Wednesday, April 27, 2011

SAJAK KU

Aku bertanya Pada Malam
By Agus Yulianto
 Malam...
Hati ini ingin bertanya kepadamu
Aku sedih, Aku galau, aku bimbang
Aku tak tahu harus ku bawa lari kemana raga yang tersayat ini
Malam...
Ingin aku memeluk bulan yang jauh disana
Ingin aku meraih satu bintang yang bersinar disana
Tapi apakah aku mampu,  Apakah aku bisa
Malam...
Kadang cinta slalu membuat hati ini bertanya
Kadang cinta slalu membuat hati ini mengembara
Perih dan aku pun pedih kalau ku rasa
Malam...
Ingin aku mengakhiri semuah kisahku ini
Begitu sulit bagiku menerima kenyataan
Tapi hati ini masih tetap dan terus berharap
Cintanya...
Malam jangan kau tipu aku dengan kepekatanmu
Jangan kau bohongi aku dengan sandiwara cintamu
Aku ingin bebas dan lepas dari derita hati
Meskipun aku tak tau akan ku bawa kemana semua ini
Kisah tak berujung ini
Malam...oh..malam
Dalam sujudku
Dalam doaku...
 Ku Mohon padaNYa
Jika aku jatuh cinta
Maka cintakanlah aku pada yang Dia cintai
Jika aku jatuh hati
Maka jatuhkanlah hati ini
Ke tempat perlabuhan yang selalu setia menerima
Cinta yang suci.

Puisi untuk Cahaya
By Agus Yulianto
Ketika aku membuka jendela
Wajah ini tersapu sayu oleh silaunya sinar matahari
Sang mentari pun mencubit halus kulit wajahku
Tetes demi tetes embun pagi menjilat wajah sayu ini
Sejuk pun merasuk kedalam kalbu
Memberikan satu kedamaian
Rumput ranum pun bersendau gurau dengan sang bayu
Seakan mereka tersenyum kepadaku
 Dan Aku menjadi sebait puisi yang kesepian
Semakin ku coba bernyanyi
Namun hati ini terasa sesak
Sabda-sabda cintaku kini seakan tak bermakna lagi
Ketika yang ku sanjung
Tak mau lagi memahami arti bahasa hati
Tapi aku pun tak menyalahkan cinta
Karna aku slalu berdansa dengan hantu-hantu yang telanjang
Tanpa rindu...
Tanpa sayang....
Dan Tanpa cinta....
Hampa kurasa!
Ketika ku tatap di atas sana..
Ku lihat langit masih biru ....
Embun pun masih bening
Namamu pun rupanya tak mau kalah, terukir
Di dalam satu bait sajakku
Indah namamu...
Seperti indahnya kitab yang terhampar
Yang dalam setiap tanda diamnya
Slalu bertasbih ke pada Sang Maha Pecinta
Cahaya itu makna namamu
Slalu ku simpan dalam bingkai hatiku
Walau pun hati ini tak kan bersatu.

