahaman terhadap pentingnya pemanfaatan perpustkaan. Minimal, media dapat memberikan pemahaman bahwa kehadiran perpustakaan tidak lepas dari keberadaan masyarakat itu sendiri.
Apabila elemen-elemen ini mampu bersatu dengan masyarakat disekitarnya maka terbentuknya suatu masyarakat yang cerdas dan siap bersaing menghadapi tantangan dunia global.


Pemberdayaan Perpustakaan Umum
Kita semua tahu bahwa yang namanya perpustakaan (lebih khusus lagi perpustakaan umum) di Indonesia masih sangat miskin fasilitas maupun bahan bacaan. Kalaupun ada koleksinyapun sudah banyak yang kedaluarsa sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan pemakai. Jumlah perpustakaannya belum memadai bila dibandingkan dengan penduduk Indonesia. Menurut Perpustakaan Nasional RI di Indonesia terdapat 2.473 perpustakaan yang diperuntukkan bagi masyarakat umum. Jumlah tersebut terdiri dari 26 Perpustakaan Daerah tingkat I 1, 272 perpustakaan umum daerah tingkat II, 179 perputakaan keliling, 167 perpustakaan umum tingkat kecamatan, dan 1.829 perpustakaan umum tingkat desa. Perpustakaan-perpustakaan tersebut melayani lebih dari 200 juta penduduk indonesia yang tersebar di seluruh indonesia ( kira-kira 1 perpustakaan untuk 2 kabupaten/kota atau 1 perpustakaan untuk 22 kecamatan atau 1 perpustakaan untuk setiap 36 desa). Dari angka tersebut dapat kita simpulkan bahwa perpustakaan kita masih sangat sedikit untuk dapat melayani masyarakat. Selain jumlahnya yang belum memadai, sarana dan prasarana dari perpustakaan yang ada masih sangat miskin , khususnya dari aspek koleksinya.
Salah satu cara yang harus kita lakukan untuk membuat perpustakaan kita tidak kesepian adalah dengan melakukan pembinaan fasililtas dan koleksi perpustakaan. Buku-buku yang menjadi koleksi perpsutakaan harus diusahakan selalu baru. Penataan ruangan dibuat semenarik mungkin. Bahkan kalau perlu ditata meniru penataan ruangan di toko-toko swalayan. Kebiasaan orang indonesia adalah membaca dengan suasana santai, karena itu penataan ruang baca juga harus dibuat sesantai mungkin dengan kursi dan meja yang juga memberikan kesan santai. Hindari bentuk meja dan kursi yang berkesan formal seperti persegi panjang dengan penempatan yang berjajar lurus. Petugas perpustakaan juga harus tampil rapih dan bersih dengan senyum yang menandakan bahwa ia siap melayani pengguna. Perpustakaan umum di Singapora bahkan sering mengadakan pementasan berbagai jenis musik (life musik). Barangkali dengan penataan dan acara-acara yang diadakan oleh perpustkaan akan mengundang para remaja untukl “nongkrong” di perpustakaan, tidak lagi di mal-mal atau swalayan. Bila perlu di perpustakaan umum dibuat seksi penyewaan film vidio, laser disc, compact disc audio, Vidio CD dan DVD, serta kaset lagu-lagu dan sebagainya. Tentu saja koleksi yang disewakan harus lolos sensor. Selain itu perpustakaan harus gencar melakukan promosi perpustakaan. Bahkan kalau perlu setiap periode tertentu, misalnya seminggu sekali, mengadakan pemutaran film gratis.
Dengan penataan dan program demikian saya yakin perpustakaan tidak akan kesepian lagi. Barangkali juutru akan dijadikan tempat alternatif untuk rileks da mencari bahan-bahan untuk hiburan. Bukankah salah satu fungsi perpustakaan adalah sebagai tempat untuk mencari hiburan.   

SAJAK-SAJAK


Kursi  Tua Yang Melupakan Aku
Ketika esok tiba aku duduk dalam
Sebuah kursi yang berdiri di depan
Jendela rumahku.
Ku pandangi kursi itu dan
Aku pun terduduk dalam lamunan
Matapun tertuju ke berbagai arah
Belahan dunia, dalam duduk ku di atas
Kursi itu.

Tanganpun melambai-lambai menyapa
Siapa yang menghampiri kursi itu ?
Senyum tersungging dari bibirku dan
Kursi itu yang kududuki .

Kursi tua yang lama tak terduduki
Kini bisa tersenyum kembali karna
Terduduki oleh aku.
Kursi itu berterimakasih kepadaku
Dan ucapkan kata ‘silahkan bediri kembali….
Dan pergilah dari ayunanku….

Kau hadir ketika susah payah menghampirimu
Dulu aku menyampihmu hingga berbulan-bulan
Tapi setetes keringatmu pun tak kau berikan ke aku
Durhaka memang pantas untukmu
Lebih baik…
Pergi dari pangkuanku
Pergi dari ayunan kursi tua yang membesarkanmu.
KOSONG

Ketika malam tidak lagi berbintang
Aku terduduk dalam lemah tak berasa
Berasakan duka ataupun suka
Malam ini aku dalam kehampaan dan
Kosong…
Mata ku pun terlihat buram saat tertuju sebuah ruang
Kosong…..
Tubuhku menggigil dalam pengapnya kamar
Kosong….
Denyut nadi terasa hambar dan berteriak dalam kehampaan
Kosong…
Satu dua kali aku berteriak dalam ruang
Kosong…
Dan kini aku di hinggapi dalam kegelapan yang
Kosong…

Tulisan Disukai Pembaca

Mengulas Buku Fiksi Antologi Cerpen Amygdala

  Amygdala Sebuah Proses Kehidupan www.agusyulianto.com   Judul Buku : Antologi Cerpen FLP Jawa Tengah Amygdala Penulis : Rahman Hanifan, ...