DEGRADASI REMAJA


         Degradasi sering diartikan sebagai penurun suatu kualitas. Dalam kesempatan ini saya ingin berbagi tentang pengamatan saya selama ini kepada para kompasianer.
Moral remaja dari tahun ketahun terus mengalami penurunan kualitas atau degradasi. Dalam segala aspek moral, mulai dari tutur kata, cara berpakaian dll. Degradasi moral ini seakan luput dari pengamatan dan dibiarkan terus berkembang.
          Faktor utama yang mengakibatkan degradasi moral remaja ialah perkembangan globalisasi yang tidak seimbang. Virus globalisasi terus menggerogoti bangsa ini. Sayangnya kita seakan tidak sadar, namun malah mengikutinya. Kita terus menuntut kemajuan di era global ini tanpa memandang (lagi) aspek kesantunan budaya negeri ini. Ketidak seimbangan itulah yang pada akhirnya membuat moral semakin jatuh dan rusak.
Andai saja pemerintah tak sibuk (terus) mengurus tetek bengek masalah korupsi yang terjadi akhir-akhir ini. Mungkin mereka para petinggi Negara memiliki sedikit waktu untuk mengamati anak bangsanya yang semakin hari semakin menjadi-jadi. Simbol kesantunan warga Indonesia-pun mulai terkikis pada generasi muda, yaitu remaja. Kalau sudah seperti ini lalu apa yang sebaiknya kita lakukan?
          Globalisasi yang terus menuntut kita untuk bermetamorfosa kadang memang membawa banyak dampak baik. Tapi jangan salah, dampak buruk pun mengikutinya di belakang. Coba sejenak kita amati foto-foto remaja tempo dulu. Kita nilai mereka dari aspek berpakaian. Sebagian besar mereka kelebihan bahan (tertutup). Memang ada satu dua yang memilih pakaian terbuka di era lalu, namun perbandingannya lebih banyak yang mengenakan pakaian tertutup. Kontras dengan kenyataan di abad 20 ini. Kalau dulu yang berpakaian memancing kebanyakan para pelaku entertainer, kalau sekarang tak peduli entertainer atau bukan sama saja.
           Sebenarnya hati ini semakin miris melihatnya. Sebagai seorang remaja, saya sendiri berpikir mau jadi apa bangsa ini kedepannya. Degradasi moral sudah tak dihiraukan lagi. Masih mending jika yang mengalami degradasi mereka yang sudah dewasa. Sebab setidaknya usia produktif mereka akan segera habis. Namun bila remaja yang mengalami degradasi? Bagaimana nanti saat dia dewasa? Takutnya nanti malah semakin menjadi. Terus bagaimana jalan negeri ini bila dipimpin oleh mereka yang kurang bermoral??
Perlu diingat, yang menyerang moral remaja bukan hanya dalam cara berpakaian, namun masih banyak lagi. Tapi, baru kita mengamati cara remaja kini berpenampilan saja sudah membuat kepala jadi pusing. Belum jika kita melihat tingkah polahnya. Dunia narkoba, seks bebas, dan lainnya belum kita singkap.
Dunia narkoba dan seks bebas akhir-akhir ini memang sangat ngetren di kalangan remaja. Ini tandanya ada bukti lagi bahwa moral remaja masa kini memang sudah menurun. Kebudayaan timurnya sudah termakan oleh westernisasi jaman. Sangat memprihatinkan.
Kita tengok ke kejadian beberapa waktu lalu. Saya lupa tepatnya, tapi jelasnya saat masa kelulusan siswa SMA. Di TV maupun koran banyak sekali berita yang menginformasikan perayaan kelulusan yang tidak sewajarnya di lakukan di Indonesia. Mungkin kalau di Negara barat hal seperti itu wajar. Coba tebak dengan cara apa mereka anak ABG yang baru saja dinyatakan lulus memproklamirkan kelulusannya? Gembar-gembor sepeda motor? Sudah biasa, dari jaman orang tua saya sudah begitu. Lantas apa?? Inilah uniknya, merayakan kelulusan dengan melakukan sex party atau pesta sex, masih ditambah acara nyabu bareng atau mabok bareng. Apa ini cerminan generasi baik untuk masa depan?
Degradasi moral memang seharusnya mendapat perhatian lebih. Luangkan waktu sejenak wahai para petinggi Negara, Lihat anak bangsa ini!! Moral mereka ter-degradasi. Marilah kita perbaiki bersama. Saya sebagai remaja merasa takut menatap Indonesia nanti. Siapa tahu dengan perbaikan moral korupsi kedepannya dapat ditekan, bukankah begitu???
Globalisasi adalah suatu proses tatanan masyarakat yang mendunia dan tidak mengenal batas wilayah ( dimensi ruang dan waktu ) . Menurut Edison A Jamli dalam buku Kewarganegaraannya, menyebut globalisasi pada hakikatnya adalah suatu proses dari gagasan yang dimunculkan, kemudian ditawarkan untuk diikuti oleh bangsa lain yang akhirnya sampai pada satu titik kesepakatan bersama dan menjadi pedoman bersama bagi bangsa-bangsa di dunia. Sebagai proses, globalisasi berlangsung melalui dua dimensi dalam interaksi antar bangsa, yaitu dimensi ruang dan waktu. Ruang makin dipersempit dan waktu semakin dipersingkat dalam interaksi dan komunikasi pada skala dunia. Globalisasi berlangsung di semua bidang kehidupan seperti bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan keamanan dan lain-lain. Teknologi informasi dan komunikasi adalah faktor pendukung utama dalam globalisasi. Dewasa ini, perkembangan teknologi begitu cepat sehingga segala informasi dengan berbagai bentuk dan kepentingan dapat tersebar luas ke seluruh dunia. Oleh karena itu globalisasi tidak dapat kita hindari kehadirannya.
Kehadiran globalisasi tentunya membawa pengaruh bagi kehidupan suatu negara termasuk Indonesia. Pengaruh ini meliputi dua dua sisi yaitu pengaruh positif dan pengaruh negatif. Globalisasi memang tidak hanya menawarkan kemajuan pembangunan dan menggeliatnya roda perekonomian karena sekat-sekat pasar yang ada dihapuskan hingga terbukalah peluang pasar tanpa batas. Ketangguhan bangsa kita diuji di era ini, tidak hanya melalui persaingan usaha yang bebas dan tak terbatas, namun bangsa kita juga diuji menghadapi teknologi maju ditengah keterbatasan berpikir dan kultur budaya dan agama yang sedikit demi sedikit mulai memudar. Salah satu dampak negatif juga terjadi di masyarakat, khususnya generasi muda.
Ancaman rusaknya satu generasi akibat globalisasi bisa saja terjadi ketika banyak anak muda kehilangan kepribadian diri sebagai bangsa Indonesia, hal ini ditunjukkan dari gejala yang muncul dari kehidupan sehari-hari anak muda. Mulai dari model pakaian yang dari waktu ke waktu semakin minim serta perubahan gaya hidup yang berkiblat ke dunia barat dan menyisihkan budaya luhur bangsa. Kemajuan teknologi selain memberikan manfaat ternyata juga dampak negatif, seperti internet dan handphone. Kedua barang hasil kemajuan teknologi ketika tidak dibarengi dengan kematangan wawasan berpikir penggunanya akan menjadikan bumerang bagi penggunanya, lantaran mereka tidak menggunakan untuk kegiatan yang bermanfaat namun cenderung digunakan untuk kegiatan yang merusak mental, seperti menonton film biru/BF. Keberadaan internet dan HP ( Handphone) ini secara tidak langsung melemahkan rasa sosial penggunanya kepada masyarakat sekitar, namun juga membuat lemah kontrol sosial (Social Control ) di sekelilingnya, lantaran penggunaan yang tanpa batas.
Kelompok anak dan remaja menjadi obyek sasaran yang paling rentan menjadi korban era globalisasi. Berkurangnya perhatian, pengawasan orang tua kepada anak semakin memperparah keadaan. Karena alasan ekonomi, orang tua secara tidak sengaja atau pun sengaja memposisikan anaknya menjadi korban globalisasi. Berbagai kasus asusila dan kriminalitas terjadi karena anak dan remaja terhimpit teknologi yang tanpa batas dan ekonomi keluarga yang kurang. Satu demi satu peristiwa kriminalitas yang berbau asusila hingga perdagangan manusia terjadi lantaran ketidakmampuan kita membendung masuknya budaya luar yang sangat kontradiktif dengan kearifan budaya lokal.
Menjadi pertanyaan, apa yang salah dengan negeri ini ?, apakah globalisasi ini tidak perlu ada ?, apakah sudah terjadi degradasi moral terhadap remaja, ataukah ada sistem pendidikan yang salah ?, atau agama sudah tidak lagi menjadi anutan masyarakat, lantas bagaimana kontrol sosial dari masyarakat sekitar, sehingga dimana-mana terjadi berbagai peristiwa yang memprihatin kita semua. Guna mencari jawaban dan solusi dari permasalahan ini, inisiasi kelompok 1 (satu) Sekolah Demokrasi Kota Batu menggelar workshop bertemakan Mengantisipasi Degradasi Moral Anak dan Remaja di Era Globalisasi pada 28 Juli 2010 di Pemkot Batu.  

Wednesday, March 16, 2011

Mensiasati Kekurangan Jam Pelajaran PAI di Sekolah

        Salah satu masalah yang sering dikemukakan para pengamat pendidikan islam yaitu adanya kekurangan jam pelajaran untuk pengajaran agama islam yang disediakan di sekolah-sekolah umum seperti SD, SMP, atau SMA. Masalah inilah yang sering di anggap sebagai penyebab utama timbulnya kekurangan para pelajaran dalam memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran agama. Sebaagi akibat dari kekurangan ini, para pelajar tidak memiliki bekal yang memadai untuk membentengi dirinya dari berbagai pengaruh negatif akibat globalisasi yang menerpa kehidupan . Banyak pelajar yang terlibat dalam perbuatan yang kurang terpuji seperti tawuran, pencurian, penodongan, penyalah gunaan obat -obatan terlarang, dan sebagainya. Semua ini karna para pelajar kurangnya bekal pendidikan agama.  
           Untuk mengatasi permasalahn tersebut di atas, solusi yang ditawarkan antara lain dengan menambah jumlah jam pelajaran agama di sekolah dan dengan menambah waktu untuk memberikan perhatian, kasih sayang, bimbingan dan pengawasan dari kedua orang tua di rumah. Disini akan saya beri solusi alternatif untuk menambah jam pelajaran PAI :
  1. Merubah orientasi dan fokus pengajaran agama yang semula bersifat subjek matter oriented  menjadi pengajaran agama yang berorientasi pada pengalaman dan pembentukan sikap keagamaan melalui pembiasaan hidup sesuai dengan agama.
  2. Dengan cara menambah jam pelajaran agama yang diberikan di luar jam pelajaran yang telah ditetapkan dalam kurikulum. Dalam kaitan ini berupa kegiatan ekstra kurikuler seperti pesantren kilat, ROHIS dll.
  3. Meningkatkan perhatian dan kasih sayang serta bimbingan serta pengawasan yang di berikan oleh kedua orang tua di rumah. Hal ini berdasarkan pada pemikiran bahwa anak-anak yang sedang dirumah tumbuh dewasa dan belum membentuk sikap keagamaannya sangat memerlukan bantuan dari kedua orang tua.
  4. Dengan cara melaksanakan tradisi keislaman yang berdasarkan Al-Qur'an dan As-Sunnahb yang disertai dengan penghayatan akan makna dan pesan moral yang terkandung di dalamnya.
  5. Pembinaan sikap keagamaan tersebut dapat pula dilakukan dengan memanfaatkan berbagai mass media yang tersedia, seperti radio, surat kabar, buku bacaan, televisi, dll. Di ketahui bahwa salah satu ciri di era modern ini adalah tersedianya berbagai media komunikasi dan informasi di samping menawarkan berbagai pilihan yang negatif juga pilihan yang positif.




Thursday, March 10, 2011

Remaja Muslim, Remaja Super

       Berbicara mengenai remaja tidak akan pernah ada habisnya. memang hal itu benar...Tapi lihat dulu apa yang akan di bicarakan. Di zaman yang serba modern ini sangat jarang orang membicarakan tentang remaja yang tangguh dan super. Rata-rata masyarakat sekarang membicarakan mengenai kehidupan remaja yang notabene di pandang dari negatif. Bukan berbicara tentang bagaimana menjadikan agar remaja sekarang bisa menjadi remaja muslim yang tangguh, smart dan super.
          Kalau berbicara mengenai remaja super. sebenarnya kita harus tahu makna remaja super itu sendiri. Remaja dikatakan super apabila dia pintar, juara, aktivis, dan cakep. Belum tentu, dalam islam yang dimaksud dengan remaja maka ia jadi semakin baik di hadapan Allah SWT dan di hadapan manusia. Jadi kunci utama remaja super adalah ke shalihan, tak ada yang lain oleh karena itu, agar kita bisa jadi remaja super maka kita senantiasa slalu berdoa kepada Allah SWT. Agar menjadikan kita sebagai muslim yang baik, dan dijauhkan dari kesesatan. Salah satu doanya sebagai berikut : " Ya Rabb kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada hati kami , dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau, karna sesungguhnya Engkaulah Maha Pemberi (Karunia) < Qs.Ali Imran : 8>
           Sebagai remaja muslim yang super, kita harus mempunyai cita-cita dan tujuan hidup yang super juga. Salah satu kisah dari sahabat Nabi SAW yatiu Khubaib bin 'Ady : Dalam sebuah insiden ; ia ditahan dan disalib oleh orang-orang musyrik. Tatkala orang-orang musyrik bersiap membunuh dan  menyalibnya, maka ia berkata; " aku tidak akan peduli saat aku terbunuh sebagai seorang muslim, dimanakah di sisi Allah jasadku akan ditempatkan. Tujuanku adalah dari dua ujung busur panah. Maka aku takkan peduli. " Dari kisah tersebut dapat belajar bahwa cita-cita yang paling super alias tertinggi adalah surga di akhirat. Sedangkan tujuan yang tertinggi adalah keridhaan Allah SWT.
          Untuk menjadi remaja muslim yang super dengan tujuan dan cita-cita super tidak berarti harus menarik diri dari apa yang kita jalani saat ini. Punya tujuan dan cita-cita super itu berarti setiap saat aktivitas kamu harus di niatkan sebagai ibadah untuk meraih ridha Allah SWT. Setiap kegiatanmu harus berorientasi ke surga, untuk ketemu sama Allah SWT. Semua kegiatan itu berarti dari yang kecil sampai yang besar. Mulai dari makan-minum, tidur, sekolah, sampai berorganisasi, dan sebagainya. Semuanya itu harus diniatkan karena Allah SWT.
         Kesadaran bahwa semua itu harus bernilai ibadah insyaAllah akan membuatmu hati-hati juga. Jika semua kegiatan kita sehari-hari di orientasikan sebagai ibadah, maka kami juga akan menjaganya agar sesuai dengan syariat.
         Ketika kita beraktivitas di bidang duniawi, kita harus tetap menuntut ilmu agama mengamalkannya serta mendakwahkannya. InsyaAllah dengan demikian kita akan menjadi super karena cita-cita dan tujuan kita hanya pada Allah SWT. Maju terus muslim remaja super. 
(Berbagai sumber) 

Wednesday, November 17, 2010

Kritikan Terhadap Pengajaran PAI

Pendidikan merupakan faktor penting dan menentukan dalam kehidupan suatu bangsa yang berbudaya. Kemajuan suatu bangsa sangat tergantung pada tingkat pendidikan yang diperolehnya. Pendidikan agama merupakan bagian integral dari sistem pendidikan nasional yang memiliki kontribusi yang besar dalam penanaman nilai-nilai moral spritual dan perilaku keberagaman peserta didik. Penanaman nilai-nilai keagamaan ini sangat diprioritaskan dalam pembelajaran pendidikan agama karena pendidikan agama berperan penting dalam pembentukan sikap dan perilaku manusia dalam kehidupan sehari-hari. 
Salah satu masalah dalam pembelajaran PAI yang sering dikeluhkan oleh siswa yaitu selama ini dalam kegiatan belajar mengajar PAI masih sarat orientasi pengajaran ketimbang pembelajarannya. Akibatnya di kalangan siswa mata pelajaran PAI seringkali di pandang sebagai mata pelajaran yang menjemukan, sarat dengan dogma dan indoktrinasi norma-norma agama yang kurang membuka ruang bagi siswa untuk lebih kritis dan kreatif dalam proses belajar mengajar. Tidak mengeherankan jika kemudian siswa menjadi malas dan kurang bersemangat mengikuti matapelajaran ini. Selain itu masalah-masalah dalam pembelajaran PAI yaitu : 
  1. Masalah teknik pembelajaran yang tidak menumbuhkan motivasi siswa.
  2. Eksistensi guru bukan sebagai fasilitator yang membelajarkan siswa, melainkan pribadi yang mengajar atau menggurui.
  3. Penyampaian pesan pembelajaran dengan media yang kurang interaktif dan atraktif.
Mengingat posisi penting pendidikan agama khususnya PAI dalam sistem pendidikan kita sebagai satu dari tiga mata pelajaran yang wajib di ajarkan dari semua jenis, jalur, dan jenjang pendidikan. Maka penerapan "paradigma pembelajaran" dalam kegiatan belajar mengajar PAI harus segera di desak untuk di lakukan perubahan-perubahan sistem pembelajarannya. Dalam hala ini puslitbang pendidikan agama dan keagamaan, Balitbang dan Departemen Agama RI harus berusaha menginisiasi proses perubahan paradigma belajar mengajar PAI dari pengajara menuju pembelajaran dengan mengacu semangat dan kreativitas para guru PAI untuk berkreasi menemukan dan merumuskan berbagai inovasi baru pembelajaran PAI. Dengan itu diharapkan kegiatan belajar mengajar PAI kedepan lebih kreatif, menarik, dan menyenangkan di mata siswa serta efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran.   

Saturday, October 30, 2010

Effective Islam System of education

Islamic society is founded on the principle of belief and rigghteous conduct. This connection between values and practice lies at the very heart of the islamic way of life. To be a Muslim requires that one's faith be reflected in one's practice and daily moral conduct with other people. We have the beautiful teachings of the Holy Qur'an and Prophetic Sunnah, and we have many mosques, islamic schools and organizations.    
Islamic religious instruction, in the recent centuries, has been taught primarily as a body of  information , rather than as a body of experiences. The islamic values education curiculum called for here focuses or  personality and character development of children, close attention to the real needs and concerns of students, and preparation of students, with the critical thinking and problem-sloving skills needed to fuction successfully as Muslims in society. They will become moral individuals by cultivating their minds and hearts, and by having opportunities to actually see and apply islamic values in practice. 
The future will depend on how well we educate our children today and to what extent we are successful in transferring to them the acred vision of life we have as Muslims. Islamic schools have a crucial role to play in providing concrete solutions and programs that will foster this understanding among students and in promoting the role and responsibility of the family in the process of islamic tarbiyah. This essay outlines a new vision of islamic education which is capable of producing Muslim youth with a level of understanding, commitment and social responsibility that will both motivate and enable them to serve islam and humanity effectively. 
Islam education    must be done in a way that links this content to the natural concerns of students as well as  the larger issues facing the world in which they live. 
The goal of islamic education is not to fill our children's mind with information about islam but rather to teach them about being muslim. Islamic education, firts and foremost, must focus on teaching values and omphasize issues of identy and self-esteem.
In developing our approach, we should not hesitate to benefit from educational research. This research  suggests that several factors are essential for effective teaching and learning to occur. They are meaning ful, integrative, value-based,challenging adn active.
  1. Effective islamic teaching and learning must be meaningful.  When learning is meaningful and relevan, students are intrinsically motivated to learn. Students must be led to discover the larger connections between the khowledge and skill they are learning.
  2. Effective islamic teaching and learning must also be integrated. it must encompass and angage the whole child, spritually, emotionally, socially, intellectually and physically.
  3. Most important of all, effective islamic teaching and learning must be value-based. Teachers must therefore develop a better awareness of their owm values and how those values influence their behavior as role- models and what students ultimately learn from these experiences, about others and about islam. 
  4. Effective islamic teaching and learning must also be challenging . Students must be challenged to thoughtfully examine the topic they are studying, to participate assertively in group discussions, to work productively in cooperative learning activities, and to come to grips with controversial issues.
  5. Finally, effective islamic teaching and learning must be active. Learning must be active by emphasizing hands-on and minds-on activities that call for students to react to what they are learning and to use it in their lives in some meaningful way.                          

Thursday, October 28, 2010

KETERAMPILAN BELAJAR

Keterampilan belajar adalah kemampuan kamu menyerap, menyimpan, dan mengeluarkan informasi. Dengan keterampilan belajar kamu bukan saja siap menghadapi dunia pendidikan saja, tapi juga bisa menghadapi dunia kehidupan yang sebenarnya. Percaya deh, keterampilan belajar yang kamu pelajari akan menjadi bagian dari cara kamu meraih kesuksesan dalam hidup. Di bawah in akan saya paparkan mengenai keterampilan belajar :

  1.  Metode Mengingat   
  Banyak jalan untuk bisa mengingat dengan baik, ada beberapa kiat yang bisa diikuti sebagai berikut, yang di singkat dengan nama KEKAL (KElompokkan, KAsih Kode, Lalu hubungkan)

  1. Kelompokkan    
  Teknik pertama dalam mengingat adalah dengan mengelompokkan data yang akan di ingat. Kalau kamu akan mengingat urutan presiden sebuah negara, maka mau bisa mengelompokkan berdasarkan tahun menjabatnya atau susunan abjadnya. Dalam hal ini ada beberapa strategi yang dapat kita gunakan untuk mengingat : (a) Password (kata kunci). Untuk pelajaran menghafal , perhatikan tiap paragraf yang kita baca, tentukanlah kata kuncinya yang bisa menggambarkan isi dari paragraf tersebut dan tandai atau lingkarilah.
     (b) Chunking system. Dengan cara mengelompokkan satu per satu, dengan di kasih nama yang uni sehingga menjalin satu cerita yang menyenangkan untuk diingat.
  2. Kasih Kode      
Ada beberapa teknik memberi kode dalam mengingat yang bisa kita coba :    
(a) Peg system; kita ganti angka dengan kata-kata yang menunjukkan angka tersebut, dengan mencari kemiripan : bunyi (contoh, satu dengan paku, dua dengan kuda)
                 bentuk ( contoh, 2 dengan bebek, 7 dengan tongkat)
                fungsi ( contoh, 007 dengan James Bond, 64 dengan angkutan kota- duduk kiri 6, kanan 4) 
(b) Akronim; singkatan yang merupakan kata yang dibentuk dari huruf-huruf awal atau bagian dari kelompok kata, sehingga memudahkan kita menghafal kreatif.
(c) Location tecnique; Dengan menempatkan daftar kata-kata yang akan kita hafalkan atau password-password dari hafalan kita .
  3. Lalu hubungkan   
Otak kanan kita berhubungan dengan irama, rima, musik, gambar dan imajinasi, yang disebut dengan aktivitas kreatif. Hubungkanlah dengan kata-kata kreatif untuk materi yang akan dihafalkan. Buatlah imajinasi dan asosiasi yang dapat menghubungkan sesuatu yang mirip dengan apa yang akan kita hafalkan.
                                   

Tulisan Disukai Pembaca

Mengulas Buku Fiksi Antologi Cerpen Amygdala

  Amygdala Sebuah Proses Kehidupan www.agusyulianto.com   Judul Buku : Antologi Cerpen FLP Jawa Tengah Amygdala Penulis : Rahman Hanifan, ...